Jumat, 25 Mei 2018 13:49 WIB
Jika Mau Tiru Cara Mahathir Kurangi Utang, Jokowi Harus Lakukan Ini
Hendra Kusuma - detikFinance


Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membuat gebrakan yaitu memotong gaji menteri untuk mengurangi utang yang mencapai 1 triliun ringgit. Mahathir akan memotong 10% dari gaji setiap menteri di kabinetnya.

Nah, jika Pemerintah Indonesia di bawah komando Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mau meniru cara PM Mahathir kurangi utang, kira-kira apa yang perlu dilakukan?

Mengacu pada peraturan pemerintah (PP) Nomor 75 tahun 2000 gaji pokok Presiden ditambah tunjangan jabatan, Rp 30.240.000 ditambah Rp 32.500.000 menjadi Rp 62.740.030. Wakil Presiden totalnya Rp 42.160.000 dari gaji pokok plus tunjangan, Rp 20.160.000 ditambah Rp 22.000.000.

Gaji menteri rata-rata besaranya Rp 18.648.000 yang berasal dari gaji pokok Rp 5.040.000 ditambah tunjangan Rp 13.608.000. Menurut peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yushistira mengatakan dalam satu tahun belanja untuk gaji dan tunjangan sebesar Rp 8,84 miliar.

"Andaikan secara proporsional gaji presiden sampai menteri dipotong 10% saja, maka per tahun uang yang bisa dihemat sebesar Rp 884 juta," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (25/5/2018).

Bhima menilai, angka Rp 884 juta tersebut masih tidak signifikan untuk mengurangi utang pemerintah. Bahkan, angka penghematan tersebut tidak cukup untuk membayar bunga utang dalam satu tahun yang sebesar Rp 220 triliun.

Dia menyarankan jika ingin mengurangi utang pemerintah, maka anggaran yang dipotong harus diperluas dengan memotong juga gaji eselon I dan II di semua kementerian/lembaga, serta rasionalisasi belanja pegawai di pemerintah daerah.

"Harus gotong royong juga dari pusat dan daerah," tutup dia.

Sumber