- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
#CerpenReligi: Takdzimku Berbuah Manis Di Bulan Ramadhan


TS
eriksebastian88
#CerpenReligi: Takdzimku Berbuah Manis Di Bulan Ramadhan
Quote:

Quote:
Takdzimku berbuah manis di bulan Ramadhan
Quote:
Bagi setiap umat muslim di Dunia Ramadhan merupakan bulan penuh hikmah, hal itu tidak diragukan lagi karena manusia dengan seluruh peradaban di atas dunia setuju akan hal itu, tapi berbeda dengan Doni, diusianya yang masih seumur jagung menikmati hari - harinya dalam kesederhanaan. Doni yang masih duduk dibangku sekolah dasar ini sudah hampir tiga tahun ditinggal ayah dan ibunya dan menjadi soerang ulama besar diakhir kehidupannya.
Quote:
Chapter One: #Hidup bersama nenek
Spoiler for ilustrasi:
Quote:

Quote:
Setelah ditinggal ibu dan ayahnya Doni hidup bersama seorang nenek dari ibunya Doni, nenek Sani begitu tetangga memanggilnya, Doni hidup sederhana dengan nenek Sani, meski bisa makan dari hasil menjual kayu bakar tapi Doni tidak pernah mengeluh dengan kehidupannya, tak jarang Doni mendapatkan santunan baik dari para dermawan atau tetangga dekatnya, Doni anak tunggal dari pasangan ibu dan bapak yang tunggal pula, jadi Doni tidak memiliki sanak saudara lagi. Hari demi hari bulan demi bulan tahun demi tahun dilalui Doni dengan senyumannya. Suatu hari diusianya yang genap 6 (enam) tahun Doni bertanya kepada neneknya.
Nek, boleh gak Doni kaya Anton?tanya Doni
maksudnya gimana? tanya nenek pada Doni
iya nek, kan Anton besok sekolah nek, Doni boleh ikut gak?
...
Nenek Sani hanya terdiam dan memalingkan muka lalu beranjak ke dapur, dengan bibir bergetar nenek Sani menahan air mata yang akan terjatuh dari matanya. Sementara Doni masih terduduk di tempat dimana ia tadi bertanya pada neneknya. Terdiam, hanya itu yang doni mampu lakukan karena Doni juga mengetahui bahwa sekolah membutuhkan biaya.
Nek, boleh gak Doni kaya Anton?tanya Doni
maksudnya gimana? tanya nenek pada Doni
iya nek, kan Anton besok sekolah nek, Doni boleh ikut gak?
...
Nenek Sani hanya terdiam dan memalingkan muka lalu beranjak ke dapur, dengan bibir bergetar nenek Sani menahan air mata yang akan terjatuh dari matanya. Sementara Doni masih terduduk di tempat dimana ia tadi bertanya pada neneknya. Terdiam, hanya itu yang doni mampu lakukan karena Doni juga mengetahui bahwa sekolah membutuhkan biaya.
Quote:
Chapter two: Dibantu pak Eko
Spoiler for ilustrasi:
Quote:

Quote:
Meski Doni tidak mendapatkan jawaban dari nenek Sani, Doni tetap mengantarkan Anton temannya ke sekolah, Doni melihat Anton duduk di kursi paling belakang barisan putra sementara Doni hanya bisa memandang dari jendela dari kawat yang hampir berkarat. Terlihat sibuk bapak ibu guru mengatur anak - anak baru dan bersiap untuk mengajar. Setelah Beberapa lama datanglah seorang lelaki berpeci hitam dengan langkahnya yang tegap dan memasuki ruangan kelas Anton, terlihat begitu tenang ruangan kelas yang dimasuki guru lelaki itu, dengan senyuman manis guru laki - laki itu memberikan salam kepada murid barunya.
Selamat pagi semuanya?seraya tersenyum sambil mengarah ke seluruh siswa di kelas.
selamat pagi pak. jawab siswa serentak.
hari ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah, dan selama setahun kedepan kalian akan bersama dengan saya, dan oh iya, nama saya Eko Darmojo, kalian bisa panggil saya Eko. Ada yang mau ditanyakan sebelum kita mulai berkenalan?
begitu pak eko memberikan sambutan paginya. Riuh anak - anak memberikan pertanyaan dan merekapun bermain dengan permainan yang sangat menyenangkan untum berkenalan, dan Doni hanya mampu menyaksikan mereka ditempat dimana dia berdiri. Sementara itu, tanpa sepengatahuan Doni ternyata pak Eko diam - diam memperhatikan Doni yang terlihat begitu asyik memperhatikan permainan yang berlangsung di kelas, dan sampai akhirnya bel istirahatpun berbunyi, anak - anak berhamburan lari keluar kelas untuk berisitirahat. Singkat cerita esoknya Donibikut kembali mengantarkan Anton sekolah dengan harapan ia mampu menyimak apa yang diajarkan oleh pak Eko. Hari itu pelajaran pertamapun dimulainya, dan anak - anak termasuk Anton mulai membuka buku catatan yang divawanya dari rumah.
baik, hari ini kita belajar mengenal huruf - huruf dalam bahasa Indonesia. Siapa yang tau ada berapa abjad dalam bahasa Indonesia? tanya pak Eko
enggak tau pak. timpal Anton
baik, abjad atau huruf dalam bahasa indonesia ada 26, 5 diantaranya adalah huruf vokal dan sisanya adalah huruf konsonan, huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o dan sisanya kalian bisa lihat disini.
sambil menunjuk ke arah papan tulis. Sementara sesekali mata pak Eko memperhatikan ke arah jendela, tiada lain hanya Doni yang bersiri disana. Pak Eko pun melanjutkan mengajar dengan gayanya dan sesekali melirik Doni yang ternyata diam - diam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pak Eko. Setelah memberikan tugas kepada siswa pak Eko lantas keluar kelas, tanpa disadari Doni ternyata pak Eko sudah berdiri di sampingnya.
kamu tidak sekolah? tanya pak Eko
... Doni hanya diam tanpa kata.
De, kamu tidak sekolah? ulang pak Eko
... Doni hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan pak Eko.
Kamu mau sekolah?
... Donipun terdiam
kalo kamu mau sekolah, kamu bilang orang tuamu ya saran pak Eko.
Tanpa diketahui ternyata Anton ada disamping pak Eko dan Doni.
dia sudah tidak punyanorang tua pak. ramah Anton kepada pak Eko.
ini teman kamu, Anton? tanya pak Eko.
iya oak, dia tetangga depan rumah saya. jawab Anton.
Setelah berbincang begitu lama akhirnya Doni diminta pulang oleh lak Eko.
Setelah sekolah selesai ternyata pak Eko mengajak Anton pulang bareng.
Anton! panggil pak Eko.
iya pak. jawab Anton.
Antarkan sayabke rumag Doni. ajak pak Eko.
iya pak. jawab Anton dengan ramah.
Setibanya di rumah Anton, Anton dan krang tuanyapun mengantarkan pak Eko ke rumah nenek Sani dan bertemu dengan Doni, pak Ekopun berbincang dengan nenek Sani dan mengabarkan bahwa Doni besok sudah bisa memulai sekolahnya. Setelah berpamitan dari rumah nenek Sani, pak Eko menitipkan sebuah amplop ke ibunya Anton untum membelikannya seragam sekolah untuk Doni.
Selamat pagi semuanya?seraya tersenyum sambil mengarah ke seluruh siswa di kelas.
selamat pagi pak. jawab siswa serentak.
hari ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah, dan selama setahun kedepan kalian akan bersama dengan saya, dan oh iya, nama saya Eko Darmojo, kalian bisa panggil saya Eko. Ada yang mau ditanyakan sebelum kita mulai berkenalan?
begitu pak eko memberikan sambutan paginya. Riuh anak - anak memberikan pertanyaan dan merekapun bermain dengan permainan yang sangat menyenangkan untum berkenalan, dan Doni hanya mampu menyaksikan mereka ditempat dimana dia berdiri. Sementara itu, tanpa sepengatahuan Doni ternyata pak Eko diam - diam memperhatikan Doni yang terlihat begitu asyik memperhatikan permainan yang berlangsung di kelas, dan sampai akhirnya bel istirahatpun berbunyi, anak - anak berhamburan lari keluar kelas untuk berisitirahat. Singkat cerita esoknya Donibikut kembali mengantarkan Anton sekolah dengan harapan ia mampu menyimak apa yang diajarkan oleh pak Eko. Hari itu pelajaran pertamapun dimulainya, dan anak - anak termasuk Anton mulai membuka buku catatan yang divawanya dari rumah.
baik, hari ini kita belajar mengenal huruf - huruf dalam bahasa Indonesia. Siapa yang tau ada berapa abjad dalam bahasa Indonesia? tanya pak Eko
enggak tau pak. timpal Anton
baik, abjad atau huruf dalam bahasa indonesia ada 26, 5 diantaranya adalah huruf vokal dan sisanya adalah huruf konsonan, huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o dan sisanya kalian bisa lihat disini.
sambil menunjuk ke arah papan tulis. Sementara sesekali mata pak Eko memperhatikan ke arah jendela, tiada lain hanya Doni yang bersiri disana. Pak Eko pun melanjutkan mengajar dengan gayanya dan sesekali melirik Doni yang ternyata diam - diam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pak Eko. Setelah memberikan tugas kepada siswa pak Eko lantas keluar kelas, tanpa disadari Doni ternyata pak Eko sudah berdiri di sampingnya.
kamu tidak sekolah? tanya pak Eko
... Doni hanya diam tanpa kata.
De, kamu tidak sekolah? ulang pak Eko
... Doni hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan pak Eko.
Kamu mau sekolah?
... Donipun terdiam
kalo kamu mau sekolah, kamu bilang orang tuamu ya saran pak Eko.
Tanpa diketahui ternyata Anton ada disamping pak Eko dan Doni.
dia sudah tidak punyanorang tua pak. ramah Anton kepada pak Eko.
ini teman kamu, Anton? tanya pak Eko.
iya oak, dia tetangga depan rumah saya. jawab Anton.
Setelah berbincang begitu lama akhirnya Doni diminta pulang oleh lak Eko.
Setelah sekolah selesai ternyata pak Eko mengajak Anton pulang bareng.
Anton! panggil pak Eko.
iya pak. jawab Anton.
Antarkan sayabke rumag Doni. ajak pak Eko.
iya pak. jawab Anton dengan ramah.
Setibanya di rumah Anton, Anton dan krang tuanyapun mengantarkan pak Eko ke rumah nenek Sani dan bertemu dengan Doni, pak Ekopun berbincang dengan nenek Sani dan mengabarkan bahwa Doni besok sudah bisa memulai sekolahnya. Setelah berpamitan dari rumah nenek Sani, pak Eko menitipkan sebuah amplop ke ibunya Anton untum membelikannya seragam sekolah untuk Doni.
Quote:
Chapter three: Berkenalan dengan Aisyah
Spoiler for ilstrasi:
Quote:

Quote:
Pagi - pagi buta, Doni sudah bangun menunggu subuh, ia tak tahan untuk segera menyambut pagi, karena hari ini Doni sudah bisa bersekolah layaknya Anton, nenek Sani dibuat sibuk pagi itu oleh Doni, dengan senyuman dan kebahagiaa. Keduanya mempersiapkan kebutuhan sekolah yang dibelikan oleh ibunya Anton dari bantuan pak Eko.
Pagipun tiba, Doni sudah ada di depan rumah Anton untuk menjemputnya, Antonpun dibangunkannya oleh Doni. Setelah mandi dan sarapan keduanyapun berangkat ke sekolah.
Di sekolah teman - teman Anton menyambut Doni dengan suka cita, mereka berkenalan satu sama lain. Pak Eko pun masuk kelas dan menyemangati semua siswanya dengan belajar menyanyikan lagu kebangsaan. Setelah selesai belajar waktu istirahatpun datang, anak - anak yang membawa uang jajan Merek pergi ke kantin untuk jajan, berbeda dengan Doni malah pergi ke perpustakaan. Disana dia melihat banyak buku dan ia mendekatinya, tatapan tajam ke sebuah tulisan bahwa buku boleh dibaca dan dipinjam. Donipun segera membuka sepatunya lalu masuk ke dalam ruangan itu, setelah beberapa rak buku dilewati akhirnya Doni berhenti disebuah rak yang menyediakan buku cerita rakyat. Dongeng si kancil, itukah buku yang akan diambilnya, tiba - tiba tangan seorang perempuanpun menjulur ke buku yang sama.
eh, maaf...ucap Doni seraya sambil memandang wajah perempuan itu dengan malu.
eh enggak, akubyang minta maaf, soalnya kamu duluan yang datang, maaf ya. timpal perempuan itu.
gak papa kamu baca duluan aja, aku mau cari yang lain. jawab Doni.
Tiba - tiba terdengar suara dari belakang Doni.
kenapa Don? tanya pak Eko.
Enggak pak. jawab Doni sambil menundukkan wajahnya.
owh iya, Doni ini Aisyah, Aisyah ini Doni. Hari ini adalah hari Doni bersekolah. pak Eko memperkenalkan Doni pada sinta dan sebaliknya.
Merekapun berbincang sambil membaca, nampaknya pak Eko mengamati mereka dari jauh jika mereka membuat janjinuntuk esok hari membaca lagi di perpustakaan.
Quote:
Chapter four: Doni belajar mengaji pada ayah Aisyah
Spoiler for ilustrasi:
Quote:

Quote:
Doni, hari ini nenek akan antarkan kamu ke rumah kiai, supaya kamu bisa membaca Al Quran dan belajar agama.ucap nenek Sani sambil mengunyah kue kering yang terbuat dari beras.
dimana itu nek? tanya Doni penasaran
dibkampung sebelah, deket, kamu bisa pulang saat pagi hari untuk sekolah, dan kembali kesana saat sepulang sekolah dan pulang lalu kembali ke sana saat menjelang maghrib. terang nenek Sani.
Iya nek, tapi nanti nenek sama siapa? tanya Doni.
Nenek disini akan ditemani oleh doa Doni. canda nenek Sani.
Sementara hari semakin sore tibalah saatnya Doni diantarkan ke tempat yang nenek Sani janjikan. Setibanya di rumah pak kiyai nenek Sanipun menitipkan Sani.
Pak KIyai, ini cucu semata wayang saya, saya titipkan untuk belajar ilmu agama dan membaca al quran, biarlah saya yang urus urusan perut dan pakainnya, tapi saya minta dengan ridho dan ikhlasnya pak kiyai untuk mendidik cucu semata wayang saya ini dengan didikan agama Islam yang supaya menjadi anak yang soleh serta dirindukan surga. pinta nenek Sani sambiil menjabat tangan pak Kiyai.
Qobiltu. jawab pak Kiyai
setlah hada bi hada itu selesai, pak kiyai memanggil anak perempuannya untuk mengantarkan Doni ke kamarnya dan bergabung dengan santri yang lain.
Aiysah... Aisyah... panggil pak kiyai
sontak Doni merasa kaget dengan nama yang diapnggil oleh guru ngajinya itu.
iya, abah. jawab aisyah dari dapur.
tolong antarkan Doni ke mang Hasan. pinta pak kiai
iya abah. jawab Aisyah
Sementara Doni dengan perasaan gemetar ia pun bangun lalu mengikuti langkah Aisyah. Sesampainya di depan sebuah kamar yang sangat ramai, dimana para santri lain sedang berbincang memperbincangkan masalah - masalah agama, mulailah Aisyah memanggil mang Hasan.
mang Haasan ada santri baru nih, kata abah suruh dianterin ke sini. ucap Aisyah kepada seorang santri dengan wajah bersih dan tampan itu.
iya neng, ayo masuk. jawab mang Hasan
setelah mengantarkan Doni Aisyahpun beranjak kembali ke rumahnya. Tidak lama kemudian, nenek Sani memanggil Doni untuk berpamitan.
Doni, nenek pulang ya. teriak nenek Sani dari luar
IYa nek, sahut Doni dari kamar sambil berlari menuju nenek Sani ia pun bersalaman.
Jangan nakal, kalo waktunya tidur, jangan bergadang, nanti setelah ngaji subuh kamu jangan lupa pulang karena kamu harus sekolah. tambah nenek Sani
iya nek. jawab Doni dengan singkat.
Quote:
Chapter five: Ramadhan Tiba
Spoiler for ilustrasi:
Quote:

Quote:
hari berganti hari, bulan berganti bulan, Doni menjadi anak yang baik seperti yang diharapkan oleh nenek Sani. Tepat hari Kamis tiga hari menjelang Ramadhan nenek Sani mengajak ziarah ke almarhum dan almarhumah ayah dan ibunya Doni. Ziarahpun dipimpin oleh Doni yang memang selama di pesantren ia belajar tentang do'a ziarah dan surat - surat pendek. Setelah selesai bertahlil, Doni menundukkan kepala dan berdoa dalam hatinya meminta agar selalu orang tuanya diberikan tempat yang layak dan diangkat dari segala siksaan kubur. Di sela - sela doa Doni terdengar isak tangis sang nenek yang membuat Doni kemudian gusar dan ikut meneteskan air matanya. Setelah selesai berziarah keduanyapun pulang sambil bercengkrama membincangkan masa depan Doni, sontak nenek menyebut nama Aisyah dalam perbincangannya. Malam minggupun tiba seluruh warga antusias menyambut datangnya bulan ramadhan, karena malam ini mereka akan menjalanan aktivitas shalat tarawih. setelah selesai tarawih, kemudian disambung oleh ustad berceramah, terlihat tetesan air mata yang jatuh dari mata Doni saat ustad itu membicarakan siksa kubur ayah dan ibu yang sudah tiada sedangkan anak dan cucunya di dunia hanya melakukan perbuatan yang yang dilarang oleh Allah. setelah selesai acara tausiyah Doni dan nenek pun pulang ke rumah, mereka beristirahat dengan tenang sampai waktu sahur menjelang. Doni dan nenek bersiap memasak sahur sementara semua sedang dimasak Doni mengambil wudhu dan melakukan shalat malam sebagaimana yang telah ia dapatkan dari ceramah ustad di mesjid seusai shalat tarawih. di ujung sholatnya Doni merebahkan dahirnya di atas sajadah seraya terisak - isak ia membisikkan kata - kata y ang yang membuat neneknya haru dan meneteskan airmatanya serta mengaimini doanya.
Ya Allah, hamba tahu engkaulah yang maha diatas segalanya, engkaulah raja diatas raja, engkaulah penguasa segalanya, termasuk hidup dan matiku. Hamba mohonkan tetapkan Iman Islam hamba, ampunilah segala dosa hamba, berikanlah selalu hamba hidayah untuk menikmati nikmatnya beribadah kepadamu. Engkaulah yang maha penyayang dan pengasih, engkau ciptakan hamba ke dunia ini, engkau ambil ayah dan ibu hamba, hamba ikhlas ya Allah, namun hamba mohonkan ampunan untuk keduanya, hamba mohonkan kebahagiaan untuk ayah dan ibu hamba di alam yang berbeda ini ya Allah, sayangilah keduanya seperti mereka menyayangiku sewaktu kecil. Dan berikanlah kebahagiaan pada nenek yang engkau ciptakan sebagai bidadariku setelah ibu, sehatkanlah ia selalu, tabahkanlah hatinya, sediakanlah ia surga atas segala jasanya, hadiahkanlah kepadanya kehormatan dunia dan akhirat. aamiin
Aminpun bangun dari sujudnya, lalu menuju ke neneknya dengan muka bersimbah air mata seraya memeluk nenknya yang juga ikut menangis.
Ya Allah, hamba tahu engkaulah yang maha diatas segalanya, engkaulah raja diatas raja, engkaulah penguasa segalanya, termasuk hidup dan matiku. Hamba mohonkan tetapkan Iman Islam hamba, ampunilah segala dosa hamba, berikanlah selalu hamba hidayah untuk menikmati nikmatnya beribadah kepadamu. Engkaulah yang maha penyayang dan pengasih, engkau ciptakan hamba ke dunia ini, engkau ambil ayah dan ibu hamba, hamba ikhlas ya Allah, namun hamba mohonkan ampunan untuk keduanya, hamba mohonkan kebahagiaan untuk ayah dan ibu hamba di alam yang berbeda ini ya Allah, sayangilah keduanya seperti mereka menyayangiku sewaktu kecil. Dan berikanlah kebahagiaan pada nenek yang engkau ciptakan sebagai bidadariku setelah ibu, sehatkanlah ia selalu, tabahkanlah hatinya, sediakanlah ia surga atas segala jasanya, hadiahkanlah kepadanya kehormatan dunia dan akhirat. aamiin
Aminpun bangun dari sujudnya, lalu menuju ke neneknya dengan muka bersimbah air mata seraya memeluk nenknya yang juga ikut menangis.
Quote:
CHapter SIx: Doni Dewasa
Spoiler for ilustrasi:
Quote:

Quote:
Tahun berganti tahun Doni semakin dikenal oleh masyarakat luas karena kepiawaiannya menyampaikan ilmu agama pada setiap pengajian, tak jarang orang - orang mengundangnya untuk berceramah pada acara - acara penting, seperti hajatan, tujuh bulanan, sampai Maulid, Isro mi'raj dan menyambut Ramadhan. Sementara sang nenek semakin renta meski dengan keadaan Doni yang jauh berbeda dari dahulu hidup sederhana dan seadaanya, hingga pada suatu hari neneknya meminta Doni untuk segera menikah.
Don, usia enek sudah semakin senja, sebelum nenek dijemput ajal, nenek minta kamu segera menikah, biar nenek menyaksikan pernikahan kamu, carilah gadis yang sesuai dengan seleramu. ungkap nenek Sani kepada Doni,
iya nek. jawab Doni
Setelah berbincang dengan nenek Sani, tiba - tiba seseoang mengucap salam dan memanggil dari luar.
Assalmu'alaikum, ustad dipanggil abah suruh ke pondok. ucap orang diluar.
alaikum salam, iya saya berangkat, jawab Doni.
Nek saya pamit,pamit Doni kepada Nenek.
iya, hati - hati ya nak. timpal nenek
iya nek. jawab Doni.
sesampainya di pondok, ternyata orang sudah ramai, Doni pun bertanya - tanya dalam hatinya, apa yang terjadi sehingga oran ramai begini, pikirnya dalam hati.
ustad disuruh masuk sama abah. pinta seorang santri.
iya, terima kaish. jawab Doni.
Donipun menghadap sang guru, sambil dalam hatinya terus bertanya - tanya.
assalamu'alaikum, ucap Doni.
'alaikumsalam jawab orang - orang yang ada di dalam,
betapa kagetnya Doni saat melihat neneknya yang sudah ada di dalam, hatinya semakin kacau rasa aneh berbaur dengan sejuta tanya dalam hati semakin berkecamuk, seolah khwatir dan takut menghadapi ini semua.
assalamu'alaikum abah, ucap salah satu santri
wa'alaikum salam, ada apa? jawab dan tanya abah pada santrinya.
itu abah teh AIsyah sudah tiba di halaman rumah. jawab sorang santri
ya sudah, terima kasih. jawab abah
ayo Don, ajak abah pada Doni sambil memegang tangannya lalu menuntunnya ke halaman rumah.
riuh suara ibu - ibu bershlawat menyambut kepulangan anak kiayi dari pesantrennya menggetarkan hati Doni yang sedari tadi merasa ada yang aneh dan dibuatnya bertanya - tanya. Tak lama kemudian masuk pula sebuah kendaraan berplat merah yang ditunggangi dengan dua orang membawa map dan dikenali sebagai petugas KUA. Akhhrnya Doni pun menyangka bahwa gurunya akan menikahkan putrinya, hilanglah satu pertanyaan dari kepala Doni, sehingga Donipun agak sedikit kalem. Sudah tradisi memang saat menjelang berakhirnya Ramadhan atau tepatnya di malam takbir biaasnya banyak orang yang menikah, Doni menanggap putriny pak kiai akan dinkahkan malam ini. Hari semakin sore, Doni dan nenek Sani pun tetap di tempat karena ingin menghadiri pernikahan putri gurunya, jika perlu Doni yang bertugas sebagai juru Do'anya, pikirnya dalam hati. Selepas Maghrib orang - orang sudah kumpul di aula yang bisa digunakan untuk jemiahan, dan petugas KUA yang tadi siang pulangpun kembali lagi.
sementara para santriawan dan satriawati semuanya berkumpul untuk mengikuti acara pernikahan dengan khidmat sudah menongkrong di pinggiran kaca dan jendela dan Donipun memasuki aula tersebut, setelah selesai menyalami jamaah Donipun duduk disamping para ustad yang lain, namun tiba - taiba abah haji memanggilnya.
Doni, kemarilah. panggil kiai
iya abah. jawab Doni.
tolong ambilkan jas hitam abah yang mengguntung di ruang tamu. pinta abah kiai
baik abah. sahut Doni,
Donipun beranjak dengan santainya, tanpa pikir panjang Doni mengambil dan menyerahkan Jas itu pada gurunya, lalu Donipun duduk kembali. Tak lama kemudian acarapun dimulai dan dipaparkannya acara demi acara oleh MC dan tibalah saatnya pada acara Ijab Qabul, betapa kagetnya Doni saat sang guru mendekatinya dengan membawa jas hitam yang diambilnya dari ruang tamu tadi.
Abah ikhlaskan Aisyah untuk Doni, pakailah jas ini duduklah di depan. pinta abah kiai
Doni bergetar tak bisa berucap sepatah katapun, entah ekspresi apa yang harus ia keluarkan untuk menutupi rasa malu dan harunya. Akhirnya Ijab qabulpun dilangsungkan dan berlangsung dengan khidmat. Tak lama setelah itu Doni mencari neneknya dan sujud di kaki neneknya.
Don, usia enek sudah semakin senja, sebelum nenek dijemput ajal, nenek minta kamu segera menikah, biar nenek menyaksikan pernikahan kamu, carilah gadis yang sesuai dengan seleramu. ungkap nenek Sani kepada Doni,
iya nek. jawab Doni
Setelah berbincang dengan nenek Sani, tiba - tiba seseoang mengucap salam dan memanggil dari luar.
Assalmu'alaikum, ustad dipanggil abah suruh ke pondok. ucap orang diluar.
alaikum salam, iya saya berangkat, jawab Doni.
Nek saya pamit,pamit Doni kepada Nenek.
iya, hati - hati ya nak. timpal nenek
iya nek. jawab Doni.
sesampainya di pondok, ternyata orang sudah ramai, Doni pun bertanya - tanya dalam hatinya, apa yang terjadi sehingga oran ramai begini, pikirnya dalam hati.
ustad disuruh masuk sama abah. pinta seorang santri.
iya, terima kaish. jawab Doni.
Donipun menghadap sang guru, sambil dalam hatinya terus bertanya - tanya.
assalamu'alaikum, ucap Doni.
'alaikumsalam jawab orang - orang yang ada di dalam,
betapa kagetnya Doni saat melihat neneknya yang sudah ada di dalam, hatinya semakin kacau rasa aneh berbaur dengan sejuta tanya dalam hati semakin berkecamuk, seolah khwatir dan takut menghadapi ini semua.
assalamu'alaikum abah, ucap salah satu santri
wa'alaikum salam, ada apa? jawab dan tanya abah pada santrinya.
itu abah teh AIsyah sudah tiba di halaman rumah. jawab sorang santri
ya sudah, terima kasih. jawab abah
ayo Don, ajak abah pada Doni sambil memegang tangannya lalu menuntunnya ke halaman rumah.
riuh suara ibu - ibu bershlawat menyambut kepulangan anak kiayi dari pesantrennya menggetarkan hati Doni yang sedari tadi merasa ada yang aneh dan dibuatnya bertanya - tanya. Tak lama kemudian masuk pula sebuah kendaraan berplat merah yang ditunggangi dengan dua orang membawa map dan dikenali sebagai petugas KUA. Akhhrnya Doni pun menyangka bahwa gurunya akan menikahkan putrinya, hilanglah satu pertanyaan dari kepala Doni, sehingga Donipun agak sedikit kalem. Sudah tradisi memang saat menjelang berakhirnya Ramadhan atau tepatnya di malam takbir biaasnya banyak orang yang menikah, Doni menanggap putriny pak kiai akan dinkahkan malam ini. Hari semakin sore, Doni dan nenek Sani pun tetap di tempat karena ingin menghadiri pernikahan putri gurunya, jika perlu Doni yang bertugas sebagai juru Do'anya, pikirnya dalam hati. Selepas Maghrib orang - orang sudah kumpul di aula yang bisa digunakan untuk jemiahan, dan petugas KUA yang tadi siang pulangpun kembali lagi.
sementara para santriawan dan satriawati semuanya berkumpul untuk mengikuti acara pernikahan dengan khidmat sudah menongkrong di pinggiran kaca dan jendela dan Donipun memasuki aula tersebut, setelah selesai menyalami jamaah Donipun duduk disamping para ustad yang lain, namun tiba - taiba abah haji memanggilnya.
Doni, kemarilah. panggil kiai
iya abah. jawab Doni.
tolong ambilkan jas hitam abah yang mengguntung di ruang tamu. pinta abah kiai
baik abah. sahut Doni,
Donipun beranjak dengan santainya, tanpa pikir panjang Doni mengambil dan menyerahkan Jas itu pada gurunya, lalu Donipun duduk kembali. Tak lama kemudian acarapun dimulai dan dipaparkannya acara demi acara oleh MC dan tibalah saatnya pada acara Ijab Qabul, betapa kagetnya Doni saat sang guru mendekatinya dengan membawa jas hitam yang diambilnya dari ruang tamu tadi.
Abah ikhlaskan Aisyah untuk Doni, pakailah jas ini duduklah di depan. pinta abah kiai
Doni bergetar tak bisa berucap sepatah katapun, entah ekspresi apa yang harus ia keluarkan untuk menutupi rasa malu dan harunya. Akhirnya Ijab qabulpun dilangsungkan dan berlangsung dengan khidmat. Tak lama setelah itu Doni mencari neneknya dan sujud di kaki neneknya.
Quote:
Demikianlah cara Allh menyatukan dua hati yang masing - masing hati melabuhkan hatinya pada Allah, sehingga Allh berikan keberkahan bagi keduanya yaitu menikahdi bulan yang penuh berkah, banyak pelajaran yang berharga yang harusnya dipetik dari cerita ini. Kegigihan, Kearifan, Kesabaran, Keteladanan dalam mendekatkan diri pada sang ilahi.
Apa yang ada di dalam cerita ini hanya sebatas pengolahan pikiran saja, kurang dan lebihnya TS mohonkan dibukakan pintu maaf yang seluas - luasnya.
Apa yang ada di dalam cerita ini hanya sebatas pengolahan pikiran saja, kurang dan lebihnya TS mohonkan dibukakan pintu maaf yang seluas - luasnya.
Quote:












Diubah oleh eriksebastian88 28-05-2018 02:12




swiitdebby dan anasabila memberi reputasi
2
756
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan