- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Cerpen Religi] From The Bottom Of My Heart


TS
stomsa
[Cerpen Religi] From The Bottom Of My Heart
![[Cerpen Religi] From The Bottom Of My Heart](https://s.kaskus.id/images/2018/05/14/4176847_20180514101915.jpg)
Quote:
Selamat pagi/siang/sore/malam para kaskuser sekalian terutama pada penghuni forum Stories From The Heart (SFTH). Dulu ane penghuni setia forum ini dan sempat buat cerita juga tapi kentang
. Oke kali ini ane mau ikutan event dari Kaskus Kreator untuk membuat cerpen religi. Sebetulnya ane seorang Kristen namun teman-teman ane banyak yang Muslim. Ane tanya di Thread Event boleh ikutan ga? trus salah seorang agan yang tamvan menjawab "Bikin aja gan, malah unik tuh jadinya bagaimana muslim dan Islam dipandang dari kacamata teman non-muslim". So, okedeh ane buatin sekedar meramaikan event ini.

Quote:
![[Cerpen Religi] From The Bottom Of My Heart](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/-_hyjfMmP8A8/VmCDkQOvSbI/AAAAAAAAIEE/SknhNidtLMY/s640/Cinta%2Bbeda%2Bagama.jpg)
Namaku Rizky. Aku tinggal di suatu tempat dimana orang-orang tidak mempersoalkan yang namanya perbedaan. Semuanya setara disini. Beragam suku bangsa, bahasa, serta keyakinan tidak menjadi persoalan bagi kami untuk menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat.
Quote:
[10 Agustus 2010]
"Kyyy!!!!! Silvi nyariin tuh" teriak emak dari ruang tengah.
"Iya mak, suruh aja masuk" Jawabku
Silvi adalah sahabat terbaikku. Sudah lama aku berteman dengannya. Bisa dikatakan seumur hidup mungkin!! Beda umurku hanya terpaut dua hari dengannya. Dia lebih dulu lahir dariku sehingga ia selalu memaksaku memanggilnya dengan sebutan kakak. Rumahnya persis berada di samping rumahku sehingga orangtua kami tentu saja sudah saling kenal dengan baik. Hanya saja keluargaku dan keluarganya berbeda keyakinan aku beragama "Kristen" dan Silvi beragama "Islam".
"Kyyy!!! Lagi ngapain lo??"
"Gw mau molor!! Ganggu orang lain aja lu kutil!!"
"Ya elah baru jam segini udah mau molor aja lo" jawab Silvi sambil melihat jam tangannya.
"Ky kawani gw dong kepasar"
"Ogah!! Sono lu pergi sama si Supri aja" jawabku sambil berbaring
"Ya elah lo kok gitu amat sama kawan lu sendiri
"
"emang lo mau ngapain kepasar?' tanyaku
"Besok kan puasa ya gw mau belanja keperluan lah
"
"Oh iya besok puasa ya??
"
Akhirnya aku dan Silvi berangkat ke pasar untuk belanja segala keperluannya untuk berpuasa besok. Jarak antara rumah kami dengan pasar lumayan jauh sekitar 30 menit di tempuh dengan menggunakan angkutan umum.
Kali ini pasar tidak seperti biasanya. Di setiap sudut terdapat para penjual dan pembeli sedang melakukan transaksi. Jujur! Aku sungguh tidak nyaman berada ditengah-tengah keramaian seperti ini. Satu-satunya alasanku datang ketempat ini adalah Silvi aku sungguh tidak tega menolak apapun yang menjadi permintaannya. Jika masih bisa kupenuhi maka akan aku berikan. Aku tidak tahu apakah perasaanku masih layak dikatakan sebagai perasaan seorang sahabat.
"Nih! Minum dulu!" ujar Silvi sambil menyodorkan sebungkus es campur.
"Mantafff. Tapi punya lo kok dua
??" tanyaku
"besokkan puasa jadi gw mau puas-puasin minum yg seger-seger dulu hehehe
"
"bilang aja lu doyan kamvreett"
"iya juga sih
oh ya ini gw tadi beliin sesuatu buat loh" kata Silvi sambil memberikan sesuatu
Menjelang sore kami pulang menggunakan angkot dengan rute yang sama. Sampai saat aku masih mengenakan barang yang yang diberikan oleh Silvi. Alat penunjuk waktu yang selalu melekat ditangan kiriku akan selalu mengingatkanku pada sosok Silvi yang selalu ceria.
------#####-----
Seperti tahun-tahun sebelumnya aku selalu diundang kerumah Silvi saat awal berbuka puasa. Meskipun perutku masih terisi penuh, aku tak dapat menahan kuasa atas aroma khas kolak yang sedari sore tercium sampai rumahku. Sesampainya dirumah Silvi, Ibu Silvi mempersilahkanku untuk mengambil tempat di samping Silvi. Disana tersaji makanan khas yang pasti selalu ada dibulan Ramadhan. Kami duduk beralaskan tikar dan menghadap kepada TV. Setelah suara adzan berkumandang, mereka berdoa sesuai dengan ajaran Islam dan didalam hati aku berdoa sesuai dengan kepercayaanku.
Tidak ada rasa canggung sedikitpun yang kurasakan di tempat ini. Hanya perasaan hormat dan sayang kepada mereka yang telah mengganggap aku sebagai bagian dari keluarganya dan akupun mengganggap mereka sebagai keluargaku sendiri.
------#####------
Hari-hari yang aku lalui dengan Silvi selalu penuh dengan canda tawa. Kadang aku yang pergi kerumahnya sambil bermain game dengan saudara laki-lakinya. Kebetulan saudara laki-lakinya juga sahabat karibku sejak dulu namanya Supri. Sewaktu kami kecil dulu aku dan Supri sering bermain bersama sampai kedesa seberang hanya untuk mencari lawan bermain bola ataupun bermain karet. Setelah magrib kami baru pulang kerumah dan disana kami diberi hadiah dari emak berupa jeweran ditelinga karena keluyuran satu harian
.
------#####------
Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat. Panas terik matahari rasanya sampai menusuk ke tulang. Aku dan Silvi sedang berada di teras rumah sambil melihat mobil lalu lalang.
"Ky gw haus banget ni!!"
"Sama. Gw juga haus dan juga lapar nih dari tadi pagi. Tapi lo kan puasa" Jawabku
"iya sih"
"Kalau gitu gw makan dulu yak
"
"Kok lo tega sih
"
"ya elah trus mau lu apaan kutil
??"
"Ya tungguin sampai buka puasa
"
"batalin aja yak
"
"kagak
"
"batalin
"
"gak
"
"batalin
"
"Kagak ya kagak
"
"Iya..iya.. bawel gw tungguin sampe buka
"
"nah! gitu dong
"
"kringgg...kringg....kringggg es campur mang oding"
"kringgg...kringg....kringggg es campur mang oding"
"mang! es campur dua bungkus" Teriak Silvi
"Ok Neng"
"kok malah dibeli sih katanya puasa" tanyaku
"nanti buat bukaan"
"nih neng! 10 rebu aja
"
"Nih! makasih ya mang
"
Sepanjang hari kami lewati dengan bercanda gurau dan menggosip mengenai seseorang yang menjadi gebetannya. Sebenarnya perasaanku juga agak sebal mendengarnya tetapi tetap saja aku mendengarkan ceritanya dengan seksama.
"Eh ky! Lo tau ga ternyata si Lesti demen ama lo" katanya sambil menyeruput es campur
"hahahahah"
"Kok lo malah ketawa sih?
" sruput lagi
"Gw serius kadal!!! Si Lesti suka sama lo
"
"hahahahaha"
"


"
"Itu es campurnya udah habis lo sruput dari tadi

"
"hah???

hehehe batal deh"




"Iya mak, suruh aja masuk" Jawabku
Silvi adalah sahabat terbaikku. Sudah lama aku berteman dengannya. Bisa dikatakan seumur hidup mungkin!! Beda umurku hanya terpaut dua hari dengannya. Dia lebih dulu lahir dariku sehingga ia selalu memaksaku memanggilnya dengan sebutan kakak. Rumahnya persis berada di samping rumahku sehingga orangtua kami tentu saja sudah saling kenal dengan baik. Hanya saja keluargaku dan keluarganya berbeda keyakinan aku beragama "Kristen" dan Silvi beragama "Islam".
"Kyyy!!! Lagi ngapain lo??"
"Gw mau molor!! Ganggu orang lain aja lu kutil!!"
"Ya elah baru jam segini udah mau molor aja lo" jawab Silvi sambil melihat jam tangannya.
"Ky kawani gw dong kepasar"
"Ogah!! Sono lu pergi sama si Supri aja" jawabku sambil berbaring
"Ya elah lo kok gitu amat sama kawan lu sendiri

"emang lo mau ngapain kepasar?' tanyaku
"Besok kan puasa ya gw mau belanja keperluan lah

"Oh iya besok puasa ya??

Akhirnya aku dan Silvi berangkat ke pasar untuk belanja segala keperluannya untuk berpuasa besok. Jarak antara rumah kami dengan pasar lumayan jauh sekitar 30 menit di tempuh dengan menggunakan angkutan umum.
Kali ini pasar tidak seperti biasanya. Di setiap sudut terdapat para penjual dan pembeli sedang melakukan transaksi. Jujur! Aku sungguh tidak nyaman berada ditengah-tengah keramaian seperti ini. Satu-satunya alasanku datang ketempat ini adalah Silvi aku sungguh tidak tega menolak apapun yang menjadi permintaannya. Jika masih bisa kupenuhi maka akan aku berikan. Aku tidak tahu apakah perasaanku masih layak dikatakan sebagai perasaan seorang sahabat.
"Nih! Minum dulu!" ujar Silvi sambil menyodorkan sebungkus es campur.
"Mantafff. Tapi punya lo kok dua

"besokkan puasa jadi gw mau puas-puasin minum yg seger-seger dulu hehehe

"bilang aja lu doyan kamvreett"
"iya juga sih

Menjelang sore kami pulang menggunakan angkot dengan rute yang sama. Sampai saat aku masih mengenakan barang yang yang diberikan oleh Silvi. Alat penunjuk waktu yang selalu melekat ditangan kiriku akan selalu mengingatkanku pada sosok Silvi yang selalu ceria.
------#####-----
[11 Agustus 2010]
Seperti tahun-tahun sebelumnya aku selalu diundang kerumah Silvi saat awal berbuka puasa. Meskipun perutku masih terisi penuh, aku tak dapat menahan kuasa atas aroma khas kolak yang sedari sore tercium sampai rumahku. Sesampainya dirumah Silvi, Ibu Silvi mempersilahkanku untuk mengambil tempat di samping Silvi. Disana tersaji makanan khas yang pasti selalu ada dibulan Ramadhan. Kami duduk beralaskan tikar dan menghadap kepada TV. Setelah suara adzan berkumandang, mereka berdoa sesuai dengan ajaran Islam dan didalam hati aku berdoa sesuai dengan kepercayaanku.
Tidak ada rasa canggung sedikitpun yang kurasakan di tempat ini. Hanya perasaan hormat dan sayang kepada mereka yang telah mengganggap aku sebagai bagian dari keluarganya dan akupun mengganggap mereka sebagai keluargaku sendiri.
------#####------
Hari-hari yang aku lalui dengan Silvi selalu penuh dengan canda tawa. Kadang aku yang pergi kerumahnya sambil bermain game dengan saudara laki-lakinya. Kebetulan saudara laki-lakinya juga sahabat karibku sejak dulu namanya Supri. Sewaktu kami kecil dulu aku dan Supri sering bermain bersama sampai kedesa seberang hanya untuk mencari lawan bermain bola ataupun bermain karet. Setelah magrib kami baru pulang kerumah dan disana kami diberi hadiah dari emak berupa jeweran ditelinga karena keluyuran satu harian

------#####------
Hari itu cuaca sedang tidak bersahabat. Panas terik matahari rasanya sampai menusuk ke tulang. Aku dan Silvi sedang berada di teras rumah sambil melihat mobil lalu lalang.
"Ky gw haus banget ni!!"
"Sama. Gw juga haus dan juga lapar nih dari tadi pagi. Tapi lo kan puasa" Jawabku
"iya sih"
"Kalau gitu gw makan dulu yak

"Kok lo tega sih

"ya elah trus mau lu apaan kutil

"Ya tungguin sampai buka puasa

"batalin aja yak

"kagak

"batalin

"gak

"batalin

"Kagak ya kagak

"Iya..iya.. bawel gw tungguin sampe buka

"nah! gitu dong

"kringgg...kringg....kringggg es campur mang oding"
"kringgg...kringg....kringggg es campur mang oding"
"mang! es campur dua bungkus" Teriak Silvi
"Ok Neng"
"kok malah dibeli sih katanya puasa" tanyaku
"nanti buat bukaan"
"nih neng! 10 rebu aja

"Nih! makasih ya mang

Sepanjang hari kami lewati dengan bercanda gurau dan menggosip mengenai seseorang yang menjadi gebetannya. Sebenarnya perasaanku juga agak sebal mendengarnya tetapi tetap saja aku mendengarkan ceritanya dengan seksama.
"Eh ky! Lo tau ga ternyata si Lesti demen ama lo" katanya sambil menyeruput es campur
"hahahahah"
"Kok lo malah ketawa sih?

"Gw serius kadal!!! Si Lesti suka sama lo

"hahahahaha"
"




"Itu es campurnya udah habis lo sruput dari tadi



"hah???







[10 September 2010]
Hari ini adalah hari raya Lebaran dimana seluruh umat Muslim di seluruh dunia merayakan kemenangan. Satu hari ini aku tidak melihat wajah Silvi, Supri dan juga keluarganya. Mungkin mereka sedang bersilaturahmi ke rumah saudaranya. Satu harian aku habiskan dirumah saja membaca novel yang tertinggal oleh Silvi.
------#####------
Sebulan setelah lebaran aku belum juga melihat tanda-tanda keberadaan Silvi dan juga keluarganya. Sudah kucoba untuk menelepon no orangtuanya menggunakan hp emak karena memang saat itu kami belum memiliki HP satu sama lain. Tidak ada jawaban yang kudapatkan. Hanya suara mbak-mbak dengan jawaban yang sama jika berulang kali kucuba untuk menghubunginya. "No yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan"
Setiap hari yang kulewati rasanya sangat hampa. Aku rindu sosok Silvi dan juga Supri yang selalu menemani hari-hariku. Jika memang mereka sedang bersilaturahmi di rumah keluarganya mengapa selama ini? tanpa ada kabar sedikitpun yang kuterima. Apa ada sesuatu yang salah aku lakukan sehingga Silvi mencoba untuk menghindariku? Pertanyaan tersebut selalu terbesit dibenakku.
------#####------
Sebulan setelah lebaran aku belum juga melihat tanda-tanda keberadaan Silvi dan juga keluarganya. Sudah kucoba untuk menelepon no orangtuanya menggunakan hp emak karena memang saat itu kami belum memiliki HP satu sama lain. Tidak ada jawaban yang kudapatkan. Hanya suara mbak-mbak dengan jawaban yang sama jika berulang kali kucuba untuk menghubunginya. "No yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan"
Setiap hari yang kulewati rasanya sangat hampa. Aku rindu sosok Silvi dan juga Supri yang selalu menemani hari-hariku. Jika memang mereka sedang bersilaturahmi di rumah keluarganya mengapa selama ini? tanpa ada kabar sedikitpun yang kuterima. Apa ada sesuatu yang salah aku lakukan sehingga Silvi mencoba untuk menghindariku? Pertanyaan tersebut selalu terbesit dibenakku.
[15 Januari 2012]
"Sehari setelah lebaran waktu itu gw dan keluarga gw pergi bersilaturahmi ke salah satu rumah keluarga gw di luar kota. Rencananya kami hanya menginap beberapa hari disana. Sehari sebelum kami pulang Silvi tiba-tiba jatuh sakit. Badannya lemas, demam dan rasa nyeri yang dirasakannya di hampir seluruh persendian. Kami memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi menunggu keadaan Silvi lebih baik. Seminggu kami menunggu tidak ada tanda-tanda tubuh Silvi mengalami perubahan. Silvi harus berjuang melawan sakitnya selama ini. Bokap gw menyarankan untuk segera pulang dengan harapan Silvi lebih baik di tempat tinggal asalnya. Tapi Silvi ga mau bertemu lu Ky. Silvi ga mau melihat lo kecewa, Silvi ga mau melihat lo khawatir! Silvi sangat sayang sama lo bahkan mungkin melebihi rasa sayangnya terhadap gw sebagai kakak kandungnya sendiri. Dia sayang ke lo melebihi rasa sayang seorang sahabat. Gw juga tau sebenarnya lo juga punya perasaan yang sama untuk Silvi selama ini. Agama tidak melarang yang namanya persahabatan. Tapi gw tau kalian berdua saling memendam perasaan kalian masing-masing supaya tidak merusak persahabatan yang terjalin selama ini. Semalam gw dan orangtua gw memutuskan untuk membawa Silvi pulang karena gw yakin cuma lo satu-satunya orang yang bisa membangkitkan semangat hidup Silvi. Gw mohon tolong Silvi" cerita Supri sambil menangis.
Aku tak bisa membendung air mata mendengar ceritanya. Aku kecewa terhadap diriku yang tidak berusaha keras untuk mencari keberadaannya. Sebagai laki-laki aku malu karena tidak dapat mengungkapkan perasaan yang kupendam selama ini terhadap Silvi.
Kami memutuskan untuk segera pulang. Aku tidak sabar untuk segera melihat keadaan Silvi. Di depan rumahnya aku melihat sebuah mobil kijang milik keluarga Silvi. Setelah salim dengan kedua orangtuanya aku dipersilahkan untuk duduk.
"Silvi dimana tante??" tanyaku
"Silvi lagi istirahat dikamarnya" Jawab tante
"Boleh Rizky lihat ga tante"
"Oh silahkan saja, biasanyakan langsung nyelonong aja
"ucapnya berusaha untuk bercanda.
Ibu Silvi merupakan sosok ibu yang tegar yang selalu berusaha untuk menyembunyikan penderitaan yang dialaminya terutama didepan anak-anaknya. Aku melangkah ke arah kamar Silvi. Ruangan yang sungguh tidak asing lagi bagiku. Tempat dimana aku, Silvi dan juga Supri menghabiskan waktu bersama sambil bercanda dan tertawa.
Di dalam kamar aku melihat sosok Silvi yang selama ini selalu segar terkulai lemas di atas tempat tidur.Tubuhnya kurus, kulitnya kemerahan dan rambutnya mulai rontok. Menyadari keberadaanku, ia langsung berusaha untuk duduk.
Kupeluk tubuhnya dengan erat sambil tak kuasa menahan tangis.
"Kemana aja lu kutil!! Gw kangen tau enggakk
"
"Eh lu kadal!! kenapa tiba-tiba mewek gini
??
Aku melepas tubuhnya dari pelukanku dan memandangi wajahnya.
"Lo kenapa?? Kenapa tinggalin gw? kenapa ga ngabarin gw?
"
"Emangnya gw kenapa?? Gw baik-baik aja kok" Jawabnya berusaha tegar
"Ah bisa aja lu kutil!!! Pokoknya mulai detik ini gw ga akan ninggalin lo, titik" ucapku meyakinkannya.
"iya..iya.. bawel udah sono lu!! Bukan muhrim taukk"
"hehehehe
"
------####------
Sejak saat itu aku selalu menemani Silvi. Aku tak biarkan dia jauh dari pengawasanku. Keadaan sudah mulai kembali seperti semula. Aku, Supri dan Silvi kembali bercanda sepanjang sore seperti yang biasa kami lakukan. Hal tersebut membuat orangtua Silvi merasa sedikit lebih lega. Aku sudah kembali melihat secercah semangat hidup di mata Silvi. Kondisi tubuhnya sudah kembali membaik mesti tak seperti dulu.
Di suatu hari Silvi menyuruhku untuk menyanyikan lagu untuknya. Kami berdua sama-sama menyukai sebuah lagu dari Alm. Chrisye dengan judul "Damai Bersamamu". Aku langsung bergegas untuk mengambil gitar akustikku.
Aku Termenung Di Bawah Mentari
Di Antara Megahnya Alam Ini
Menikmati Indahnya Kasih-Mu
Kurasakan Damainya Hatiku
Sabda-Mu Bagai Air Yang Mengalir
Basahi Panas Terik Di Hatiku
Menerangi Semua Jalanku
Kurasakan Tenteramnya Hatiku
Jangan Biarkan Damai Ini Perg
iJangan Biarkan Semuanya Berlalu
Hanya Pada-Mu Tuhan
Tempatku Berteduh
Dari Semua Kepalsuan Dunia
Bila Ku Jauh Dari Diri-Mu
Akan Kutempuh Semua Perjalanan
Agar Selalu Ada Dekat-Mu
Biar Kurasakan Lembutnya Kasih-Mu
Aku menyanyikan lagu itu dengan khusuk di iringi dengan petikan gitar khas akustik. Ya lagu itu adalah lagu dengan makna yang sangat mendalam yang mewakili perasaan setiap manusia terhadap Tuhan-Nya tanpa memandang perbedaan Agama. Silvi tak kuasa untuk menahan tangisnya dan akupun demikian.
Aku pulang sambil menenteng gitar akustik kesayanganku seraya pamit meninggalkan teman-temanku. Aku berjalan menuju rumah dari studio musik yang tidak berjarak terlau jauh dari rumahku. Diperjalanan kulihat sesosok manusia yang tidak asing lagi bagiku duduk di halte bis. Ya! Tidak salah lagi itu adalah Supri.
"Woyy! Kampreet dari mana aja lo" Teriakku sambil memeluknya.
"Gw ga kemana-mana kok. hehehe "
"Eh biadab hampir 2 tahun lo ninggalin gw tanpa ada kabar, ga kemana-mana palalu"
"Kita kesono dulu yuk sambil cerita-cerita" Ajaknya sambil menarik tanganku ke arah warung
"Woyy! Kampreet dari mana aja lo" Teriakku sambil memeluknya.
"Gw ga kemana-mana kok. hehehe "
"Eh biadab hampir 2 tahun lo ninggalin gw tanpa ada kabar, ga kemana-mana palalu"
"Kita kesono dulu yuk sambil cerita-cerita" Ajaknya sambil menarik tanganku ke arah warung
"Sehari setelah lebaran waktu itu gw dan keluarga gw pergi bersilaturahmi ke salah satu rumah keluarga gw di luar kota. Rencananya kami hanya menginap beberapa hari disana. Sehari sebelum kami pulang Silvi tiba-tiba jatuh sakit. Badannya lemas, demam dan rasa nyeri yang dirasakannya di hampir seluruh persendian. Kami memutuskan untuk tinggal lebih lama lagi menunggu keadaan Silvi lebih baik. Seminggu kami menunggu tidak ada tanda-tanda tubuh Silvi mengalami perubahan. Silvi harus berjuang melawan sakitnya selama ini. Bokap gw menyarankan untuk segera pulang dengan harapan Silvi lebih baik di tempat tinggal asalnya. Tapi Silvi ga mau bertemu lu Ky. Silvi ga mau melihat lo kecewa, Silvi ga mau melihat lo khawatir! Silvi sangat sayang sama lo bahkan mungkin melebihi rasa sayangnya terhadap gw sebagai kakak kandungnya sendiri. Dia sayang ke lo melebihi rasa sayang seorang sahabat. Gw juga tau sebenarnya lo juga punya perasaan yang sama untuk Silvi selama ini. Agama tidak melarang yang namanya persahabatan. Tapi gw tau kalian berdua saling memendam perasaan kalian masing-masing supaya tidak merusak persahabatan yang terjalin selama ini. Semalam gw dan orangtua gw memutuskan untuk membawa Silvi pulang karena gw yakin cuma lo satu-satunya orang yang bisa membangkitkan semangat hidup Silvi. Gw mohon tolong Silvi" cerita Supri sambil menangis.
Aku tak bisa membendung air mata mendengar ceritanya. Aku kecewa terhadap diriku yang tidak berusaha keras untuk mencari keberadaannya. Sebagai laki-laki aku malu karena tidak dapat mengungkapkan perasaan yang kupendam selama ini terhadap Silvi.
Kami memutuskan untuk segera pulang. Aku tidak sabar untuk segera melihat keadaan Silvi. Di depan rumahnya aku melihat sebuah mobil kijang milik keluarga Silvi. Setelah salim dengan kedua orangtuanya aku dipersilahkan untuk duduk.
"Silvi dimana tante??" tanyaku
"Silvi lagi istirahat dikamarnya" Jawab tante
"Boleh Rizky lihat ga tante"
"Oh silahkan saja, biasanyakan langsung nyelonong aja

Ibu Silvi merupakan sosok ibu yang tegar yang selalu berusaha untuk menyembunyikan penderitaan yang dialaminya terutama didepan anak-anaknya. Aku melangkah ke arah kamar Silvi. Ruangan yang sungguh tidak asing lagi bagiku. Tempat dimana aku, Silvi dan juga Supri menghabiskan waktu bersama sambil bercanda dan tertawa.
Di dalam kamar aku melihat sosok Silvi yang selama ini selalu segar terkulai lemas di atas tempat tidur.Tubuhnya kurus, kulitnya kemerahan dan rambutnya mulai rontok. Menyadari keberadaanku, ia langsung berusaha untuk duduk.
Kupeluk tubuhnya dengan erat sambil tak kuasa menahan tangis.
"Kemana aja lu kutil!! Gw kangen tau enggakk


"Eh lu kadal!! kenapa tiba-tiba mewek gini


Aku melepas tubuhnya dari pelukanku dan memandangi wajahnya.
"Lo kenapa?? Kenapa tinggalin gw? kenapa ga ngabarin gw?


"Emangnya gw kenapa?? Gw baik-baik aja kok" Jawabnya berusaha tegar
"Ah bisa aja lu kutil!!! Pokoknya mulai detik ini gw ga akan ninggalin lo, titik" ucapku meyakinkannya.
"iya..iya.. bawel udah sono lu!! Bukan muhrim taukk"
"hehehehe

------####------
Sejak saat itu aku selalu menemani Silvi. Aku tak biarkan dia jauh dari pengawasanku. Keadaan sudah mulai kembali seperti semula. Aku, Supri dan Silvi kembali bercanda sepanjang sore seperti yang biasa kami lakukan. Hal tersebut membuat orangtua Silvi merasa sedikit lebih lega. Aku sudah kembali melihat secercah semangat hidup di mata Silvi. Kondisi tubuhnya sudah kembali membaik mesti tak seperti dulu.
Di suatu hari Silvi menyuruhku untuk menyanyikan lagu untuknya. Kami berdua sama-sama menyukai sebuah lagu dari Alm. Chrisye dengan judul "Damai Bersamamu". Aku langsung bergegas untuk mengambil gitar akustikku.

Aku Termenung Di Bawah Mentari
Di Antara Megahnya Alam Ini
Menikmati Indahnya Kasih-Mu
Kurasakan Damainya Hatiku
Sabda-Mu Bagai Air Yang Mengalir
Basahi Panas Terik Di Hatiku
Menerangi Semua Jalanku
Kurasakan Tenteramnya Hatiku
Jangan Biarkan Damai Ini Perg
iJangan Biarkan Semuanya Berlalu
Hanya Pada-Mu Tuhan
Tempatku Berteduh
Dari Semua Kepalsuan Dunia
Bila Ku Jauh Dari Diri-Mu
Akan Kutempuh Semua Perjalanan
Agar Selalu Ada Dekat-Mu
Biar Kurasakan Lembutnya Kasih-Mu
Aku menyanyikan lagu itu dengan khusuk di iringi dengan petikan gitar khas akustik. Ya lagu itu adalah lagu dengan makna yang sangat mendalam yang mewakili perasaan setiap manusia terhadap Tuhan-Nya tanpa memandang perbedaan Agama. Silvi tak kuasa untuk menahan tangisnya dan akupun demikian.
[16 Mei 2018 / Present Day]
Besok adalah hari pertama puasa. Aku selalu mengingat kenanganku bersama dengan Silvi 8 tahun silam. Saat Ramadhan menjadi saat-saat yang kunantikan. Aku memandangi jam tangan pemberian Silvi. Sudah cukup lama jam tangan ini selalu melekat ditangan kiriku. Aku merindukan sosoknya di saat-saat seperti ini. Sosok yang selalu berhasil membuatku tunduk dihadapannya. Tak kuasa melawan segala permintaannya. Sosok yang selalu dapat membangkitkan semangatku.
Silvi menghadap yang Kuasa 5 hari setelah aku menyanyikan lagu terakhir untuknya. Pada akhirnya aku tak dapat mengatakan perasaanku terhadapnya. Terima kasih Silvi!!
Silvi menghadap yang Kuasa 5 hari setelah aku menyanyikan lagu terakhir untuknya. Pada akhirnya aku tak dapat mengatakan perasaanku terhadapnya. Terima kasih Silvi!!
Dear Rizky
Saat kau membaca surat ini aku pasti sudah tiada
Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa sayangku padamu
Tiada pula kata yang dapat menggambarkan rasa syukurku memilikimu
Selama ini aku selalu menahan sakit hanya untuk bisa melihatmu tersenyum
Setiap senyum yang kau berikan adalah semangat hidup bagiku
Pada akhirnya kita tidak ditakdirkan untuk bersama.
Aku mencintaimu!!
Saat kau membaca surat ini aku pasti sudah tiada
Tiada kata yang dapat menggambarkan rasa sayangku padamu
Tiada pula kata yang dapat menggambarkan rasa syukurku memilikimu
Selama ini aku selalu menahan sakit hanya untuk bisa melihatmu tersenyum
Setiap senyum yang kau berikan adalah semangat hidup bagiku
Pada akhirnya kita tidak ditakdirkan untuk bersama.
Aku mencintaimu!!
Quote:
Sekian dulu Thread cerita ini. Meskipun sangat sedikit unsur religinya tapi kita dapat memetik sedikit pelajaran dari kisah ini. TS mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan baik dari segi penulisan dan lain-lainnya. TS tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan dari aga/sista sekalian. Keep Posting Gan/Sis.
Gambar : Google Video: Youtube
Diubah oleh stomsa 20-05-2018 06:12


anasabila memberi reputasi
1
2.3K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan