- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Jejak tidur dan letusan Merapi


TS
BeritagarID
Jejak tidur dan letusan Merapi

Wisatawan berada di kawasan wisata lereng Gunung Merapi, Bungker Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (12/5/2018). Gunung Merapi adalah satu dari 79 gunung api aktif di Indonesia.
Waktu seperti membeku di rumah Sriyanto. Di rumah di Desa Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta itu waktu seperti terpaku di Jumat 5 November 2010 dini hari. Jam yang lumer masih menunjuk angka 12 lebih 5 menit.
Itulah waktu terakhir yang bisa ditunjukkan jam sebelum luluh diterjang awan panas. Barang-barang yang luluh lantak karena awan panas itu dipajang di museum mini Sisa Hartaku.
Pada dini hari yang nahas itu, warga sebenarnya hendak mengungsi. Sri Lestari, salah satu warga di desa Cangkringan menceritakan, petugas gabungan sebenarnya telah mengumumkan untuk bersiap mengungsi mulai Jumat. Tapi erupsi datang lebih dini dari persiapan warga.
Jumat itu lalu jadi petaka. Pada rentang 26 Oktober-hingga 5 November 2010, Merapi beberapa kali mengeluarkan awan panas dan lahar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban tewas karena erupsi Merapi mencapai 386 jiwa.
Mantan Kepala Geologi Surono, pada 2014 menyebut, setelah letusan 2010 itu, Merapi sudah tak memiliki kubah lava lagi.
"Sejak letusan 2010, Merapi tak punya topi lagi. Sistemnya sudah sangat terbuka. Oleh karena itu sering terjadi letusan dan terdengar dentuman akhir-akhir ini," kata Surono, Jumat (2/5/2014) seperti dikutip dari Antaranews.com.
Menurut Surono, magma di dalam gunung diperkirakan sudah habis setelah dikeluarkan pada letusan 2010. Merapi lalu mengisi kembali dapur magma yang nyaris kosong.
Dalam proses pengisian magma, kadang mengeluarkan gas. Ini karena karakter magma di gunung api di Jawa yang kaya kandungan gas. "Oleh karena itu, sering terdengar dentuman yang berasal dari pelepasan gas," kata dia.
Letusan freutik, Jumat (11/5/2018) pekan lalu juga karena pengaruh gas di dalam kawah. Hanik Humaida, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menjelaskan, suara gemuruh yang mengiringi letusan itu disebabkan oleh gas yang ada di dalam Gunung Merapi.
Gas itu terpapar suhu panas lalu mengeluarkan suara bergemuruh. Hanik mengandaikan, munculnya suara itu seperti laiknya merebus air. "Misalnya saat kita merebus air, ada uap yang keluar, nah itu kemudian akan menimbulkan suara-suara. Hal itulah yang terjadi dengan Merapi," ujarnya seperti dipetik dari [URL="http://jogja.tribunnews.com/2018/05/11/penjelasan-kepala-bpptkg-yogyakarta-terkait-suara-gemuruh-yang-menyertai-erupsi-freatik-merapi. "]Tribun Jogja[/URL], Jumat (11/5/2018).
Letusan Terbesar Merapi
Indonesia didiami 127 gunung api aktif atau 13 persen dari gunung api aktif yang ada dunia. Dari 127 gunung api aktif itu, sekitar 60 persen adalah gunung api yang memiliki potensi bahaya cukup besar bagi penduduk di dekatnya.
Tipe gunung itu beragam. Tipe A, gunung api yang pernah erupsi minimal sekali setelah tahun 1600. Jumlahnya ada 79 buah.
Tipe B adalah gunung api yang sesudah 1600 Masehi belum erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala. Jumlahnya 28 buah. Tipe C ada 20 buah. Tipe ini adalah gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia tapi masih terlihat tanda-tanda kegiatan di masa lampau.
Nah, Merapi adalah gunung tipe A.
Pada periode 1548-2014, menurut data pengamatan erupsi gunung Merapi dari Global Volcanism Program, sejak tahun 1548 hingga 2014 gunung Merapi erupsi 71 kali. Dari jumlah ini, 2 erupsi masuk golongan besar dengan indeks 4 (Volcanic Explosivity Index/VEI). Yaitu pada 26 Oktober 2010 dan 15 April 1872.

Indeks VEI ini adalah skala untuk mengukur kekuatan dan besaran letusan gunung api. Skalanya 1 sampai 8. Makin besar skalanya, makin besar letusannya.
Dalam skala 4 VEI, volume materi yang keluar dari kawah minimal 0,1 kilometer kubik dan daya semburan mencapai 10 - 25 km, Dalam 10 ribu tahun terakhir, hanya ada 278 kali letusan gunung api dengan skala ini dalam 10 ribu tahun.
Sebagai perbandingan, letusan Gunung Krakatau pada 1883 dan Gunung Pinatubo (Filipina) pada 1991, termasuk letusan dengan skala sangat besar, 6 VEI. Dengan letusan sebesar ini, materi yang dimuntahkan mencapai 10 kilometer kubik, dan daya sembur setinggi 25 kilometer. Letusan macam ini hanya terjadi 39 kali dalam 10 ribu tahun.
Masa tidur atau istirahat Gunung Merapi antara 1-18 tahun, artinya masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat adalah 18 tahun. Yakni erupsi pada 1786, setelah tidur 18 tahun. Kemudian abad 19 masa istirahat terlama mencapai 6 tahun, sebelum erupsi tahun 1930.
Display only on [url]mobilehttps://public.tableau.com/profile/beritagar#!/vizhome/Erupsi-Merapi/Mobile[/url] var divElement = document.getElementById('viz1526471879828'); var vizElement = divElement.getElementsByTagName('object')[0]; vizElement.style.width='640px';vizElement.style.height='587px'; var scriptElement = document.createElement('script'); scriptElement.src = 'https://public.tableau.com/javascripts/api/viz_v1.js'; vizElement.parentNode.insertBefore(scriptElement, vizElement);
Namun masa istirahat yang panjang, belum tentu menentukan letusan yang akan datang relatif besar. Besar kecilnya letusan lebih tergantung pada sifat magma.
Letusan besar pada Oktober 2010 muncul setelah istirahat 4 tahun. Letusan dengan skala yang sama pada April 1872, masa istirahatnya hanya 1 tahun. Pada erupsi 1786 Merapi meletus dengan skala kecil, 1 VEI. Padahal, sudah istirahat panjang, 18 tahun. Paling singkat hanya 1 tahun.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...letusan-merapi
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
968
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan