- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Turki Usir Dubes Israel, Israel Balas Usir Konsul Turki


TS
neptunium
Turki Usir Dubes Israel, Israel Balas Usir Konsul Turki
Quote:
ANKARA - Pemerintah Turki mengusir Duta Besar Israel untuk Ankara, Eitan Naeh, setelah pasukan Israel menewaskan 60 warga Palestina dalam demo di Gaza. Pemerintah Palestina menyebut kematian 60 warga dalam demo menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem tersebut sebagai pembantaian.
Turki telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap tindakan pasukan negara Yahudi tersebut terhadap demonstran di Gaza. Ankara telah memanggil pulang duta besarnya dari Tel Aviv dan Washington dan menyerukan pertemuan darurat negara-negara Islam pada hari Jumat mendatang.
Presiden Tayyip Erdogan menggambarkan pertumpahan darah pada hari Senin hingga Selasa di perbatasan Gaza merupakan tragedi paling mematikan bagi warga Palestina sejak konflik Gaza 2014.
Menurut Erdogan tindakan pasukan Israel sudah masuk kategori genosida. Dia bahkan menyebut Israel sebagai negara teroris dan menyatakan bahwa pemerintah Turki berkabung tiga hari.
"Duta Besar Israel diberitahu bahwa duta kami untuk Israel dipanggil pulang untuk konsultasi, dan dia diberitahu bahwa akan lebih baik baginya untuk kembali ke negaranya untuk beberapa waktu," kata seorang sumber Kementerian Luar Negeri Turki, yang dikutip Reuters, Selasa (15/5/2018) malam.
"Darah orang-orang Palestina yang tidak bersalah ada di tangan Amerika Serikat," katanya. "Amerika Serikat adalah bagian dari masalah, bukan solusi."
Hubungan antara Ankara dan Washington telah memanas meski merupakan sekutu di keanggotaan NATO. Operasi militer Tukri terhadap pasukan Kurdi di Suriah menjadi salah satu pemicu ketegangan. Selain itu, kasus pengadilan terhadap warga negara Turki dan AS di masing-masing negara juga menambah masalah di antara kedua negara.
Di Istanbul dan Ankara, massa Turki berdemonstrasi menentang Israel atas tragedi di Gaza. Erdogan, yang berkampanye untuk pemilihan presiden dan parlemen bulan depan, mengatakan unjuk rasa akan diadakan pada hari Jumat untuk memprotes pembunuhan massal tersebut.
Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdah kepada parlemen setempat juga mengonfirmasi bahwa unjuk rasa akan digelar di Istanbul."Sekali lagi menunjukkan bahwa orang-orang Turki tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan dan kekejaman, bahwa mereka membela para korban di depan mata, yang kejam," ujarnya.
Sedangkan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyerukan negara-negara Muslim untuk meninjau ulang hubungan mereka dengan Israel setelah kekerasan di perbatasan Gaza hari Senin.
Turki telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap tindakan pasukan negara Yahudi tersebut terhadap demonstran di Gaza. Ankara telah memanggil pulang duta besarnya dari Tel Aviv dan Washington dan menyerukan pertemuan darurat negara-negara Islam pada hari Jumat mendatang.
Presiden Tayyip Erdogan menggambarkan pertumpahan darah pada hari Senin hingga Selasa di perbatasan Gaza merupakan tragedi paling mematikan bagi warga Palestina sejak konflik Gaza 2014.
Menurut Erdogan tindakan pasukan Israel sudah masuk kategori genosida. Dia bahkan menyebut Israel sebagai negara teroris dan menyatakan bahwa pemerintah Turki berkabung tiga hari.
"Duta Besar Israel diberitahu bahwa duta kami untuk Israel dipanggil pulang untuk konsultasi, dan dia diberitahu bahwa akan lebih baik baginya untuk kembali ke negaranya untuk beberapa waktu," kata seorang sumber Kementerian Luar Negeri Turki, yang dikutip Reuters, Selasa (15/5/2018) malam.
"Darah orang-orang Palestina yang tidak bersalah ada di tangan Amerika Serikat," katanya. "Amerika Serikat adalah bagian dari masalah, bukan solusi."
Hubungan antara Ankara dan Washington telah memanas meski merupakan sekutu di keanggotaan NATO. Operasi militer Tukri terhadap pasukan Kurdi di Suriah menjadi salah satu pemicu ketegangan. Selain itu, kasus pengadilan terhadap warga negara Turki dan AS di masing-masing negara juga menambah masalah di antara kedua negara.
Di Istanbul dan Ankara, massa Turki berdemonstrasi menentang Israel atas tragedi di Gaza. Erdogan, yang berkampanye untuk pemilihan presiden dan parlemen bulan depan, mengatakan unjuk rasa akan diadakan pada hari Jumat untuk memprotes pembunuhan massal tersebut.
Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdah kepada parlemen setempat juga mengonfirmasi bahwa unjuk rasa akan digelar di Istanbul."Sekali lagi menunjukkan bahwa orang-orang Turki tidak akan tinggal diam dalam menghadapi ketidakadilan dan kekejaman, bahwa mereka membela para korban di depan mata, yang kejam," ujarnya.
Sedangkan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyerukan negara-negara Muslim untuk meninjau ulang hubungan mereka dengan Israel setelah kekerasan di perbatasan Gaza hari Senin.
sumber: https://international.sindonews.com/read/1306164/43/60-warga-palestina-dibantai-turki-usir-dubes-israel-1526403867
Quote:
YERUSALEM - Pemerintah Israel mengusir konsul Turki di Yerusalem. Tindakan itu sebagai pembalasan setelah Duta Besar Israel di Ankara diusir pemerintah Presiden Tayyip Erdogan.
Duta Besar Israel di Ankara, Eitan Naeh, telah dipanggil Kementerian Luar Negeri Turki."Disuruh kembali ke negaranya untuk jangka waktu tertentu," kata seorang pejabat kementerian tersebut pada hari Selasa.
Alasan pemerintah Erdogan mengusir Dubes Eitan Naeh karena pasukan Israel menewaskan hingga 60 warga Palestina dalam demonstrasi di perbatasan Gaza. Para demonstran menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
Aksi saling usir diplomat ini ikut mewarnai perang kata-kata antara pemimpin kedua negara di Twitter.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Twitter pada hari Senin menulis; "Netanyahu adalah Perdana Menteri dari sebuah negara apartheid yang telah menduduki lahan penduduk yang tidak berdaya untuk lebih dari 60 tahun melanggar resolusi PBB."
"Dia memiliki darah Palestina di tangannya dan tidak bisa menutupi kejahatan dengan menyerang Turki," lanjut Erdigan.
Pada hari yang sama, Netanyahu melalui Twitter membalas Erdogan. "Erdogan adalah salah satu pendukung terbesar Hamas dan tidak ada keraguan bahwa dia memahami terorisme dan pembantaian. Saya menyarankan bahwa dia tidak memberitakan moralitas kepada kami," tulis Netanyahu.
Sementara itu, Menteri Pertanian Uri Ariel memerintahkan pembekuan impor hasil pertanian dari Turki mulai Selasa sore sebagai tanggapan atas pengusiran Dubes Eitan Naeh.
"Kami tidak akan mentoleransi sebuah negara yang mengajarkan moralitas kepada Negara Israel dengan kemunafikan seperti itu. Pasukan keamanan dan tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tanpa takut melindungi penduduk Israel," katanya, yang dilansir Arutz Sheva, Rabu (16/5/2018).
Sumber politik Israel mengatakan kepada media tersebut mengatakan bahwa keputusan untuk mengusir konsul Turki dibuat karena Ankara sedang menunggu kesempatan untuk merusak hubungan dan tidak tulus dalam perjanjian rekonsiliasi yang dicapai bersama-sama.
"Pesan ke duta besar Israel itu bertemu dengan pengumuman serupa kepada konsul Turki," kata sumber tersebut. "Israel siap untuk mendengar kritik yang jujur, tetapi Turki telah lama melewati ambang batas ini."
Duta Besar Israel di Ankara, Eitan Naeh, telah dipanggil Kementerian Luar Negeri Turki."Disuruh kembali ke negaranya untuk jangka waktu tertentu," kata seorang pejabat kementerian tersebut pada hari Selasa.
Alasan pemerintah Erdogan mengusir Dubes Eitan Naeh karena pasukan Israel menewaskan hingga 60 warga Palestina dalam demonstrasi di perbatasan Gaza. Para demonstran menentang pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.
Aksi saling usir diplomat ini ikut mewarnai perang kata-kata antara pemimpin kedua negara di Twitter.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Twitter pada hari Senin menulis; "Netanyahu adalah Perdana Menteri dari sebuah negara apartheid yang telah menduduki lahan penduduk yang tidak berdaya untuk lebih dari 60 tahun melanggar resolusi PBB."
"Dia memiliki darah Palestina di tangannya dan tidak bisa menutupi kejahatan dengan menyerang Turki," lanjut Erdigan.
Pada hari yang sama, Netanyahu melalui Twitter membalas Erdogan. "Erdogan adalah salah satu pendukung terbesar Hamas dan tidak ada keraguan bahwa dia memahami terorisme dan pembantaian. Saya menyarankan bahwa dia tidak memberitakan moralitas kepada kami," tulis Netanyahu.
Sementara itu, Menteri Pertanian Uri Ariel memerintahkan pembekuan impor hasil pertanian dari Turki mulai Selasa sore sebagai tanggapan atas pengusiran Dubes Eitan Naeh.
"Kami tidak akan mentoleransi sebuah negara yang mengajarkan moralitas kepada Negara Israel dengan kemunafikan seperti itu. Pasukan keamanan dan tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tanpa takut melindungi penduduk Israel," katanya, yang dilansir Arutz Sheva, Rabu (16/5/2018).
Sumber politik Israel mengatakan kepada media tersebut mengatakan bahwa keputusan untuk mengusir konsul Turki dibuat karena Ankara sedang menunggu kesempatan untuk merusak hubungan dan tidak tulus dalam perjanjian rekonsiliasi yang dicapai bersama-sama.
"Pesan ke duta besar Israel itu bertemu dengan pengumuman serupa kepada konsul Turki," kata sumber tersebut. "Israel siap untuk mendengar kritik yang jujur, tetapi Turki telah lama melewati ambang batas ini."
sumber: https://international.sindonews.com/read/1306166/43/israel-balas-usir-konsul-turki-1526405445
ketegangan baru di kawasan




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.7K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan