- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TGB Kutuk Teror Bom di Surabaya


TS
ntapzzz
TGB Kutuk Teror Bom di Surabaya


Quote:
MATARAM-Aksi pengeboman gereja di Surabaya benar-benar biadab. Teror bom bunuh diri itu sejauh ini menewaskan 13 orang. Seluruh elemen masyarakat mengutuk perbuatan kejam itu. Termasuk Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi.
TGB mengutuk teror yang tidak manusiawi tersebut. Siapa pun dan apa pun tujuannya, serangan itu tidak bisa dibenarkan. ”Perbuatan yang sangat keji, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan dan keislaman,” tegas TGB usai ceramah di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center, kemarin (13/5).
Islam tidak pernah mengajarkan perbuatan tercela seperti itu. Islam mengajarkan kedamaian. Jangankan negara dalam keadaan damai, kondisi perang sekali pun Islam sangat memuliakan rumah ibadah dan orang yang hendak ibadah. Karena itu rumah ibadah harus dijaga dan tidak boleh ada yang mengganggu.
”Orang mau beribadah, mau berdoa pada Tuhan, itu sangat dimuliakan dalam Islam,” tegas Ketua Alumni Alazhar Indonesia itu.
Sekali pun berbeda keyakinan, Islam sangat memuliakan orang beribadah. Sehingga siapa pun yang mengganggu, apalagi sampai mencederai orang beribadah, dosanya berlipat lipat. ”Dan sangat dilaknat oleh Allah SWT,” katanya.
Tindakan terorisme seperti itu tidak hanya menyakiti korban dan keluarganya, atau umat kristiani, tetapi juga menyakiti umat Islam. Sebab tradisi Islam menyambut Ramadan dengan cara menenangkan diri. Membangun suasana batin yang tenang agar bisa menjalankan ibadah dengan baik. Tapi dengan teror semacam itu, ketenangan umat Islam terganggu.
Aksi teror juga menyakiti umat Islam. Karena setelah teroris beraksi, banyak tuduhan-tuduhan kepada Islam. Agama Islam dianggap mengajarkan kekerasan dan aksi teror. Padahal, semua itu sangat jauh dari tuntutan Islam sesungguhnya.
Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, ketika ada teror bom maka pandangan dunia atas Islam menjadi negatif. Indonesia dinilai tidak bisa menjaga warganya ketika hendak beribadah. Tidak bisa mencegah aksi teror. ”Kita umat Islam juga tersakiti dengan aksi-aksi teror seperti ini,” ujar pimpinan Nahdlatul Wathan itu.
Teror di Surabaya harus menjadi lonceng peringatan bagi semua. Aksi teror semacam itu ke depan harus dihentikan. Tidak boleh lagi terjadi di Indonesia. Diperlukan langkah lebih tegas untuk menghentikannya. ”Sampai kapan kita mau seperti ini?” ujarnya.
Untuk menghentikan aksi terorisme, maka semua lini harus ikut bekerja. Ketika sudah melanggar undang-undang dan membahayakan keamanan nasional, maka polisi dan para penegak hukum harus menindak tegas mereka. mengganjarnya dengan hukuman setimpal.
Jika para ekstrimis menyerang pemikiran anak muda, maka seluruh elemen harus membentengi generasi muda agar tidak terpapar dengan pemahaman yang keliru tentang Islam. Seperti konsep jihad, bagaimana hubungan muslim dan nonmuslim, hingga bagaimana berbangsa berdasarkan Pancasila.
Pancasila menurutnya merupakan dasar bangsa Indonesia yang dirintis dan dirumuskan para ulama pejuang kemerdekaan. Jika ada satu kelompok yang menganggap Indonesia bukan darul Islam, bukan tempat terbaik bagi umat Islam. Pemikiran seperti itu salah besar. ”Jelas keliru dan mereka tidak paham sejarah,” tandas TGB. (ili/r5)Sumber
TGB mengutuk teror yang tidak manusiawi tersebut. Siapa pun dan apa pun tujuannya, serangan itu tidak bisa dibenarkan. ”Perbuatan yang sangat keji, jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan dan keislaman,” tegas TGB usai ceramah di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center, kemarin (13/5).
Islam tidak pernah mengajarkan perbuatan tercela seperti itu. Islam mengajarkan kedamaian. Jangankan negara dalam keadaan damai, kondisi perang sekali pun Islam sangat memuliakan rumah ibadah dan orang yang hendak ibadah. Karena itu rumah ibadah harus dijaga dan tidak boleh ada yang mengganggu.
”Orang mau beribadah, mau berdoa pada Tuhan, itu sangat dimuliakan dalam Islam,” tegas Ketua Alumni Alazhar Indonesia itu.
Sekali pun berbeda keyakinan, Islam sangat memuliakan orang beribadah. Sehingga siapa pun yang mengganggu, apalagi sampai mencederai orang beribadah, dosanya berlipat lipat. ”Dan sangat dilaknat oleh Allah SWT,” katanya.
Tindakan terorisme seperti itu tidak hanya menyakiti korban dan keluarganya, atau umat kristiani, tetapi juga menyakiti umat Islam. Sebab tradisi Islam menyambut Ramadan dengan cara menenangkan diri. Membangun suasana batin yang tenang agar bisa menjalankan ibadah dengan baik. Tapi dengan teror semacam itu, ketenangan umat Islam terganggu.
Aksi teror juga menyakiti umat Islam. Karena setelah teroris beraksi, banyak tuduhan-tuduhan kepada Islam. Agama Islam dianggap mengajarkan kekerasan dan aksi teror. Padahal, semua itu sangat jauh dari tuntutan Islam sesungguhnya.
Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, ketika ada teror bom maka pandangan dunia atas Islam menjadi negatif. Indonesia dinilai tidak bisa menjaga warganya ketika hendak beribadah. Tidak bisa mencegah aksi teror. ”Kita umat Islam juga tersakiti dengan aksi-aksi teror seperti ini,” ujar pimpinan Nahdlatul Wathan itu.
Teror di Surabaya harus menjadi lonceng peringatan bagi semua. Aksi teror semacam itu ke depan harus dihentikan. Tidak boleh lagi terjadi di Indonesia. Diperlukan langkah lebih tegas untuk menghentikannya. ”Sampai kapan kita mau seperti ini?” ujarnya.
Untuk menghentikan aksi terorisme, maka semua lini harus ikut bekerja. Ketika sudah melanggar undang-undang dan membahayakan keamanan nasional, maka polisi dan para penegak hukum harus menindak tegas mereka. mengganjarnya dengan hukuman setimpal.
Jika para ekstrimis menyerang pemikiran anak muda, maka seluruh elemen harus membentengi generasi muda agar tidak terpapar dengan pemahaman yang keliru tentang Islam. Seperti konsep jihad, bagaimana hubungan muslim dan nonmuslim, hingga bagaimana berbangsa berdasarkan Pancasila.
Pancasila menurutnya merupakan dasar bangsa Indonesia yang dirintis dan dirumuskan para ulama pejuang kemerdekaan. Jika ada satu kelompok yang menganggap Indonesia bukan darul Islam, bukan tempat terbaik bagi umat Islam. Pemikiran seperti itu salah besar. ”Jelas keliru dan mereka tidak paham sejarah,” tandas TGB. (ili/r5)Sumber
0
1.7K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan