Diet gadget adalah suatu keharusan, kalau tidak hatimu cepat atau lambat akan mati
TS
babygani86
Diet gadget adalah suatu keharusan, kalau tidak hatimu cepat atau lambat akan mati
Seorang pengamat spiritual bilang seperti ini, tanpa disadari gadget yang memancarkan radiasi elektromagnetik di rumah kita akan menyedot semua prana, energi kehidupan kita. Dan kalau kita terlalu banyak berhubungan dengan benda-benda yang membawa energi elektromagnetik tersebut, maka energi kebaikan dalam diri kita akan habis. Makanya orang-orang jadi mudah marah, mudah jahat, dan energi negatifnya akan keluar.Jagung saja bisa meledak menjadi popcorn. Itu poin yang pertama.
Quote:
Cahaya adalah bentuk dari radiasi elektromagnetik yang membawa energi. Semakin pendek panjang gelombang cahaya semakin besar frekuensinya, maka akan semakin besar energi yang dibawanya. Sinar biru memiliki panjang gelombang yang pendek dibanding sinar dengan warna lainnya, sehingga sinar biru yang akan membawa energi yang cukup besar. Sinar biru menyebabkan kerusakan pada retina mata, terutama degenerasi makula.Makula adalah daerah kecil yang berbentuk bulat, terletak di bagian belakang retina dengan jarak sejauh 3,5 mm dari temporal dan 0,5 mm lebih kecil terhadap diskus. Degenerasi makula juga disebut sebagai proses penurunan penglihatan pusat mata yaitu kemampuan memandang lurus ke depan. Makula Merupakan bagian dari retina yang berfungsi sebagai penglihatan tengah, penderita degenerasi makula akan mengalami gangguan pada penglihatan sentralnya karena sel pada makulanya sudah rusak akibat paparan sinar biru.
Quote:
Sekitar 60 % orang dewasa mengalami digital eye strain yang diakibatkan oleh penggunaan ponsel pintar, televisi, tablet dan beberapa gadget lainnya secara terus-menerus. Semakin meningkatnya pengguna gawai, maka akan semakin banyak yang menderita gejala digital eye strain. Dari hasil perhitungan peneliti, durasi maksimum dan aman untuk menggunakan ponsel cerdas, laptop, dan berbagai gawai lainnya tanpa henti adalah sepanjang 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit. Setelah durasi maksimum tersebut tercapai, dianjurkan untuk beristirahat tidak melihat gadget selama 2 jam.
Jadi, lepaskan diri dari kecanduan gadget. Kata seorang psikolog, hanya orang yang punya self-control, pengendalian diri, yang bisa mengatur diri untuk menggunakan gadget seperlunya saja. Pada zaman modern seperti saat ini, penggunaan gadget untuk menunjang aktivitas hidup sehari-hari memang sudah tak bisa terelakan lagi. Terlebih bagi siswa-siswi SMP dan SMA yang merupakan generasi Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir pada era internet sudah meraja lela. Orang-orang yang masuk dalam generasi tersebut adalah mereka yang lahir dalam rentang 1995-2012. Namun generasi Z di Tanah Air yaitu mereka yang lahir mulai tahun 2000. Penilaian ini mengacu pada perkembangan internet di Indonesia yang penetrasinya masih minim sebelum tahun 2000.
Quote:
Makanya jangan heran, kalau anak-anak pada generasi Z sangat akrab dengan internet dan gadget. Tak cuma sekadar sebagai alat komunikasi dan hiburan, mereka juga menggunakan perangkat itu sebagai media untuk mempelajari hobi, mencari informasi, memecahkan masalah, hingga sumber inspirasi. Maka dari itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa berkawan bahkan bersahabat dengan teknologi informasi. Mereka juga bisa menggandeng teknologi sebagai pendamping siswa dalam belajar. Lagipula, penggunaan teknologi informasi bukan barang baru lagi dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer misalnya.
Namun diet gadget adalah suatu keharusan karena apapun, meski gadget berembel-embel kata smart, tetap dia tidak punya hati dan tetap benda mati. Jika kehidupan selalu tergantung pada benda mati, hatimu pun cepat atau lambat akan mati. Sekitar 60 persen pengguna ponsel mengalami nomophobia, yang merupakan kombinasi dari kata "no", "mobile" dan, "phobia". Jika digabungkan, nomophobia berarti ketakutan berpisah dengan telepon seluler yang dimiliki. Karena apabila tidak memiliki sosok yang bisa diandalkan, manusia cenderung mencari substitusinya yang bisa memenuhi target keterikatan, misal: mainan, hewan, dan barang lainnya. Atau, dalam kasus ini: ponsel. Absennya rasa keterikatan dan ketergantungan dari manusia di dunia nyata membuat kita menjadikan ponsel sebagai pengganti.
Poin terakhir, daripada tergantung gila-gilaan pada telepon di genggaman, lebih baik genggam tangan dan hati orang tersayang, dan lebih baik tengadahkan tangan dan bergantung kepada Tuhan. Daripada kehilangan Tuhan, lebih baik kehilangan handphone.