Kaskus

News

seher.kenaAvatar border
TS
seher.kena
Harga Bahan Baku dan Gabah Meresahkan, Imbas Rupiah Yang Tak Kunjung Menguat
Pelemahan Rupiah yang terjadi merupakan dampak dari menguatnya dollar berskala luas (broadbased) di prediksi akan berdampak terhadap kenaikan harga utamanya harga bahan baku seperti gabah.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Makassar, Muammar Muhayyang, menilai, nilai tukar Rupiah yang sudah menyentuh Rp14.000 per dollar (USD) sudah berstatus warning, yang imbasnya yang paling berbahaya dengan kejadian ini, pada kenaikan harga komoditi pangan, utamanya gabah.

“Dapat berpengaruh terhadap harga gabah,” ungkap Muammar saat dikonfirmasi via seluler, Sabtu (12/5/2018).

Bahkan kata dia, untuk pemasukan dari sektor ekspor, penurunan juga akan terjadi, sebab harga bahan baku naik dan mempengaruhi harga ekspor.

Melihat kondisi tersebut, Pengamat ekonomi Sulsel, Prof Marzuki DEA, menilai pelemahan Rupiah itu akan berdampak terhadap bahan baku impor. Misalnya, benih di sektor pertanian.

“Artinya, saat nilai tukar Rupiah melemah, maka harga benih, gabah, pupuk dan sumber daya lain yang tergantung dari impor, maka berakibat petani-petani akan berdampak negatif,” bebernya.

Jika mengalami lonjakan harga benih, kata dia, diproyeksi para petani akan berhenti. Imbasnya, kemiskinan akan kembali meningkat.

“Nah, persoalan ini akan berlanjut ke politik, apalagi menjelang tahun Pilpres,” terangnya.

Solusinya, Prof Marzuki, menuturkan, Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mesti bekerja ekstra, melalui intervensi ke pasar valas dengan membeli dan jual valas sekurangnya.

“Pemerintah harusnya berusaha menciptakan kepercayaan kepada publik terhadap kebijakan-kebijakan ekonominya, jangan malah membuat publik tadi merasa khawatir dengan kondisi yang berkembang dan bagi masyarakat sendiri, tidak melakukan praktik spekulasi yang berlebihan untuk mencari aman dan untung seketika,” jelasnya.

Disamping itu tambahnya, OJK juga harus bertindak tegas kepada perbankan yang memanfaatkan kesempatan ditengah kesulitan yang ada,” imbuhnya.

Sebelumnya, berkaitan dengan hal ini, Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar, Dindin Syamsuddin, dari informasi yang ia sempat terima, kebijakan kenaikan harga gabah kering di bahas melalui rapat koordinasi terbatas di Jakarta yang dipimpin Menteri Perdagangan.

“Dari hasil rapat itu ditetapkan fleksibilitas serapan gabah sampai 20 persen di atas HPP,” kata Dindin.

Dengan kenaikan fleksibilitas ini, lanjut Dindin, maka Bulog dapat membeli gabah kering giling (GKG) yang awalnya ditetapkan melalui Intruksi Presiden (Inpres) nomor 5 tahun 2015 sebesar Rp4.650/kg menjadi Rp5.580/kg.

“Kami menunggu instruksi selanjutnya dari pusat. Kalau sudah maka kami akan jalankan,” pungkasnya. (**)

http://www.inikata.com/harga-bahan-baku-dan-gabah-meresahkan-imbas-rupiah-yang-tak-kunjung-menguat/


Makan bakso aja
0
797
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan