- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dua Kades di Purwakarta Ultimatum Cagub Jabar Ridwan Kamil


TS
InRealLife
Dua Kades di Purwakarta Ultimatum Cagub Jabar Ridwan Kamil
http://wartakota.tribunnews.com/2018...ni-di-kampanye

*judul dipotong karena aslinya kepanjangan
Kemarin sleding orang, hari ini disleding...

Quote:
Dua Kades di Purwakarta Ultimaltum Cagub Jabar Ridwan Kamil, Karena Bilang Ini di Kampanye
Sabtu, 12 Mei 2018 15:49
WARTA KOTA, BOGOR - Kepala Desa (Kades) Cadasmekar dan Sukasari Purwakarta meminta Ridwan Kamil minta maaf secara terbuka soal pernyataannya ada pasien busung lapar di Desa Cadasmekar.
Jika tidak, dua kades itu akan menempu jalur hukum.
Kepala Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Uci Sanusi menyebut, pernyataan tersebut telah melukai masyarakat desanya, karena dinilai merusak nama baik.
"Kami menunggu permintaan maaf Pak Ridwan Kamil secara terbuka. Karena apa yang kemarin dipertontonkan itu merupakan kebohongan yang nyata. Desa kami disebut punya penderita busung lapar, ini melukai masyarakat, ulama dan aparat desa," kata Uci, Sabtu (12/5/2018) di Purwakarta.
Uci mengatakan, program beras perelek telah berhasil menjadi piranti menjaga ketahanan pangan.
Karena itu, berbagai penyakit seperti busung lapar dan gizi buruk yang diakibatkan kekurangan pangan itu tidak pernah ada.
"Kalau benar ada busung lapar di desa kami, jabatan saya taruhannya. Saya siap mundur dari jabatan kepala desa," tambahnya.
Jika permintaan maaf tidak juga disampaikan, kata Uci, pihaknya tidak segan menempuh jalur hukum.
"Kami siap melaporkan kepada pihak berwajib. Catat kata-kata saya," tegas dia.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Sukasari, Soleh.
Hasanudin (8) yang disebut Ridwan Kamil mengidap busung lapar merupakan warga Kampung Nagrak, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Purwakarta.
Menurut Soleh, Hasanudin sedang menimba ilmu agama di Pesantren Daarul Tawwabiin di Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru.
Hasanudin, menurut Oleh, kemudian dibawa oleh tim kampanye Ridwan Kamil ke sebuah rumah di Kampung Buni Geulis, Desa Cadasmekar untuk keperluan gimmick kampanye.
"Saya rutin bersama kader kesehatan di Sukasari memeriksa warga, tidak ada itu busung lapar. Pak Ridwan Kamil harus minta maaf secara terbuka," katanya.
Hasanudin sendiri membantah dirinya mengidap penyakit busung lapar.
Dia mengaku bisa beraktivitas secara normal sehari-hari di pesantrennya.
Asupan makanan yang cukup pun biasa dia dapatkan di pesantren tersebut.
"Normal makan mah biasa, di pesantren kan banyak kolam ikan, bapak juga punya kolam ikan di Jatiluhur. Biasanya kalau di pesantren makannya sama nasi liwet," ungkap Hasanudin.
Hasanudin mengaku, seorang alumni pesantrennya mendatangi dia pada pagi buta dan memintanya naik motor menuju Desa Cadasmekar.
Di rumah milik Susanti (26) dan Ibnu Faturohman (27) yang merupakan tim sukses Ridwan Kamil, Hasanudin mengaku disuruh tidur di atas kasur lantai.
"Saya dibangunin jam empat subuh, terus di rumah itu disuruh tiduran. Pulangnya, dikasih 10 kilogram beras dan 1 kilogram deterjen," katanya bercerita.
Hasanudin pun menampik jika dikatakan keluarganya kurang mampu.
Sebab, sang ayah, Ujib (56) memiliki kolam jaring apung yang luas di Danau Jatiluhur.
Terkait pengakuannya tidak makan daging, dia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan tradisi di pesantrennya.
"Kalau di pondok mah kan memang tidak makan daging, kalau pulang baru sesekali makan daging. Kalau makan ikan sering, karena bapak kan punya kolam jaring apung," tutupnya. (Soewidia Henaldi)
Editor: Adi Kurniawan
Sabtu, 12 Mei 2018 15:49
WARTA KOTA, BOGOR - Kepala Desa (Kades) Cadasmekar dan Sukasari Purwakarta meminta Ridwan Kamil minta maaf secara terbuka soal pernyataannya ada pasien busung lapar di Desa Cadasmekar.
Jika tidak, dua kades itu akan menempu jalur hukum.
Kepala Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Uci Sanusi menyebut, pernyataan tersebut telah melukai masyarakat desanya, karena dinilai merusak nama baik.
"Kami menunggu permintaan maaf Pak Ridwan Kamil secara terbuka. Karena apa yang kemarin dipertontonkan itu merupakan kebohongan yang nyata. Desa kami disebut punya penderita busung lapar, ini melukai masyarakat, ulama dan aparat desa," kata Uci, Sabtu (12/5/2018) di Purwakarta.
Uci mengatakan, program beras perelek telah berhasil menjadi piranti menjaga ketahanan pangan.
Karena itu, berbagai penyakit seperti busung lapar dan gizi buruk yang diakibatkan kekurangan pangan itu tidak pernah ada.
"Kalau benar ada busung lapar di desa kami, jabatan saya taruhannya. Saya siap mundur dari jabatan kepala desa," tambahnya.
Jika permintaan maaf tidak juga disampaikan, kata Uci, pihaknya tidak segan menempuh jalur hukum.
"Kami siap melaporkan kepada pihak berwajib. Catat kata-kata saya," tegas dia.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Sukasari, Soleh.
Hasanudin (8) yang disebut Ridwan Kamil mengidap busung lapar merupakan warga Kampung Nagrak, Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Purwakarta.
Menurut Soleh, Hasanudin sedang menimba ilmu agama di Pesantren Daarul Tawwabiin di Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru.
Hasanudin, menurut Oleh, kemudian dibawa oleh tim kampanye Ridwan Kamil ke sebuah rumah di Kampung Buni Geulis, Desa Cadasmekar untuk keperluan gimmick kampanye.
"Saya rutin bersama kader kesehatan di Sukasari memeriksa warga, tidak ada itu busung lapar. Pak Ridwan Kamil harus minta maaf secara terbuka," katanya.
Hasanudin sendiri membantah dirinya mengidap penyakit busung lapar.
Dia mengaku bisa beraktivitas secara normal sehari-hari di pesantrennya.
Asupan makanan yang cukup pun biasa dia dapatkan di pesantren tersebut.
"Normal makan mah biasa, di pesantren kan banyak kolam ikan, bapak juga punya kolam ikan di Jatiluhur. Biasanya kalau di pesantren makannya sama nasi liwet," ungkap Hasanudin.
Hasanudin mengaku, seorang alumni pesantrennya mendatangi dia pada pagi buta dan memintanya naik motor menuju Desa Cadasmekar.
Di rumah milik Susanti (26) dan Ibnu Faturohman (27) yang merupakan tim sukses Ridwan Kamil, Hasanudin mengaku disuruh tidur di atas kasur lantai.
"Saya dibangunin jam empat subuh, terus di rumah itu disuruh tiduran. Pulangnya, dikasih 10 kilogram beras dan 1 kilogram deterjen," katanya bercerita.
Hasanudin pun menampik jika dikatakan keluarganya kurang mampu.
Sebab, sang ayah, Ujib (56) memiliki kolam jaring apung yang luas di Danau Jatiluhur.
Terkait pengakuannya tidak makan daging, dia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan tradisi di pesantrennya.
"Kalau di pondok mah kan memang tidak makan daging, kalau pulang baru sesekali makan daging. Kalau makan ikan sering, karena bapak kan punya kolam jaring apung," tutupnya. (Soewidia Henaldi)
Editor: Adi Kurniawan
*judul dipotong karena aslinya kepanjangan
Kemarin sleding orang, hari ini disleding...
0
1.1K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan