- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tokoh NU Nadirsyah Hosen Ungkap Alasan Ragu Pilih Jokowi: Revolusi Mental Mandek
TS
duratmokoo
Tokoh NU Nadirsyah Hosen Ungkap Alasan Ragu Pilih Jokowi: Revolusi Mental Mandek
Tokoh NU Nadirsyah Hosen Ungkap Alasan Ragu Pilih Jokowi: Revolusi Mental Mandek hingga Pungli
Wujud pendukung jokowi, ga jauh2 dari pengkhianat bangsa
Quote:
TRIBUNWOW.COM - Tokoh NU sekaligus dosen di Monas University Australia, Nadirsyah Hosen membeberkan sejumlah alasan kenapa ia belum tentu memilih petahana Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019 mendatang.
Diberitakan TribunWow.com, alasan-alasan itu ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Jumat (11/5/2018).
Awalnya, Nadirsyah Hosen membeberkan hasil survei dari Indikator.
Di mana Jokowi unggul sebesar 60,6 persen dari Prabowo Subianto yang hanya memperoleh suara 29 persen.
Sementara sisanya, 10,4 persen belum menentukan pilihan.
Pria yang kerap disapa Gus Nadir ini kemudian mengaku jika dirinya termasuk orang yang 10,4 persen dan belum tentu memilih Jokowi.
@na_dirs: Menurut survei @indikatorcoid 60,6% dukung Jokowi, dan 29% dukung Prabowo, serta ada 10,4% yang belum menentukan pilihan.
Saya termasuk yang 10,4% belum tentu memilih Jokowi. Apa alasannya? Simak yuk
Menurut Nadirsyah Hosen, tergantung Jokowi layak dipilih atau tidak.
Hal tersebut melihat dari siapa cawapres yang mendampingi hingga kampanye Jokowi.
@na_dirs: Apakah Jokowi layak utk dipilih kembali? Buat saya, itu tergantung:
1. Siapa cawapresnya Jokowi 2019
2. Apakah ada kandidat capres yg lebih baik?
3. Sejauhmana Jokowi mampu menjelaskan keberhasilan & kegagalannya saat kampanye nanti
Gus Nadir juga mengatakan jika dirinya mendukung pemerintahan Jokowi periode pertama hingga selesai.
Meski demikian, pada Pilpres 2019, Jokowi harus mampu menunjukkan prestasi yang bisa membuatnya layak untuk dipilih kembali.
@na_dirs: Saya mendukung pemerintah Jokowi menyelesaikan periode pertamanya ini dg tuntas, dan tidak perlu ada upaya mengganti di tengah jalan.
Tapi dalam sisa waktu yg ada, Jokowi harus menunjukkan prestasi bahwa beliau memang layak dipilih kembali.
Nadirsyah Hosen lantas menyebutkan 3 hal yang membuatnya ragu-ragu, diantaranya revolusi mental hingga pemberantasan pungli yang mandek.
@na_dirs: Saya menyoroti 3 hal:
1. Program revolusi mental yg tdk jalan.
2. Jokowi yg malah merangkul kelompok garis keras.
3. Pemberantasan pungli yg masih jalan di tempat.
Lebih lanjut, Nadirsyah Hosen mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan secara kritis dengan cara yang membangun serta mendorong upaya kompetisi yang sehat.
@na_dirs: Semoga ketiga hal yg saya soroti itu bisa menjadi bekal kelak untuk menentukan apakah Jokowi perlu lanjut periode kedua atau tidak.
Mari kita dukung dg kritis agar beliau menuntaskan tugasnya dg baik.
Mari kita terus beri kritik yg membangun.
Mari kita dorong kompetisi yg sehat.
Postingan Gus Nadir itu kemudian mendapat beragam komentar dari netter.
Salah satunya tampak ia balas.
@nda_herdian: Tapi prof, kalau pilihannya nanti hanya pak Jokowi dan capres yang dibekingi partai oposisi serta simpatisan organisasi terlarang / garis keras, apa prof akan golput ? hahaha.
@na_dirs: Enggak golput. Kan ada kaidah irtikab akhaf af-dhararain wajib.
@nda_herdian: Sebentar prof, tak cari maksud kaidahnya di google, saya nyantri 3 tahun tapi bahasa arab saya masih jelek saja. Malu saya hihihi.
@rara_dd: "Memilih yang paling kecil kadar mudarat atau kerusakan dari dua hal yang sama sama mudarat".
@DsSupriyady: Lagi nunggu Pak Jokowi.... menunjukkan keberpihakan kpd pemberantasan korupsi.
Terutama membentuk team independen penyelesaian kasus Novel!.
@Van_Joull: terimakasih gus... sudah mengajari kami obyektifitas yg berkelas.
Diketahui, Presiden Jokowi kembali akan beralaga dalam kontestasi politik Pilpres 2019.
Jokowi dideklarasikan oleh PDIP melalui Rakornas di Denpasar, Bali pada 23 Februari 2018.
Saat itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menggunakan hak perogratifnya dengan menunjuk langsung Jokowi sebagai capres.
Sebagai lawannya, saat ini baru muncul nama Prabowo Subianto.
Parbowo resmi dideklarasikan oleh partai Gerindra melalui Rakornas di Hambalang pada 11 April 2018.
Sejumlah partai telah bergabung dengan Jokowi, begitu pula dengan Prabowo.
Beberapa tokoh pun kini menjadi ramai diperbincangkan.
Di mana mereka masuk sebagai bursa capres atau cawapres di Pilpres 2019.
Dintaranya Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Mahfud MD, Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan, TGB, Rizal Ramli, sejumlah politisi PKS, Zulkifli Hasan, hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
http://wow.tribunnews.com/2018/05/1...183.1522574853
Diberitakan TribunWow.com, alasan-alasan itu ia sampaikan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Jumat (11/5/2018).
Awalnya, Nadirsyah Hosen membeberkan hasil survei dari Indikator.
Di mana Jokowi unggul sebesar 60,6 persen dari Prabowo Subianto yang hanya memperoleh suara 29 persen.
Sementara sisanya, 10,4 persen belum menentukan pilihan.
Pria yang kerap disapa Gus Nadir ini kemudian mengaku jika dirinya termasuk orang yang 10,4 persen dan belum tentu memilih Jokowi.
@na_dirs: Menurut survei @indikatorcoid 60,6% dukung Jokowi, dan 29% dukung Prabowo, serta ada 10,4% yang belum menentukan pilihan.
Saya termasuk yang 10,4% belum tentu memilih Jokowi. Apa alasannya? Simak yuk
Menurut Nadirsyah Hosen, tergantung Jokowi layak dipilih atau tidak.
Hal tersebut melihat dari siapa cawapres yang mendampingi hingga kampanye Jokowi.
@na_dirs: Apakah Jokowi layak utk dipilih kembali? Buat saya, itu tergantung:
1. Siapa cawapresnya Jokowi 2019
2. Apakah ada kandidat capres yg lebih baik?
3. Sejauhmana Jokowi mampu menjelaskan keberhasilan & kegagalannya saat kampanye nanti
Gus Nadir juga mengatakan jika dirinya mendukung pemerintahan Jokowi periode pertama hingga selesai.
Meski demikian, pada Pilpres 2019, Jokowi harus mampu menunjukkan prestasi yang bisa membuatnya layak untuk dipilih kembali.
@na_dirs: Saya mendukung pemerintah Jokowi menyelesaikan periode pertamanya ini dg tuntas, dan tidak perlu ada upaya mengganti di tengah jalan.
Tapi dalam sisa waktu yg ada, Jokowi harus menunjukkan prestasi bahwa beliau memang layak dipilih kembali.
Nadirsyah Hosen lantas menyebutkan 3 hal yang membuatnya ragu-ragu, diantaranya revolusi mental hingga pemberantasan pungli yang mandek.
@na_dirs: Saya menyoroti 3 hal:
1. Program revolusi mental yg tdk jalan.
2. Jokowi yg malah merangkul kelompok garis keras.
3. Pemberantasan pungli yg masih jalan di tempat.
Lebih lanjut, Nadirsyah Hosen mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan secara kritis dengan cara yang membangun serta mendorong upaya kompetisi yang sehat.
@na_dirs: Semoga ketiga hal yg saya soroti itu bisa menjadi bekal kelak untuk menentukan apakah Jokowi perlu lanjut periode kedua atau tidak.
Mari kita dukung dg kritis agar beliau menuntaskan tugasnya dg baik.
Mari kita terus beri kritik yg membangun.
Mari kita dorong kompetisi yg sehat.
Postingan Gus Nadir itu kemudian mendapat beragam komentar dari netter.
Salah satunya tampak ia balas.
@nda_herdian: Tapi prof, kalau pilihannya nanti hanya pak Jokowi dan capres yang dibekingi partai oposisi serta simpatisan organisasi terlarang / garis keras, apa prof akan golput ? hahaha.
@na_dirs: Enggak golput. Kan ada kaidah irtikab akhaf af-dhararain wajib.
@nda_herdian: Sebentar prof, tak cari maksud kaidahnya di google, saya nyantri 3 tahun tapi bahasa arab saya masih jelek saja. Malu saya hihihi.
@rara_dd: "Memilih yang paling kecil kadar mudarat atau kerusakan dari dua hal yang sama sama mudarat".
@DsSupriyady: Lagi nunggu Pak Jokowi.... menunjukkan keberpihakan kpd pemberantasan korupsi.
Terutama membentuk team independen penyelesaian kasus Novel!.
@Van_Joull: terimakasih gus... sudah mengajari kami obyektifitas yg berkelas.
Diketahui, Presiden Jokowi kembali akan beralaga dalam kontestasi politik Pilpres 2019.
Jokowi dideklarasikan oleh PDIP melalui Rakornas di Denpasar, Bali pada 23 Februari 2018.
Saat itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menggunakan hak perogratifnya dengan menunjuk langsung Jokowi sebagai capres.
Sebagai lawannya, saat ini baru muncul nama Prabowo Subianto.
Parbowo resmi dideklarasikan oleh partai Gerindra melalui Rakornas di Hambalang pada 11 April 2018.
Sejumlah partai telah bergabung dengan Jokowi, begitu pula dengan Prabowo.
Beberapa tokoh pun kini menjadi ramai diperbincangkan.
Di mana mereka masuk sebagai bursa capres atau cawapres di Pilpres 2019.
Dintaranya Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Mahfud MD, Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan, TGB, Rizal Ramli, sejumlah politisi PKS, Zulkifli Hasan, hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
http://wow.tribunnews.com/2018/05/1...183.1522574853
Wujud pendukung jokowi, ga jauh2 dari pengkhianat bangsa
0
2K
Kutip
21
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan