SALATIGA - Kenaikan masif harga telur menjelang bulan puasa membuat gelisah para pedagang di Pasar Raya 1 Salatiga.

Mereka berharap harga komoditas utama masyarakat ini bisa stabil sehingga berpengaruh positif terhadap pendapatan mereka.

Karti, salah satu pemilik warung belanja di pasar tersebut mengatakan dalam hitungan hari harga telur bisa naik seribu rupiah. Menurutnya, dampak dari kenaikan ini adalah sulitnya menentukan keuntungan dari penjualan telur.

"Setiap kilogram yang saya jual saya hanya mengambil untung sebanyak lima ratus rupiah. Saya sampaikan saja berapa harga saya kulakan agar pembeli tahu jika harga yang saya patok sudah mepet dengan harga beli," jelasnya saat ditemui pada Jumat (5/10/2018).

Karti sendiri memasang harga Rp 24 ribu sekilo, dan ia mengatakan setiap kilo telur yang ia beli dihargai Rp 23,5 ribu sekilo.

Kenaikan harga telur dalam beberapa hari terakhir ini diakui oleh seorang pelanggan bernama Rosyidah (39). Pada Rabu (9/5/2018) kemarin, ia masih mendapati harga telur Rp 23 ribu sekilo.

"Namun pada hari ini harganya sudah Rp 25 ribu sekilo, ini juga belum tentu sudah menjadi harga terakhir karena puasa masih beberapa hari lagi dan ada kemungkinan harga naik," katanya.

Di pasar yang sama, pedagang bernama Sutini menambahkan jika boleh memilih, maka ia memilih untuk tidak berjualan telur. Alasannya, harga kulakan dan harga jual kembali tidak berbeda jauh sehingga tidak menjanjikan keuntungan banyak.

"Ini saya kasih lihat sendiri nota kulakan saya, harganya Rp 235 ribu untuk 20 kilo. Kalau misal saya ambil untung dua ribu rupiah belum tentu terjual karena banyak pedagang nekat ambil untuk lima ratus rupiah saja," jelasnya.

http://jateng.tribunnews.com/2018/05...edagang-pusing