Quote:
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah merilis angka cadangan devisa Indonesia di akhir April 2018. Posisi cadangan devisa Indonesia di akhir April 2018 tercatat sebesar US$ 124,86 miliar. Angka ini turun US$ 1,14 miliar dari posisi akhir Maret 2018 yang tercatat sebesar US$ 126 miliar.
Apabila ditelusuri secara historis, cadangan devisa bulan lalu merupakan yang terendah sejak Juni 2017. Memasuki Januari 2018, cadangan devisa RI sebenarnya mampu meningkat hingga US$ 131,98 miliar, namun kemudian secara konsisten menurun.
Pola tersebut berbeda 180 derajat dengan 4 bulan awal tahun 2017, di mana cadangan devisa RI terus meningkat dari US$ 116,89 miliar di bulan Januari 2017 hingga mencapai US$ 123,25 miliar pada bulan April 2018.
BI mengakui bahwa penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Sebagai catatan, nilai tukar rupiah hari ini telah menyentuh Rp 14.045/US$, atau sudah melemah 3,54% secara year-to-date (YTD). Padahal, nilai tukar Ringgit Malaysia dan Baht Thailand masih tercatat menguat masing-masing sebesar 2,37% dan 2,03%.
Selain faktor eksternal yaitu potensi kenaikan suku bunga acuan di AS yang lebih agresif tahun ini, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh tekanan domestik. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang jauh dari harapan pasar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06%. Agak jauh di bawah konsensus pasar yang mencapai 5,18%.
Perkembangan ini menjadi sentimen negatif karena bisa memunculkan anggapan perekonomian Indonesia belum berlari sesuai potensinya. Pasar kemudian 'menghukum' dengan melepas aset-aset berbasis rupiah, karena nilainya turun.
Cadangan Devisa
Pak Agus sebentar lagi pensiun, kita belum tahu Gub BI yang baru akan seperti apa aksinya