Ketua Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya`roni mengatakan, pernyataan Sri Mulyani yang menyatakan tidak takut debat merupakan bentuk penghindaran. Oleh karena itu wajar seseorang yang berniat menghindari sesuatu pasti memberikan seribu alasan yang tidak masuk akal. Karena soal masa depan generasi muda Indonesia adalah tanggung jawab bersama. Tidak hanya Sri Mulyani yang memikirkannya. 

 

 "Jadi tidak masuk akal jika Sri Mulyani merasa paling memikirkan masa depan generasi muda," tegasnya kepada Harian Terbit, Selasa (8/5/2018).

 

Menurutnya, dalam Kabinet ada kementerian yang bertugas memikirkan generasi muda yakni Kemendikbud dan Kemenpora, dan ada beberapa instansi lain yang juga memiliki cakupan kerja yang berkaitan dengan generasi muda.

 

Sementara tugas utama Sri Mulyani sebagai menteri keuangan adalah mengatur pemasukan dan pengeluaran negara, termasuk soal manajemen utang.  "Diantara kebijakannya yang menuai banyak kritik adalah membumbungnya jumlah utang," paparnya.

 

Maka sebagai Menteri Keuangan, sambung Sya`roni, lebih baik fokus menjelaskan soal utang yang membumbung itu. Apalagi Presiden Jokowi  yang memiliki ide soal debat terbuka tersebut. Maka jangan jadikan generasi muda sebagai alasan penghindaran dari debat terbuka soal utang. Karena sudah ada beberapa kementerian yang lebih berwenang mengurusi soal generasi muda. 

 

"Kalau memang Sri Mulyani tidak berani berdebat, lebih baik menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk mencabut ide soal debat terbuka," paparnya.

 

Surat Terbuka 

 

Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma bahkan sampai membuat Surat Terbuka untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Jokowi) agar Sri Mulyani berani berdebat dengan Rizal Ramli. Surat Terbuka dilakukan sebagai tndaklanjut  tawaran debat tersebut terbuka antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan ekonom, DR. Rizal Ramli. Sebelumnya Lieus juga sudah mengirim surat undangan kepada Sri Mulyani dan kepada DR. Rizal Ramli selaku pihak yang menerima tawaran debat tersebut.

 

"Sayang, acara debat terbuka yang seyogianya berlangsung pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2018 di Ballroom Hotel Paragon, Jakarta Barat, ternyata gagal dilaksanakan," kata Lieus kepada Harian Terbit, Selasa (8/5/2018). 

 

Lieus menuturkan, sesuai penuturun Andra, salah seorang Staf Menteri Keuangan mengatakan Sri Mulyani sedang ada kegiatan lain pada hari Selasa (8/5/2018). Sesuai surat yang diajukan kepada Sri Mulyani, pihaknya lalu  menyerahkan waktu pelaksanaan debat tersebut kepada keluangan waktu yang ada pada Sri Mulyani. Namun sampai hari ini surat yang diajukan belum juga mendapat jawaban. 

 

Sebagai fasilitator, Forum Rakyat juga siap menyesuaikan jadwal acara debat tersebut dengan kelonggaran waktu yang dimiliki Sri Muiyani. "Bapak Rizal Ramli juga sudah menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan diri dengan kelonggaran waktu yang ada pada ibu Sri Mulyani," paparnya.

 

Lieus menegaskan, Forum Rakyat sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan acara debat tersebut. Tujuannya hanya satu, agar masyarakat bisa tercerahkan sehingga  simpang siur pemberitaan mengenai posisi utang luar negeri Indonesia bisa menjadi terang dan jelas. Apalagi Jokowi juga sudah menyampaikan agar  negeri ini terus menerus kisruh karena mis komunikasi. 

https://m.harianterbit.com/welcome/read/2018/05/09/97341/0/25/SMI-Buat-Seribu-Alasan-untuk-Hindari-Debat-dengan-RR

Kapan ditayangkan