7rosesAvatar border
TS
7roses
Indikator Politik: 71,3 Persen Responden Puas Kinerja Jokowi
Hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) menunjukkan lebih dari 70 persen responden merasa puas terhadap kinerja Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat sebagai presiden.

Rinciannya, sebanyak 14,8 persen menyatakan sangat puas dan 56,5 persen merasa cukup puas. Sedangkan 25,4 persen merasa kurang puas dan yang merasa tidak puas sama sekali sebanyak 1,9 persen. Sementara itu, sebanyak 1,5 persen tidak menjawab.

"Jadi secara keseluruhan (yang merasa sangat puas dan cukup puas atas kinerja) Pak Jokowi 71,3 persen. kalau yang tidak puas 27,3 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei di kantor Indikator, Cikini, Jakarta, Kamis (3/5).

Survei Indikator dilakukan pada 25-31 Maret 2018 terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Responden dalam survei ini adalah warga negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki hak pilih, yakni minimal usia 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error plus minus 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei juga menunjukkan 17 persen responden sangat yakin Jokowi mampu memimpin Indonesia ke depan menjadi lebih baik dari sekarang. Sedangkan 55,5 persen menyatakan cukup yakin.

Selain itu, sebanyak 18,2 persen merasa kurang yakin, dan 2,7 persen mengaku sama sekali tidak yakin. Sementara itu, 6,6 persen menjawab tidak tahu.

"Jadi 73 persen yakin akan kemampuan Jokowi. Pernah di bulan Juni 2015 keyakinan terhadap Jokowi drop (merosot), tapi setelah itu tingkat keyakinan publik meningkat," kata Burhanuddin.

Sementara survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 7-14 Januari 2018 menyimpulkan isu primordial dalam bentuk Islam politik, isu ekonomi, dan isu buruh asing berpotensi menjegal Jokowi di Pilpres 2019.

Responden terbelah soal isu agama dalam politik. Survei LSI Denny JA mencatat 40,7 persen atau mayoritas responden menyatakan tidak setuju ada pemisahan politik dengan agama.

Di kubu lainnya, terdapat 32,5 persen menilai agama dan politik harus dipisahkan.

"Artinya kita lihat bahwa Jokowi belum terlihat ramah dalam isu agama dan politik. Ini akan mengancam secara elektoral," ujar Peneliti LSI Adjie Alfaraby pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (2/1).

Isu ekonomi dan masuknya tenaga kerja asing juga berpotensi menghambat laju Jokowi. Kata Adjie, dalam masalah ekonomi masyarakat memiliki suasana psikologis yang kurang baik.

Lebih dari setengah responden menyatakan harga kebutuhan pokok meningkat dan memberatkan, lapangan kerja sulit didapatkan, serta jumlah pengangguran semakin meningkat.

Di sisi lain, responden menyatakan kekhawatiran akan isu masuknya tenaga kerja asing, terutama dari China.
"Jika ketiga isu dikelola dengan baik, maka Jokowi akan semakin kuat dan sulit ditandingi. Namun kalau tidak, akan melemahkan Jokowi dan menguatkan capres lain," imbuhnya.

Hasil survei LSI tersebut diambil dari 1.200 responden yang menjadi sampel dan diwawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 7-14 Januari 2018.

LSI menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9 persen.

,sumber
0
1.1K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan