Hai kawan.
Apa kabarmu hari ini,?
Semoga kau baik-baik saja, jangan lupa bahagia ya kawan. Sebab kebahagiaan itu sesuatu yang sangat berharga di kehidupan yang singkat ini.

Contohnya diriku kawan.
Boleh ya aku sedikit bercerita. Sudah lama sekali aku tak bercerita kepadamu. Seingatku terakhir aku bercerita padamu adalah 12 atau 13 tahun yang lalu.

Maafkan aku kawan, aku memang tak berharap bercerita lagi kepadamu. Karena hanya cerita sedih yang aku ceritakan.
Dan sepertinya ini terjadi lagi. Sebuah kesedihan kembali ku alami.
Kamu pasti gak tau, aku sekarang sudah berumah tangga. Dan aku punya putri yang cantik, cerdas, dan soleha, aamiin..
Istriku berasal dari jawa timur. Anak sulung. Kami berjumpa di borneo. Yaa seperti kisah orang lain kawan. Rekan sesama kerja.
Kami menikah 6 tahun lalu. Acara kecil dan sederhana.

Aku sangat bahagia kala itu kawan. Aku duda, umur juga udah ga muda. Menikah dengan gadis muda yang baik, santun dan berhati lembut. Dan yang terpenting dia mencintaiku apa adanya. Aku pun begitu kawan. Aku sangat mencintainya. Aku tak tau kenapa aku sangat mencintainya. Yang jelas perasaan itu membuat ku bahagia kawan.

Hari demi hari kami lalui, ada sih terkadang kami berselisih paham, bertengkar, saling merajuk. Tapi kami bisa melaluinya. Rumah tangga ku indah kawan. Walau hidup sederhana ala kadarnya, tapi bahagia. Boleh ya aku minta tolong lagi, jangan pernah kamu menceritakan hal ini kepada siapapun. Kamu tau kan aku gimana. Hanya kamu yang aku percaya kawan.

Aku merasakan istriku berubah kawan. Dia yang dulu santun dan lembut, sekarang menjadi keras, agak kasar, terkadang sudah bisa membentakku. Ya memang aku keras kawan. Tapi ga seperti ini yang aku harapkan dari istriku. Dia dulu gadis yang lembut, santun, dan baik hati. Aku berharap kerasnya diriku bisa berubah menjadi lebih baik oleh pengaruh sifat baiknya itu. Tapi kenapa sekarang istriku berubah,??? Aku sedih kawan. Seperti hancur hatiku rasanya.
Kamu tau ga kawan, sampai istriku sendiri membuat status di social media tentang konflik kami. Aku sama sekali tak memduganya kawan. Aku pikir istriku ga akan seperti itu lagi. Karena dulu juga pernah, dan aku sangat marah dibuatnya.
Sekarang di ulanginya lagi. Aku kecewa kawan !! Sangat kecewa !! Aku malu !!
Aku berpikir hanya konflik seperti ini, sampai hati istriku sendiri menyebarnya di media social. Ini kan harkat martabat rumah tangga kawan. Kamu tau kan. Bukankah seharusnya seorng istri menutup aib suaminya. Tapi kenapa malah di sebarkan. MasyaAllah kawan. Aku malu !! Sangat malu dan kecewa !!
Sampai aku berpikir, mungkin di belakangku istriku juga menceritakan kekuranganku kepada teman-temannya. Bukan tidak mungkin. Hingga aku merasa malu dan ga mau bertemu dengan teman-temannya. Bayangkan kalau itu benar kawan. Aku kecewa !!

Hingga aku berpikir, mungkin sebaiknya aku hapus semua akun social mediaku. Karena sakit rasanya hatiku jika nanti istriku mengulanginya kembali. Lebih baik aku tidak mengetahuinya. Sudah dua hari salah satu akun social mediaku tidak kubuka. Sebelumnya akun itu aku hapus seluruhnya berikut aplikasinya.

Mungkin istriku sekarang ada rasa penyesalan menikah denganku. Kau tau kawan,?! Istriku jauh lebih muda dariku. Teman istriku sekarang banyak. Dan suami teman-teman istriku masih muda. Kehidupannya bisa dikatakan mapan.
Apalah aku yang separuh baya. Pekerjaan pun ga jelas. Kerja sama orang tapi ga jelas hitungannya. Mungkin karena itu istriku berubah. Tapi tak apa kawan. Demi buah hati aku bertahan. Cukup sekali aku kehilangan buah hatiku. Walaupun istriku sudah berubah, atau mungkin rasa cinta dan sayangnya juga berubah, aku akan tetap bertahan. Demi anakku.

Maafkan aku ya kawan. Aku berharap tidak akan bercerita lagi kepadamu. Baik-baik ya kawan. Jangan lupa bahagia. 😊