Kaskus

Entertainment

dewaagniAvatar border
TS
dewaagni
Faham Ali Taitang-Zikrullah di Banggai Kepulauan
Faham Ali Taitang-Zikrullah di Banggai Kepulauan

Nasaruddin Umar

Faham Ali Taitang-Zikrullah di Banggai Kepulauan

(Foto: ilustrasi)


FAHAM Ali Taitang-Zikrullah sebuah faham yang pernah menghebohkan masyarakat Sulawesi Tengah, dengan hadirnya seorang yang bernama Ali Taitang mengangkat dirinya sebagai Nabi pada 19 Oktober 1956. Setelah wafat digantikan oleh putranya bernama Zikrullah yang juga melanjutkan kenabian bapaknya.

Faham ini dicetuskan oleh Ali Taitang di Likabu di Kampung Sampekonan, tepatnya Desa Labibi, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Wilayah ini sangat terpencil.

Menurut Nuhrison M Nuh, Peneliti Puslitbang Kehidupan Beragama Kementerian Agama, dalam penelitiannya tentang Nabi dari Sampekonan: Studi terhadap Faham Ali Taetang dan Zikrullah, menyatakan kawasan ini sangat jauh dan sulit dijangkau kendaraan.

Saat ini diperlukan kendaraan mobil 17 jam kemudian naik kapal 8 jam ke Banggai, disambung lagi dengan menggunakan speedboot sekitar sejam, kemudian mengunakan ojek sekitar 20 menit ke lokasi. Kalau di Jakarta diperlukan waktu sekitar 3 hari 2 malam untuk sampai ke lokasi itu.

H. Ali Taitang Likabu lahir di Kampung Timbong di pedalaman P. Banggai, Senin 10 Juli 1922 dari keluarga petani. Ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru di Luwuk, kemudian menjadi guru Sekolah Bakyat Banggai. Ia memiliki bakar seni dan orator yang tinggi.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Sumatera Thawalib Bukit Tinggi, Sumater Barat, selama 4 tahun. Sekembalinya dari Sumatera ia menjumpai isterinya sudah kimpoi dengan laki-laki lain. Semenjak itu ia merasa terpukul, selalu merenung, hingga pada suatu ketika ia melihat cahaya begitu terang di sebuat tempat bernama Batusosoat, terletak di sebuah pulau kecil masih di kawasan Banggai. Ia mengklaim cahaya itu sebagai wahyu yang turun kepada dirinya. Semenjak itu ia mulai mengembangkan kepercayaannya.

Dalam waktu tidak lama, salah seorang nenek berprofesi sebagai penari tradisional kesurupan dan mengalungkan selendang putihnya ke bahu Ali Taitang sambil mengatakan Ikono Kongga Nabi (Engkaulah nabi Kami). Semenjak itu Ali Taitang semakin popular sebagai nabi.




Dengan dasar pemahaman agama Islam yang lumayan, ia membuat alasan bahwa tidak pernah ada ketegasan ayat dan hadis yang menyatakan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Ia kemudian mulai membuat syahadat: Asyhadu alla Ilaha illallah wa asyhadu anna Aliyyan imamullah. Rukun iman dan rukun Islam tidak ada yang berbeda dengan keyakinan dalam Islam. Yang berubah hanya syahadatnya.

Ali Taitang wafat pada Senin 12 Februari 1979. Ia digantikan oleh putra pertama dari isteri keduanya bernama Zikrullah, seorang yang berpendidikan tinggi, alumni Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Kendari, Sulawesi Tenggara, yang diwisuda dengan disiplin Ilmu Dakwah pada 21 Februari 2005.

Ia juga mengangkat dirinya sebagai Nabi setelah bermimpi tiga kali berjumpa dengan ayahnya dan memintanya melanjutkan ajarannya dan sekaligus melantiknya sebagai Nabi. Ia juga mendeklarasikan syahadat baru: Asyhadu alla Ilaha illallah wa asyhadu anna Zikrullah imamullah. Ia sempat menunaikan ibadah haji di Mekkah pada 2000. Tiga hari menjelang Idul Adha tahun berikutnya ditangkap oleh Polisi Sektor Liang, karena memimpin pelaksanaan ibadah Haji di Sampekonan.

Inti ajaran Ali Taitang-Zikrullah hampir sama dengan agama Islam, dan memang ia bersama pengikutnya masih mengklaim diri sebagai muslim dengan perubahan beberapa hal, sepeti syahadat, arah kiblat, dan pelaksanaan ibadah haji.

Ajaran lain yang berbeda dengan mainstreammuslim ialah keduanya mengakui bukan nabi Muhammad yang terakhir tetapi masih terus aka nada nabi-nabi lain dengan mengutip beberapa ayat di dalam Al-Quran, antara lain Q.S. Yunus/10:47, S.Ibrahim/14:4, S. al-Nisa/4:164, S. al-Mumtahinah/60:78, da, S. Al-Muminun/23:78.

Namun jika dikaji ayat-ayat yang dikemukakan sebagai alasan sesungguhnya tidak tepat, karena ayat-ayat tersebut memiliki konteksnya masing-masing. Tidak seorang pun para ulama menjadikan ayat itu sebagai rujukan akan kemungkinan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad. Bahkan Nabi Muhammad sebagai Khatam al-Nubuwwah wa al-mursalin sangat tegas menyatakan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir. 

https://m.inilah.com/news/detail/220...ggai-kepulauan
0
2K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan