- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pentagon: Amerika Tak Bisa Menangkan Perang Afghanistan


TS
methadone.500mg
Pentagon: Amerika Tak Bisa Menangkan Perang Afghanistan
Kesimpulan baru yang dirilis Pentagon terkait masalah Afghanistan oleh seorang inspektur jenderal khusus, tidak menunjukkan gambaran yang optimis. Laporan itu bertentangan dengan optimisme yang digambarkan oleh para pejabat militer senior, termasuk Menteri Pertahanan AS James Mattis.
Hanya satu hari setelah dua pengeboman bunuh diri di Kabul yang menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih banyak lagi, pengawas militer Amerika Serikat (AS) merilis laporan dengan serangkaian statistik suram tentang keterlibatan AS di Afghanistan.
Laporan itu bertentangan dengan optimisme yang digambarkan oleh para pejabat militer senior, termasuk Menteri Pertahanan AS James Mattis.
“Kami memang melihat ke arah kemenangan di Afghanistan,” kata Mattis sesaat sebelum mengunjungi negara itu pada bulan Maret, menyuarakan kembali ungkapan dari para pendahulunya. Dia mengatakan bahwa ini berarti rekonsiliasi politik antara pemberontak dan pemimpinnya, dan pasukan keamanan Afghanistan cukup kuat untuk membela pemerintah mereka sendiri.
Tetapi optimismenya—dan optimisme rekan-rekan Departemen Pertahanannya—dilemahkan oleh laporan tiga-bulanan terbaru yang diterbitkan oleh John Sopko, inspektur jenderal khusus untuk rekonstruksi Afghanistan.
Berikut adalah beberapa statistik yang tidak nyaman tetapi menunjukkan sesuatu, yang terkubur dalam laporan 262 halaman, tertanggal 30 April, dan dirilis pada tanggal 1 Mei 2018:
https://www.matamatapolitik.com/pent...g-afghanistan/
Hanya satu hari setelah dua pengeboman bunuh diri di Kabul yang menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih banyak lagi, pengawas militer Amerika Serikat (AS) merilis laporan dengan serangkaian statistik suram tentang keterlibatan AS di Afghanistan.
Laporan itu bertentangan dengan optimisme yang digambarkan oleh para pejabat militer senior, termasuk Menteri Pertahanan AS James Mattis.
“Kami memang melihat ke arah kemenangan di Afghanistan,” kata Mattis sesaat sebelum mengunjungi negara itu pada bulan Maret, menyuarakan kembali ungkapan dari para pendahulunya. Dia mengatakan bahwa ini berarti rekonsiliasi politik antara pemberontak dan pemimpinnya, dan pasukan keamanan Afghanistan cukup kuat untuk membela pemerintah mereka sendiri.
Tetapi optimismenya—dan optimisme rekan-rekan Departemen Pertahanannya—dilemahkan oleh laporan tiga-bulanan terbaru yang diterbitkan oleh John Sopko, inspektur jenderal khusus untuk rekonstruksi Afghanistan.
Berikut adalah beberapa statistik yang tidak nyaman tetapi menunjukkan sesuatu, yang terkubur dalam laporan 262 halaman, tertanggal 30 April, dan dirilis pada tanggal 1 Mei 2018:
- Perekonomian Afganistan—diukur dalam PDB—berhenti tumbuh pada tahun 2012, dan sejak saat itu mengalami kemunduran.
- Setelah investasi bantuan dan rekonstruksi AS sebesar $126 miliar yang berlangsung selama hampir dua dekade, Afghanistan adalah negara terburuk ke-183 di dunia untuk “melakukan bisnis.” Kurang dari sepertiga warga Afghanistan terhubung ke jaringan listrik.
- Beberapa keuntungan ekonomi yang dibawa Amerika Serikat ke Afghanistan berasal dari anggaran langsung, dan umumnya dianggap tidak berkelanjutan tanpa bantuan luar negeri yang tetap.
- Jumlah bom yang dijatuhkan oleh koalisi Barat di Afghanistan pada awal tahun 2018 adalah yang tertinggi sejak tahun 2013. Dan jumlah serangan langsung Taliban menurun selama musim dingin. Tapi negara itu tetap sangat tidak stabil, dengan lebih banyak insiden keamanan tahun lalu dari yang pernah tercatat. Korban dari persenjataan dan ranjau yang tidak meledak rata-rata 170 jiwa per bulan tahun lalu.
- Serangan bunuh diri di Afghanistan—seperti yang terjadi pada Senin (30/4)—naik sebesar 50 persen pada tahun 2017. Korban dari serangan kompleks dan pengeboman bunuh diri terus meningkat. Serangan sektarian meningkat tiga kali lipat pada tahun 2017.
- Amerika telah menghabiskan $8,78 miliar sejak tahun 2002 untuk mengurangi produksi narkotika di Afghanistan. Namun pertumbuhan opium terus meningkat, dengan lonjakan sebesar 63 persen pada tahun 2017 saja.
- Hanya 65 persen dari penduduknya saat ini yang hidup di bawah kendali pemerintah Afghanistan, setelah pengeluaran langsung AS untuk pasukan keamanan Afghanistan sebesar $78 miliar. “Tren keseluruhan untuk pemberontakan, meningkatkan kontrol atas penduduk,” kata laporan itu.
- Sejauh ini, 20.318 personel Departemen Pertahanan terluka di Afghanistan. Jumlah pada tahun 2017 lebih tinggi daripada tahun 2016 dan 2015. Saat ini, terdapat sekitar 14 ribu personel militer AS di Afghanistan—jumlah yang dijadwalkan akan meningkat.
- Jumlah petugas militer dan polisi Afghanistan yang bertugas, sementara itu, mengalami “penurunan tajam” pada tahun lalu. Serangan ‘orang dalam’ oleh tentara Afghanistan meningkat. Jumlah wanita yang bertugas menurun.
- Korupsi yang tersebar luas tetap menjadi penghambat kemajuan di seluruh negeri. Menurut laporan itu, Departemen Kehakiman AS mengatakan pada akhir tahun 2017, bahwa “belum ada tindak lanjut pada kasus-kasus korupsi lama (Afghanistan) dari tahun 2013, dan tidak ada upaya untuk mengekstradisi dan mengadili para penjahat yang dihukum yang tinggal di luar negeri, melalui perjanjian internasional. Departemen Kehakiman mengaitkan kegagalan ini dengan kurangnya kemauan politik pemerintah Afghanistan.”
https://www.matamatapolitik.com/pent...g-afghanistan/




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
695
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan