- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Peristiwa Mei 1998, Dian Purba : Tidak Ada Tragedi 'Clara' di Medan


TS
LordFaries
Peristiwa Mei 1998, Dian Purba : Tidak Ada Tragedi 'Clara' di Medan
Medanbisnisdaily.com-Medan. Peristiwa reformasi Mei 1998 yang disertai dengan berbagai aksi kerusuhan menimbulkan berbagai tragedi menyedihkan. Salah satunya aksi pemerkosaan massal, yang disebut juga tragedi "Clara".
Istilah ini dimunculkan oleh wartawan yang juga sastrawan Seno Gumira Ajidarma Darma merujuk pada nama wanita Tionghoa bernama Clara yang menjadi korban pemerkosaan dalam kerusahan Mei 1998 di Jakarta.
Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 pada 2016, menyebutkan ada 85 kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam peristiwa itu. Antara lain di Jakarta, Medan dan Surabaya. Sebanyak 52 kasus jenis pemerkosaan secara beramai-ramai. Lainnya penganiayaan dan kekerasan seksual.
Namun laporan itu dibantah Dian Purba salah seorang peneliti dari Medan yang khusus meneliti masyarakat etnis Tionghoa di Medan. Saat ini, Dian sedang meneliti masyarakat Tionghoa saat peristiwa 1965 dan 1998 di Medan.
Kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (1/5/2018) Dian menyebutkan, tidak ada peristiwa pemerkosaan yang terjadi di Medan sewaktu kerusuhan Mei 1998.
"Tidak ada satu pun kesaksian dari orang Tionghoa yang mengatakan ada rudapaksaan orang Tionghoa, maupun orang di luar orang Tionghoa, di Medan. Dari koran-koran lokal dan nasional pun tidak ada memberitakan adanya rudapaksaan massal," kata Dian.
Hal itu salah satunya berkat peran salah satu organisasi kepemudaan di Medan (IPK-red) yang mengawal kawasan pemukiman etnis Tionghoa di Medan.
Peran organisasi kepemudaan itu saat kerusuhan Mei 1998 di Medan, juga diakui Antropolog USU, Zulfikfli Lubis, belum lama ini kepada medanbisnisdaily.com. Dikatakan Zulkifli, kondusivitas kemajemukan masyarakat Medan tetap stabil, termasuk saat kerusuhan Mei 1998, salah satunya berkat peran IPK. Mereka menjaga kawasan pemukiman masyarakat Tionghoa di Medan dan sekitarnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2018/05/01/34871/peristiwa_mei_1998_dian_purba_tidak_ada_tragedi_clara_di_medan/



Istilah ini dimunculkan oleh wartawan yang juga sastrawan Seno Gumira Ajidarma Darma merujuk pada nama wanita Tionghoa bernama Clara yang menjadi korban pemerkosaan dalam kerusahan Mei 1998 di Jakarta.
Laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 pada 2016, menyebutkan ada 85 kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam peristiwa itu. Antara lain di Jakarta, Medan dan Surabaya. Sebanyak 52 kasus jenis pemerkosaan secara beramai-ramai. Lainnya penganiayaan dan kekerasan seksual.
Namun laporan itu dibantah Dian Purba salah seorang peneliti dari Medan yang khusus meneliti masyarakat etnis Tionghoa di Medan. Saat ini, Dian sedang meneliti masyarakat Tionghoa saat peristiwa 1965 dan 1998 di Medan.
Kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (1/5/2018) Dian menyebutkan, tidak ada peristiwa pemerkosaan yang terjadi di Medan sewaktu kerusuhan Mei 1998.
"Tidak ada satu pun kesaksian dari orang Tionghoa yang mengatakan ada rudapaksaan orang Tionghoa, maupun orang di luar orang Tionghoa, di Medan. Dari koran-koran lokal dan nasional pun tidak ada memberitakan adanya rudapaksaan massal," kata Dian.
Hal itu salah satunya berkat peran salah satu organisasi kepemudaan di Medan (IPK-red) yang mengawal kawasan pemukiman etnis Tionghoa di Medan.
Peran organisasi kepemudaan itu saat kerusuhan Mei 1998 di Medan, juga diakui Antropolog USU, Zulfikfli Lubis, belum lama ini kepada medanbisnisdaily.com. Dikatakan Zulkifli, kondusivitas kemajemukan masyarakat Medan tetap stabil, termasuk saat kerusuhan Mei 1998, salah satunya berkat peran IPK. Mereka menjaga kawasan pemukiman masyarakat Tionghoa di Medan dan sekitarnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2018/05/01/34871/peristiwa_mei_1998_dian_purba_tidak_ada_tragedi_clara_di_medan/



0
4.1K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan