JANUARI
Matahari menembus celah jendela di kamar indekos nuna. Terdengar jelas suara gemerik sapu lidi si mbah depan indekos diiringi radio bersuarakan lagu jawa. Nuna menyibak rambutnya yang semakin gondrong, sekarang sudah tidak ada lagi yang cerewet untuk meminta bercukur.
di pagi hari yang cerah itu, nuna ditemani secangkir kopi, sebenarnya perut dia selalu tidak bersahabat sehabis meminumnya. Namun..
Pagi itu berbeda. sambil memegang logbook Rengganis di tangan kiri, ia melangkah ke depan pintu dan berdiri di samping pohon mangga yang cukup rindang. Pandangannya terpaku pada tulisan di logbook itu.
Dear Arjuna,
Aku ingin bercerita sedikit tentangmu boleh?
kamu ingat kapan pertama kali kita pergi berdua? aku tersudut di kedai kopi kecil sekitaran UGM, menunggu dirimu datang. Aku tidak tahu kenapa saat itu meng'iya'kan permintaanmu untuk bertemu atau mungkin berkencan. Lucunya lagi, aku seakan benar-benar mendambakanmu untuk cepat hadir di kedai itu. Setiap kali pintu kedai dibuka, terdengar suara bel kecil, dalam hati kecilku, aku berharap kamulah yang bertanggung jawab membuat belnya bersuara.
di tengah resahku, datanglah seorang pria gondrong. Dia kemudian menyeka rambutnya, menarik kursi, dan meletakkan kunci motornya yang penuh dengan gantungan aneh. lalu dengan santainya dia bilang..
'sudah lama?'
'belanda sudah lama menyerang, dan kamu baru datang' jawabku ketus.
'haha.. ke lantai 2 yuk, kayanya tidak terlalu ramai'
'which one?' tanya si pria gondrong, sambil menyodorkan menu.
'aku suka cappucino, kamu?'
'aku mau coba Toraja espresso'
'yakin?'
'memang kenapa?'
'mmmh.. nothing sih. Tp.. oke deh, never mind'
sambil menunggu pesanan datang. Aku mengutarakan isi hati yang sedari tadi mengganjal.
'Nuna!! Aku ga suka liat kamu yang gondrong gitu, serem tau. Aku td mengira kalau kau itu adalah penculik.'
'kalau benar aku penculik, kau mau apa?'
'oh jadi ga mau potong rambut?'
'kalau jawabannya 'ga mau' ?'
'oh begitu, yaudah besok aku ga mau ketemuan lg'
'haha.. iy iya, besok aku aku potong rambut. sampe botak, biar kamu ga takut lagi.'
'nah gt dong'
'puas??'
aku mengangguk.
'BANGET!!'
Tidak lama pesanan mereka berdua pun datang.
Pesanan si cantik, datang dengan lathe art berbentuk bunga selada air, kata yg bikin, biar hubungan mereka bisa beruntung dan sampai ujung waktu.
Pesanan si gondrong, datang dengan cangkir kecil, kopi hitam pekat. Disertai 1 cup kecil gula cair.
'kenapa kamu memandangi cangkir itu dengan aneh?' Tanyaku
'Tidak apa2'
'Nikmati dl aromanya, terus coba seteguk'
'pppft... Kok pahit?'
'ha? maksudmu? jelas lah pahit, yang kau pesan itu espresso.'
'memangnya berbeda ?'
Aku pun tertawa lebar melihat tingkah laku Nuna yang gagal sok keren di depan dirinya senja itu. Suara tawa renyahnya memantul di setiap pojokan kedai kopi.
'minum punyaku, biar rasa pahitnya hilang'
'boleh ?'
'boleh lah, kenapa tidak. lain kali jangan sok tau ya, makanya aku kaget kok kamu berani pesan espresso.'
'ini pengalaman pertamaku ke kedai kopi..'
'hahaha... dan ini adalah hr pertama kita berdua, sementara kau gagal keren'
…
Hari itu hanya ada kuliah 1 SKS, Arjuna, Yoga, dan Asna berkumpul di kantin Fakultas Teknik sepulang menghadiri kuliah.
'dapet apa lu pulang dari Andong ?'
'ga dapet apa-apa'
'serius lu? ga ada kabar soal Anis'
'ada sih, tp malah bikin semuanya makin pelik'
'yah idup lu kl ga soal patah hati, isinya cuma remedial ujian.'
'kampret lu...!!'
Di tengah percakapan Nuna dan yoga, datanglah seorang 'perempuan' setengah laki-laki.
'halo halooo... wah kacau hari ini, aku udah janjian sama pak dosen, malah ditinggal pulang. asem..'
sambil melempar tas jinjingnya ke atas meja.
'wah dateng ni ratu gosip tekkim...' ketus yoga.
'diem lu yog..!'
'nuna.. gimana skripsi mu? '
'gue lagi ga mood ngomongin itu..'
'Asna, temen kita ini lg patah hati, dia cuma pengen ngomongin Rengganis. bukan yang lain, ngertiin dikit kek. '
'Ya ampun, Rengganis lagi Rengganis lagi'
'kamu ada kabar soal dia ga ngomong-ngomong?'
'Aku udah lama ga kontak dia, kenapa sih emang? Kenapa ga kamu telpon aja sih? '
'Udah yaa, beberapa minggu ini nomernya selalu ga aktif'
'Dari pertama kali kenal dia emang penuh misteri sih ya, takluknya cuma sama kamu aja nuna. Satu-satunya orang yang paham keadaan dia sekarang ya cuma kamu'
'Dia tiba-tiba menghilang, aku udah coba kontak orang tuanya jg. Ga tau kenapa mereka semua terkesan menutupi keberadaan Rengganis. Gue kenal banget Rengganis, dia ga mungkin kaya gt, sehari ga gue WA aja bisa mencak-mencak. Lah ini udah 1 bulan lebih ga ada kabar'
'Terus apa yang kamu lakukan buat mencari dia?'
'Nih.. gue cuma punya ini' Menyodorkan logbook Rengganis.
'ini dapet darimana?'
'ini dapet darimana?'
Tanya Yoga dan Asna berbarengan.
'santai kali, ga usah bareng gt jg tanyanya. Gue dapet dr basecamp Andong kemaren.'
'udah lu baca isinya ?' yoga
'sebagian sih... makin jauh gue baca, makin kangen sama dia asli'
'apa sih isinya? ' tanya asna
'buat gue sih, ini lebih ke logbook, ada beberapa arsip perjalanan selama dia pergi ke lapangan'
'ah iya, gue baru inget dia anak geologi ya ga sih?'
'iya..'
'gue baca ya? '
stt... arjuna mengambil bukunya dengan cepat.
'ga ada yg boleh baca selain gue'
'buset deh lu..'
'gue ceritain aja, di salah satu logbook ini, tertulis alasan gue ke andong kemaren. Bahkan Rengganis sendiri yg emang pengen ngajak gue kesana.'
'jadi?' tanya asna
.
'dia sepertinya udah tau bahwa dengan atau tanpa dia ada disana. gue akan tetep ke andong.'
'jadi dia yang bikin semua alur cerita ini?'
'gue belum bisa menyimpulkan, tp sepertinya begitu. Dia mau gue mengetahui sesuatu yg di ga sanggup bilang'
'cerita lu mirip di novel cinta, parah'
'haha... gila lu ya, mana ada cinta-cintaan harus melintasi gunung'
'na, lu ada waktu kosong ga?'
'tergantung, kl gue ga lg bimbingan, gue free kok'
'gue mau kenalin lu ke salah satu temen yang ikut mawapres.'
'buat apa?'
'dia lagi bikin projek, unik sih menurut gue, judulnya PROJECTS THE UNSEEN. Ini kaya catatan perjalan gitu, keliling gunung di Pulau Jawa, tp yg di tulis lebih ke arah pengalaman mistis nya.'
'jadi gue disuruh jadi narasumbernya gt?'
'ya kan lu bisa liat mereka juga. Orangnya asik kok, dia pengen tau dunia mereka lebih dalam.'
'hmm.. oke deh'
-END-
Previous Episode - 3. Langit Selatan
Next Episode - In Progress