Kaskus

Hobby

putdianaAvatar border
TS
putdiana
Yoi Tomodachi O Sagashiteimasu (Mencari Sahabat yang Baik)
Yoi Tomodachi O Sagashiteimasu

(Mencari Sahabat yang Baik)

 

“Mata ini tak mampu melihat mana yang terbaik ataupun yang terburuk dalam mencari sebuah persahabatan. Hanya dengan mata hati yang sanggup merasakan manakah yang benar dan mana yang salah. Mata dapat mengelabuhi setiap kejadian didepannya tapi tak ada satupun yang dapat mengelabuhi mata hati kita.”
 
            Nama ku Dina biasa di panggil Din. Aku punya 3 sahabat yang namanya Pina, Hime dan Ichi. Mungkin kita belum terlalu lama bersahabat, tapi kita sudah mengenal satu sama lain sejak duduk di bangku SMA kelas 10. Di sekolah kita ada ekstrakurikuler yang wajib di ikuti oleh semua siswa kelas 10 yaitu pramuka. Disitulah dimana mulai ada rasa dekat antar teman dan mulai mengenal satu sama lain, aku mulai mencoba menghampiri ichi dan bertanya…
“Hai, kenalin nama aku Din, kamu siapa? Bolehkah aku ikut gabung bersamamu?” tanyaku.
“Hai juga, kenalin juga nama ku Ichi. Tentu saja boleh, kamu sendiri?” jawab Ichi.
“Ya aku sendiri, aku butuh teman untuk mengajariku cara memasang tenda yang benar, apakah kamu bisa membantuku untuk memasang tenda ku?” tanyaku.
“Tentu saja bisa. Hmm… atau begini saja kalau kamu gabung denganku?” Jawab Ichi sambil menawarkan satu tenda bersamanya.
“Aku mau asalkan diperbolehkan gabung.” Kataku.
“Boleh banget.” Jawab Ichi sambal tersenyum.
 
            Kemudian sekitar 10 sampai 20 menit berlalu kita saling bertukar pendapat, dan masing-masing saling bercerita tentang siapa diri kita sendiri. Tak lama ada 2 orang perempuan yang kelihatan ceria dan tanpa beban dalam pikirannya menghampiri aku dan Ichi di tenda. Ternyata Ichi mengenalinya dan mengenalkan padaku, sebut saja Hime dan Pina.
“Chi, kamu sedang apa? Cepat sekali kamu memasang tenda.” Tanya Hime.
“Iya dong cepat, aku di bantu teman baru ku ini. O iya Hime, Pina kenalin nih Dina, bisa di panggil Din. Din ini kenalin Hime sama Pina.” Kata Ichi.
            Kita saling berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri. Disini aku mulai ngobrol sama Ichi, Hime dan Pina. Selang waktu kita seharian ikut pramuka dan menjalani apa yang di tugaskan dari sekolah, dan menyelesaikan misi berbagai macam akhirnya kita pulang kerumah kita masing-masing. Walaupun kita di kelas 10 tidak tidak satu kelas, kita tetap bersama mau ke kantin mau main kemana aja pun tetap bareng-bareng karena kita sudah mulai saling mengerti kebiasaan masing-masing dari diri kita.
 
            Dengan berjalannya waktu, kita sudah hampir memasuki kenaikan kelas 11. Aku pun sangat berharap bila kita 1 kelas. Alhasil, yang terjadi aku, Ichi, Hime dan Pina 1 kelas. Hubungan antara kita sudah mulai terlalu erat karena kita sekelas, kita sering lakukan hal konyol seperti kerja kelompok, main bareng, cari suasana baru dengan hunting foto, sampai bolos kelas pernah hehehe….wajar sih kelas 2 SMA masih labil terhadap kenakalan. Ingat nakal boleh tapi jangan sampai keterlaluan ya guys…tapi jangan di tiru ya generasi selanjutnya hal yang diatas.
 
            Suatu hari kita berempat dalam hidup ini tidak hanya mendapatkan kehidupan yang menyenangkan saja, tapi juga ada yang menyedihkan. Hal yang menyedihkan kita tidak mungkin cuma bermain berempat saja, kita pasti bareng-bareng sama temen kelas yang lainnya. Tapi ada satu temen kelas kita yang salah paham tentang persahabatan kita, ingin merusak persahabatan kita dan itupun berhasil. Tapi setelah aku pikir-pikir kita udah setengah jalan bersahabat. Kenapa dengan adanya guncangan yang menimpa persahabatan kita jadi berantakan langsung percaya. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya apa salahku sebenarnya sedangkan mereka tidak tau pastinya. Aku mencoba mendekati mereka bertiga dan bertanya.
“Teman-teman bolehkah aku gabung, aku ingin membicarakan sesuatu tentang persahabatan kita selama ini.” Tanyaku.
“Ya apa.” Secara bersamaan dan singkat jawabnya mereka bertiga.
“Salahku apa sehingga kalian menjauhiku tanpa sebab?”.
“Iya aku tau kamu terlalu sibuk dengan urusanmu sehingga kamu melupakan kita, dan kata Virna kemarin kamu juga keluar rumah dengan temanmu yang lain entah itu siapa? Padahal sebelumnya kamu bilang kalau kamu keluar dengan keluargamu karena penting. Ya kita gak masalah, karena keluarga lebih utama, ya maka dari itu kenapa kamu membohongi kita, kenapa kamu juga ingat dengan kita. Kan kamu sudah senang di luar sana dengan temanmu yang lain, sehingga kamu membatalkan janji yang kita buat dari sebulan yang lalu.” Ucap Pina.
“Maaf ya teman-teman kalian punya bukti darimana dan dimana aku keluar.” Tanya ku kembali.
“Ya kita gak tau, kita gak punya bukti apa-apa kalau kita gak dikasih tau sama Virna kemarin, karna kita juga nungguin kamu lama gak ada kabar. Tahu-tahu ngilang gitu aja.” Kata Hime.
“Teman-teman maaf sebelumnya aku cuma mengklarifikasi apa yang sudah terjadi semua itu tidak benar, aku benar-benar keluar dengan keluarga karena ada urusan keluarga bukan aku keluar dengan orang lain, iya maaf kalau aku punya salah, karena aku, janji kita yang sebulan lalu tidak dapat terpenuhi jadi batal. Jangan menyimpulkan permasalahan dengan tanpa bukti, karna bisa membuat persahabatan kita menjadi seperti ini. Boleh kita mendengarkan apa kata orang, tapi kata orang belum tentu benar. Lebih baik kita bicarakan secara bersama biar tidak ada kesalahpahaman lagi seperti ini.” Jawabku yang ingin meneteskan air mata.
“Ehm jadi begitu, maaf ya Din kita menyimpulkan permasalahan tidak di fikir dulu itu benar atau salah, kita mungkin yang terlalu egois menyimpulkan sebuah masalah yang ternyata semua itu salah. Maaf banget ya..” Jawab Ichi dengan rasa penyesalan dan rasa bersalah.
“Iya sudah jangan seperti ini lagi kita baikan ya.” Bilangku.
“Iya.” Kita berempat sambal berpelukan.
 
            Tak di sangka-sangka kita sudah mulai memasuki kelas 12, dimana kita mulai memasuki berbagai ujian seperti Ujian Praktek, Tryout, UAS, hingga UN menanti. Dimana saat itu aku waktu UN mengalami musibah kecelakaan sehingga aku membutuhkan 2 tongkat untuk berjalan tapi aku tidak merasa sendiri karena sahabatku selalu membantuku saat aku menuju kelas dan mau keluar kelas setelah ujian.
 
            UAS pun berlalu kita sudah mulai sibuk sendiri-sendiri, dan memilih Universitas pilihan kita masing-masing. Sudah di umumkan bahwa aku ketrima di Universitas Muhammadiyah Malang, Pina di Universitas Negeri Malang, Ichi di Universitas Telkom Bandung dan Hime di IAIN Tulungagung. Ya kita mulai berpisah karna kita meneruskan pendidikan dengan Universitas berbeda. Tapi meski hal itu terjadi persahabatan kita tidak terputus di satu jalan, kita tetap saling berkomunikasi walaupun hanya melalui sebuah handphone saja, mungkin kalau aku sama Pina masih sempat bertemu tapi tidak sesering yang dikira karena setiap orang memiliki kesibukan tersendiri.
 
            Pada suatu hari kita sulit untuk bertemu untuk kumpul berempat karena libur yang berbeda-beda. Tapi waktu ada libur panjang sekitar 3 bulan kita menyempatkan waktu untuk bertemu berempat akhirnya kesampaian juga. Disitu kami bercerita berbagai macam hal.
“Aku kangen kalian.” Suara kecil manja Hime.
“Hiks aku juga kangen tauk. Gimana kuliah kalian menyenangkan gak?” tanya Ichi.
“Menyenangkan kok.” Jawabku, Hime dan Pina saling bersahutan.
“Kita main yuk, bosen nih, lagian kita juga jarang ketemu.” Suara Pina.
“La bukannya kamu sama Din sering ketemu?” Tanya Ichi kebingungan.
“Wah ketemu apanya, iya sih ketemu tapi jarang banget kan kita sering sibuk dengan urusan masing-masih. Tapi kemaren kita sempet keluar ya Pin.” Jawabku.
“Iya nih.” Jawab Pina.
“Ya udah ayok gimana kalau sekarang kita keluar aja kan rugi nanti kalau kita gak keluar, besok lusa Ichi kan udan harus balik ke Bandung. Ayolah…” Pinta Hime
“Ya udah ayok.” Jawab serempak bertiga.
 
            Akhirnya dimana kita keluar kita mulai berbagi ilmu, pendapat ataupun hal yang positif bagi kita berempat. Sudah selesai berbincang-bincang, kita pun memutuskan untuk pulang kerumah karena Ichi harus prepare buat balik ke Bandung lagi dan yang lain harus Qtime dengan keluarga masing-masing juga.
 
“Untuk kalian diluar sana yang memiliki sahabat dekat, sahabat baru maupun lama. Jangan lupakan kebaikannya yang dari nol mengenalmu dan mengetahui sifat-sifatmu, mempunyai rasa perhatian ke dua sesudah orangtuamu. Yang selalu memberi masukan disaat kalian bingung untuk memutukan sesuatu, selalu mendukung, selalu menerima curhatmu dan lain sebagainya. Jagalah sahabatmu dan jangan biarkan mereka pergi begitu saja.”
Sekian.






Diubah oleh putdiana 28-04-2018 15:22
0
500
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan