- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Film Indonesia
Mimpi dan Motivasi untuk Terbang Menembus Langit


TS
memaidy
Mimpi dan Motivasi untuk Terbang Menembus Langit
Quote:
Kutipan ini selalu diingat oleh Onggy Hianata agar terus Terbang Menembus Langit. Kutipan hadir sebagai nasihat dari papanya yang menghiasi dialog salah satu film Indonesia terbaru yang sudah tayang sejak tanggal 19 April 2018 lalu.


Sebelumnya, industri film nasional memang pernah mengangkat kisah-kisah motivator lain, sebut saja Menembus Impian (2010) atau Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014). Namun, Film Terbang Menembus Langit bisa dibilang memiliki kualitas jam terbang yang lebih tinggi karena digarap dengan penuh potensial oleh para sineas perfilman. Cerita yang disajikan pun tak hanya menekankan pada unsur biografi atau to the pointterhadap sosok Onggy Hianata itu sendiri. Ada daya tarik yang mampu direpresentasikan sesuai apa yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia kini. Dinamika terhadap kebahagiaan dan kesedihan berhasil disuguhkan dalam film Terbang Menembus Langit.

Sejak kecil Onggy Hianata hidup dengan penuh mimpi. Ia dibesarkan dari keluarga yang memang mengedepankan kebersamaan dalam segala hal, termasuk saat makan bersama. Cerita berlanjut ke masa remaja Onggy (Dion Wiyoko). Ada masa depan yang menjadi fokus dari kehidupan Onggy untuk terus mengubah hidup.
Saat papanya (Chew Kin Wah) telah menghadap ke Sang Pencipta, Onggy mulai terhalang biaya untuk melanjutkan pendidikan. Ia mengambil keputusan untuk merantau.
Terbang ke kota Surabaya jadi pilihan untuk mengubah hidup agar lebih baik. Meski keluarganya tampak pesimis dengan jalan hidup yang Ia pilih.

Onggy terus berpikir untuk membiayai kuliah dari hasil keringatnya sendiri.
Ide berbisnis pun mengalir untuk dijalani sejak sekolah, kuliah sampai berkeluarga. Mulai dari menjadi distributor Apel, penjual jagung bakar, pengusaha kerupuk, buruh pabrik industri tekstil, pedagang karpet, hingga menjadi motivator seperti sekarang ini.

Ada sosok istri yang setia mendampingi suaminya bernama Candra Dewi (Laura Basuki). Onggy pun harus rela keluar dari pekerjaan hingga bertahan hidup dalam kondisi istri yang sedang hamil.Apalagi saat itu krisis moneter sedang terjadi di Indonesia.
Dibalik1998, Onggy harus bertahan hidup. Ia dan keluarga tinggal di kontrakan. Saat sedang kerusuhan, Ia ingin membeli AC untuk anaknya yang masih bayi agar tidak kepanasan. Namun, Ia pun mengalami penjarahan. Untung saja ada pribumi lain yang menolongnya sehingga Ia terselamatkan.
Masa orde baru menjadi titik balik perjuangan Onggy Hianata. Meski pertentangan antara kaum mayoritas dan kaum minoritas dengan paham berseberangan memanas. Ia tak mau ikut terbakar menjadi pemalas. Walau semua pihak saling menuding atas nama suku, agama, ras, dan antar golongan. 


Cerita yang tersaji memang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Ada pergerakan naik turun untuk ikut terbang melihat perjalanan Onggy Hianata. Hanya saja semua terasa tanggung bagai hidangan sayur tanpa garam.
Penonton masih belum puas karena kesuksesan Onggy sebagai motivator tidak terungkap jelas. Tidak ada detail yang menjelaskan lebih lanjut secara visual.

Kepadatan cerita dari masa kecil, dewasa, hingga menjadi orang tua mungkin terbatasi oleh durasi. Ditambah lagi ada 3 lokasi cerita yang berbeda dengan perpindahan begitu cepat, yaitu di Tarakan, Surabaya, dan Jakarta. Penulis naskah dan sutradara hanya fokus untuk eksplorasi sisi kebhinekaan Indonesia sehingga esensi terpenting dalam film terkesan ditinggalkan.
Once Mekel, selaku pengisi original soundtrackjuga belum memberi kontribusi yang menghiasi film ini. Lagu tentang kisah perjuangan hidup seseorang belum menyatu dalam visualisasi yang harmonis. Semua itu tak mampu mengiringi kehidupan Onggy saat berada di titik terendah dalam hidup sehingga penonton pun sulit untuk terenyuh.
Dibalik itu semua, desain produksi film begitu menggoda. Pesan-pesan tentang Indonesia terkemas secara singkat namun mengesankan. Penonton akan diingatkan kembali terhadapi tragedi ’98 yang pernah terjadi.
Dari jajaran aktor dan aktris yang berperan juga terlihat mumpuni memainkan keaslian karakter sesuai tokoh asli. Sebagai sepasang suami istri, akting Dion dan Laura memiliki chemistry yang kuat hingga penonton mampu bersimpati. Mereka saling mendukung satu sama lain dalam segala suasana. Kualitas akting dibuktikan dengan memainkan perasaan penonton melalui perubahan mood yang cepat. Emosi jiwa tampak natural diperlihatkan oleh semua pemain.

Ada salah satu adegan memorable dalam film ini. Setelah lulus kuliah secara mandiri, Onggy Hianata diterima menjadi karyawan pabrik pembuatan benang. Saat makan siang, karyawan lain yang berperawakan bapak tua tampak bersedih karena anaknya hendak menikah. Semasa hidupnya, Ia merasa terlalu sering menghabiskan waktu bekerja di pabrik tersebut. Ia telah banyak melewatkan banyak kesempatan bersama sang anak. Dari situ pemikiran Onggi berubah untuk mulai berwira usaha.
Selain itu, ada juga adegan saat Onggy gagal. Ia menangis di belakang rumah sambil makan kerupuk yang tersisa. Saat itulah Ia berdoa dengan pasrah. Adegan ini punya makna kenyataan yang harus dihadapi lebih dari sekedar tangisan termehek-mehek. Ada risiko besar yang harus dilalui sebelum kita mencapai pucak tertinggi dalam hidup.
The most powerful scene.
Film Terbang Menembus Langitpun layak ditonton lintas generasi. Film akan membuat kita menyadari pentingnya kebersamaan keluarga dalam hidup. Siapapun bisa menjadi inspirasi asalkan berani mewujudkan mimpi. Lihat keseruan film ini di bioskop terdekat dan serapi makna yang mendalam agar bisa ikut terbang menembus langit.


Quote:



nona212 memberi reputasi
1
3.9K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan