Sampai dengan akhir tahun 2017, IMF melaporkan bahwa akumulasi utang seluruh negara di dunia mencapai $63 Trilliun. Banyak pemerintahan didunia saat ini meminjam uang untuk menutupi defisit anggaran jangka pendek atau untuk membiayai proyek-proyek yang kritis, dan memang diseluruh dunia, negara-negara banyak yang memilih untuk menggunakan anggaran defisit konstan sebagai cara untuk menjalankan ekonomi bisnisnya namun terlalu tingginya nilai akumulasi utang dunia tentu tidak akan sehat bagi perekonomian negara global secara keseluruhan.

Dengan menggunakan dua parameter, yaitu utang berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan persentase utangnya terhadap utang global secara keseluruhan, 5 negara yang masuk kedalam daftar ini adalah :

Jika di akumulasikan, utang kelima negara ini saja sudah mencapai 66% dari keseluruhan utang dunia, dengan jumlah totalnya mencapai $ 41.6 triliun

"Kita" adalah jawaban sederhananya. Setiap kegiatan keuangan, termasuk utang, tentu memiliki aset keuangan yang sesuai. Dan semua aset keuangan itu pada akhirnya akan kembali pada kita. Sebagai contoh, jika anda menyimpan uang anda di bank, pihak bank akan meminjamkan uang tersebut kepada orang atau pihak lain untuk dipergunakan dalam aktivitas keuangan, dengan jaminan aset yang sesuai dengan nominal utang tersebut tentunya. Sehingga aset keuangan anda adalah tanggung jawab bank, dan menjadi kewajiban keuangan bagi orang atau pihak lain. Dalam hal perekonomian negara, utang adalah bentuk kekayaan.

Hingga titik tertentu,..ya
Secara ekonomi, fungsi dari utang adalah untuk memungkinkan para pelaku ekonomi membelanjakan lebih banyak hari ini daripada pendapatan mereka di hari yang sama. Rumah tangga dan perusahaan meminjam untuk membiayai konsumsi atau investasi. Jika uang yang dipinjam digunakan untuk memperluas kapasitas produktif masa depan pelaku ekonomi tersebut - misalnya dengan membelanjakannya untuk pendidikan atau meningkatkan kapasitas perusahaan - mengambil utang juga bisa menjadi langkah yang sangat bijaksana.
Beberapa agama besar di dunia memang ada yang melarang peminjaman uang, tetapi, secara ekonomis, utang bukanlah kejahatan yang inheren. Masalah bisa muncul ketika utang yang diambil berlebihan dan bunga atau pembayaran yang dijadwalkan berpotensi tidak terbayar, maka resiko kebangkrutan timbul bagi sipeminjam dan kerugian aset bagi sipemberi pinjaman.

Dalam hal ini, pemerintahan adalah kasus khusus, karena sebuah pemerintahan dapat mengumpulkan uang melalui perpajakan dan dengan demikian secara efektif mengendalikan pendapatan mereka sendiri. Pemerintahan bahkan sering meminjam uang kedalam mata uang yang mereka cetak sendiri, yang berarti bahwa, dalam pengetian ekstrem, negara dapat memastikan bahwa sipemberi pinjaman akan dibayar kembali dengan hanya mencetak uang. Fakta yang menguntungkan lagi adalah bahwa pemerintahan tidak memiliki jangka hidup yang tetap, tidak seperti seorang individu, yang berarti mereka umumnya dapat menjalankan utang mereka tanpa batas. Hal-hal inilah yang memungkinkan banyak pemerintahan dapat meminjam dengan persyaratan yang jauh lebih mudah daripada sebuah rumah tangga atau perusahaan. Tetapi, pemerintahan juga memang benar masih bisa overborrow dan mengalami krisis pendanaan, dan hal ini bisa kita lihat pada kasus Yunani pada tahun 2010. Untuk kasus Yunani, yang perlu dicatat adalah hal tersebut menjadi tidak biasa di antara negara-negara berpenghasilan tinggi karena tidak meminjam dalam mata uang (euro) yang dicetaknya sendiri. Ketika pemerintah gagal meningkatkan pinjaman dan pengeluaran untuk mendukung keseluruhan permintaan, maka hal itulah yang akan memberikan dampak buruk bagi pemerintah itu sendiri dan juga ekonomi yang lebih luas.