ferina.Avatar border
TS
ferina.
Perempuan Arab Saudi Memberontak dengan Abaya Modern
http://www.metrotvnews.com/amp/VNnRaw7N-perempuan-arab-saudi-memberontak-dengan-abaya-modern

Jeddah: Perempuan Arab Saudi selama ini berpakaian secara tradisional, menggunakan pakaian tertutup serba hitam dari kepala hingga kaki.

Tetapi dengan hadirnya Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan visi Arab Saudi 2030, keterbukaan mulai perlahan terjadi. Pangeran yang digadang sebagai pengganti Raja Salman ini, menghentak dengan beberapa sikap yang lebih moderat.

Maret lalu viral terlihat foto atlet perempuan berlari dengan pakaian tradisional abaya. Kemunculan foto itu sontak mengundang kontroversi di mana perempuan Arab Saudi umumnya berpakaian serba tertutup dan berwarna hitam.

Beberapa warga yang bersikap konservatif menyuarakan kemarahannya. Mereka menilai hal itu sebagai sebuah pelanggaran tradisi. Tetapi protes itu hilang di saat Pangeran Mohammed bin Salman menegaskan bahwa abaya berjenis apapun, tidak wajib dalam Islam.

Namun disaat keputusan formal mengenai pakaian itu masih belum keluar, desainer Eman Joharjy menggunakan kesempatan dengan mengeluarkan abaya yang lebih beragam dan mendobrak aturan konservatif.

"Ada banyak permintaan," ujar Joharjy, seperti dikutip AFP, Rabu 18 April 2018.

"Membuat pakaian ini dalam berbagai bentuk warna, sangat menunjukkan kekuatan," jelasnya.

Menyerupai sebuah pakaian terusan yang menggunakan risleting pakaian olahraga abaya menyelimuti tubuh perempuan Arab Saudi tetapi memberikan mobilitas yang lebih untuk bergerak. Hal ini berbeda dengan versi klasik.

Desainer berusia 43 tahun itu bahkan merencanakan abaya kreasinya akan menggunakan warna-warna yang beragam dan mencolok. Mulai dari warna hijau, krem hingga putih dan disertai bahan poplin dari Prancis yang tidak melekat pada tubuh berkeringat.



Perempuan Arab Saudi dengan abaya olahraga (Foto: AFP).

Dianggap penjahat

Memulai tren seperti ini tidaklah mudah untuk Joharjy. Dia bahkan sempat dicap sebagai penjahat sosial dan dicemooh oleh beberapa orang sebagai 'Batman', ketika merancang abaya olahraga pada 2007.

"Ada sedikit pemberontakan, tetapi saya merancangnya untuk diri saya sendiri. Karena itu praktis," ucapnya.

"Hanya gunakan risleting dan Anda siap pergi," ungkapnya.

Joharjy pada dasarnya menentang pepatah populer di Arab Saudi: "Kalau bukan hitam, itu bukan abaya."

Perubahan di Arab Saudi

Abaya telah berevolusi selama bertahun-tahun, dengan pola, kain, dan hiasan baru, dan kadang-kadang dikenakan di Arab Saudi dengan topi bergaya bisbol di atas jilbab.

Mode terbaru adalah abaya yang menarik perhatian mata, berupa "abaya bertema sepak bola". Abaya ini muncul dalam warna tim lokal, cara baru bagi penggemar olahraga wanita untuk mendukung pemain favorit mereka.

Tren mode seperti itu mendapatkan momentum di tengah-tengah upaya liberalisasi kerajaan, termasuk dekrit kerajaan bersejarah yang memungkinkan perempuan untuk mengemudi dari Juni dan memasuki stadion olahraga untuk pertama kalinya.

Pemerintah juga berupaya untuk memulai agar perempuan mendapatkan pelajaran olahraga.

Para pejabat Saudi baru-baru ini mengumumkan bahwa perempuan akan dapat berpartisipasi tahun depan dalam maraton internasional Riyadh, yang sebelumnya merupakan acara khusus laki-laki.

Perempuan yang berolahraga di depan umum lama menjadi sasaran polisi religius kerajaan yang keras, yang sebagian besar telah dikebiri dalam beberapa tahun terakhir.

Dan ide yang pernah terpikirkan untuk melakukan abaya tampaknya sekarang mendapatkan traksi.

"Undang-undang sangat jelas dan diatur dalam hukum Syariah: bahwa perempuan mengenakan pakaian yang layak dan terhormat, seperti laki-laki," kata Pangeran Muhammad kepada CBS Television bulan lalu.

"Ini, bagaimanapun, tidak secara khusus menentukan abaya hitam. (Itu) sepenuhnya berpulang kepada perempuan untuk memutuskan memakai pakaian jenis apa dan terpenting sopan dan hormat," imbuh Pangeran Mohammed bin Salman.



Abaya olahraga yang dikenakan perempuan Arab Saudi (Foto: AFP).

Penampilan Sederhana

Ulama Sheikh Ahmed bin Qassim al-Ghamdi menambahkan isu dalam perdebatan ketika ia menolak pandangan lama bahwa hitam adalah satu-satunya warna untuk abaya yang diizinkan dalam Islam.

"Jubah itu dimaksudkan untuk mempertahankan tampilan yang sederhana dan tidak harus menjadi hitam," kata mantan kepala polisi agama di kota suci Mekah, kepada televisi Al-Arabiya.

Tetapi risiko reaksi sosial adalah nyata dalam masyarakat yang mendalami konservatisme. "Mereka tampak seperti pembersih!" kata tweet seorang warga, sebagai tanggapan terhadap gambaran viral dari atlet yang mengenakan abaya olahraga.

"Tujuan mereka bukan olahraga. Kita semua telah berjalan dalam cadar tubuh penuh," sebut warga lainnya.

Kembali di studio Joharjy, klien lama Marwa al-Hadi berjalan mengenakan salah satu desainnya dengan sepatu magenta.

"Abaya seperti saree India, itu adalah bagian dari identitas kita," kata Joharjy kepadanya, saat mereka menimbang-nimbang evolusi masa depan garmen.

"Tetapi pada saat yang sama, jika Tuhan tidak ingin perempuan melakukan olahraga, kita tidak akan memiliki otot atau tubuh," Hadi mengangguk.

"Bukan urusan siapa pun untuk berhenti dan mempertanyakan apa yang saya kenakan," katanya.

NGOAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
GUDBAY NINJA

0
12.8K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan