- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Untuk Jawa Barat, Jokowi Akomodasi Tokoh dan Gencar Temui Ulama


TS
silents.
Untuk Jawa Barat, Jokowi Akomodasi Tokoh dan Gencar Temui Ulama
Jakarta -
Selain menggenjot pembangunan berbagai infrastruktur, Presiden Joko Widodo juga aktif menjalin silaturahmi dengan berbagai kalangan ulama dan mengunjungi pondok pesantren di Jawa Barat. Selain itu, dia juga mengakomodasi sejumlah figur asal Jawa Barat di lingkaran kekuasaannya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mencontohkan beberapa figur dimaksud yakni Teten Masduki yang pernah menjadi Kepala Staf Kepresidenan, Letjen TNI (PUrn) Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Yuyu Sutisna.
"Tampilnya tokoh-tokoh ini tentu ikut menjawab kerinduan peran masyarakat Jawa Barat dalam pentas nasional. Tokoh asal Jawa Barat kan pernah tampil di pentas nasional," kata Qodari kepada detik.com, Rabu (18/4/2018).
Baca juga: Partai Perlu Mengkonversi Sukses Jokowi Jadi Dukungan Politik
Dari catatan detik.com, tokoh asal Jawa Barat yang pernah disegani di pentas politik nasional antara lain Umar Wirahadikusumah yang pernah menjadi wakil presiden, Mochtar Kusumaatmadja (menteri kehakiman dan menteri luar negeri), Solihin GP (Sekretaris Pengendali Operasi Pembangunan), dan Jenderal Edi Sudrajat (Menhankam).
Terkait silaturahmi dengan kalangan ulama dan santri, Jokowi pernah datang ke Pesantren Cipasung dan Pesantren Miftahul Huda di Tasikmalaya, serta serta Ponpes Darussalam dan Miftahul Ulum di Ciamis pada 10-11 Juni 2017. Selain itu, selama Maret dan April 2018, Jokowi sedikitnya lima kali bersilaturahmi dengan para ulama dari wilayah Jawa Barat di Istana Negara dan Istana Bogor.
Semua itu sepertinya dilakukan antara lain untuk menepis stigma yang terus dikumandakan pihak tertentu bahwa Jokowi antiislam dan antiulama. "Isu bahwa Pak Jokowi itu komunis, antiislam, dan antiulama itu sengaja dimanufactured, diproduksi pihak tertentu. Padahal semua itu hoax," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmudzi dalam acara Mata Najwa di Trans7, malam tadi.
Baca juga: Rommy Sebut Jokowi Pernah Tawari Prabowo Cawapres Sejak 2017
Presiden Jokowi, dia melanjutkan, aktif bersilaturahmi dengan para ulama dan santri di berbagai daerah, baik berkunjung langsung maupun menerima mereka di Istana. "Beliau terbuka kok, bersilaturahmi dengan siapa saja tanpa melihat identitas partainya," kata Romahurmuziy.
Paduan semua itu, menurut Qodari, sangat wajar bila popularitas dan elektabilitas Jokowi kemudian terdongkrak drastis, khususnya di Jawa Barat. Bila pada pilpres 2014, pasangan Jokowi - Jusuf Kalla kalah telak dari duet Prabowo - Hatta Rajasa dengan raihan suara 9.530.315 atau 40,22 persen dan 14.167.381 suara atau 59,78 persen. Kala itu, Jokowi - JK cuma unggul di empat kabupaten/kota wilayah pantai utara Jabar, yakni Subang, Indramayu, Kabupaten dan Kotamdya Cirebon. Sementara Prabowo - Hatta unggul di 22 kabupaten/kota.
Tapi survei Indo Barometer di 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, pada 17-23 Mei 2017 menunjukkan elektabilitas Jokowi 35,8 persen dan Prabowo Subianto 29,5%. Sementara hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dirilis November 2017 menyatakan, Secara top of mind, jika pilpres digelar saat itu, responden di Jabar paling banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen, berikutnya Prabowo Subianto dengan 22,0 persen.
https://news.detik.com/berita/d-3978951/untuk-jawa-barat-jokowi-akomodasi-tokoh-dan-gencar-temui-ulama?_ga=2.244259074.669258202.1524110047-1003649547.1519096890
Ini langkah yang jitu untuk menangkal hoax bahwa JKW itu anti islam. Padahal JKW sangat dicintai ulama dan umat islam.
Selain menggenjot pembangunan berbagai infrastruktur, Presiden Joko Widodo juga aktif menjalin silaturahmi dengan berbagai kalangan ulama dan mengunjungi pondok pesantren di Jawa Barat. Selain itu, dia juga mengakomodasi sejumlah figur asal Jawa Barat di lingkaran kekuasaannya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mencontohkan beberapa figur dimaksud yakni Teten Masduki yang pernah menjadi Kepala Staf Kepresidenan, Letjen TNI (PUrn) Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Yuyu Sutisna.
"Tampilnya tokoh-tokoh ini tentu ikut menjawab kerinduan peran masyarakat Jawa Barat dalam pentas nasional. Tokoh asal Jawa Barat kan pernah tampil di pentas nasional," kata Qodari kepada detik.com, Rabu (18/4/2018).
Baca juga: Partai Perlu Mengkonversi Sukses Jokowi Jadi Dukungan Politik
Dari catatan detik.com, tokoh asal Jawa Barat yang pernah disegani di pentas politik nasional antara lain Umar Wirahadikusumah yang pernah menjadi wakil presiden, Mochtar Kusumaatmadja (menteri kehakiman dan menteri luar negeri), Solihin GP (Sekretaris Pengendali Operasi Pembangunan), dan Jenderal Edi Sudrajat (Menhankam).
Terkait silaturahmi dengan kalangan ulama dan santri, Jokowi pernah datang ke Pesantren Cipasung dan Pesantren Miftahul Huda di Tasikmalaya, serta serta Ponpes Darussalam dan Miftahul Ulum di Ciamis pada 10-11 Juni 2017. Selain itu, selama Maret dan April 2018, Jokowi sedikitnya lima kali bersilaturahmi dengan para ulama dari wilayah Jawa Barat di Istana Negara dan Istana Bogor.
Semua itu sepertinya dilakukan antara lain untuk menepis stigma yang terus dikumandakan pihak tertentu bahwa Jokowi antiislam dan antiulama. "Isu bahwa Pak Jokowi itu komunis, antiislam, dan antiulama itu sengaja dimanufactured, diproduksi pihak tertentu. Padahal semua itu hoax," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmudzi dalam acara Mata Najwa di Trans7, malam tadi.
Baca juga: Rommy Sebut Jokowi Pernah Tawari Prabowo Cawapres Sejak 2017
Presiden Jokowi, dia melanjutkan, aktif bersilaturahmi dengan para ulama dan santri di berbagai daerah, baik berkunjung langsung maupun menerima mereka di Istana. "Beliau terbuka kok, bersilaturahmi dengan siapa saja tanpa melihat identitas partainya," kata Romahurmuziy.
Paduan semua itu, menurut Qodari, sangat wajar bila popularitas dan elektabilitas Jokowi kemudian terdongkrak drastis, khususnya di Jawa Barat. Bila pada pilpres 2014, pasangan Jokowi - Jusuf Kalla kalah telak dari duet Prabowo - Hatta Rajasa dengan raihan suara 9.530.315 atau 40,22 persen dan 14.167.381 suara atau 59,78 persen. Kala itu, Jokowi - JK cuma unggul di empat kabupaten/kota wilayah pantai utara Jabar, yakni Subang, Indramayu, Kabupaten dan Kotamdya Cirebon. Sementara Prabowo - Hatta unggul di 22 kabupaten/kota.
Tapi survei Indo Barometer di 27 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, pada 17-23 Mei 2017 menunjukkan elektabilitas Jokowi 35,8 persen dan Prabowo Subianto 29,5%. Sementara hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dirilis November 2017 menyatakan, Secara top of mind, jika pilpres digelar saat itu, responden di Jabar paling banyak menyebut nama Jokowi dengan 25,7 persen, berikutnya Prabowo Subianto dengan 22,0 persen.
https://news.detik.com/berita/d-3978951/untuk-jawa-barat-jokowi-akomodasi-tokoh-dan-gencar-temui-ulama?_ga=2.244259074.669258202.1524110047-1003649547.1519096890
Ini langkah yang jitu untuk menangkal hoax bahwa JKW itu anti islam. Padahal JKW sangat dicintai ulama dan umat islam.
0
757
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan