Kaskus

News

app.developerAvatar border
TS
app.developer
Survei Median: Pilpres 2019 Rakyat Ingin Ganti Jokowi, Bagaimana Survei Pilpres 2014?
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) menunjukkan masyarakat menginginkan Joko Widodo (Jokowi) diganti oleh tokoh lain pada Pemilihan Presiden 2019.

"Sebanyak 46,4 persen responden ingin Jokowi diganti tokoh lain," kata Direktur Riset Median Sudarto saat merilis hasil survei elektabilitas kandidat calon presiden di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 16 April 2018.

Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang responden yang memilih Jokowi memimpin kembali, yakni sebesar 45,22 persen. Ada 8,41 persen responden yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.

Sudarto mengatakan hasil survei ini menjadi peringatan bagi Jokowi. "Warning kuning kemerahan untuk Jokowi, karena ada sedikit lebih banyak orang yang ingin jokowi diganti."

Artinya, kata dia, apabila pada pilpres mendatang hanya ada dua pasangan calon saja, maka peluang bekas gubernur DKI Jakarta itu untuk kembali menang akan semakin kecil. Alasannya, dia memprediksikan para pemilih yang sudah tak mau lagi dipimpin Jokowi akan terkanalisasi untuk mendukung lawan Jokowi.

Sudarto mengakui dalam riset yang dilakukannya, elektabilitas Jokowi masih menjadi yang tertinggi dengan 36,2 persen. Menurut dia, tingginya elektabilitas Jokowi itu lantaran hingga saat ini masyarakat masih dihadapkan dengan banyak pilihan tokoh. "Masyarakat masih belum menemukan figur yang cocok melawan Jokowi, sehingga suara tersebar di banyak tokoh," kata dia.

Sudarto meyakini peta elektabilitas itu bakal berubah drastis apabila pendaftaran capres cawapres telah dibuka dan lawan Jokowi sudah pasti. "Sekarang itu pesannya jelas, 'saya ingin mengganti Jokowi', tapi messenger-nya belum jelas nih," kata dia.

Median melakukan survei dengan sampel 1.200 responden yang memiliki hak pilih. Survei tersebut memiliki margin of error sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling serta proporsional atas populasi di provinsi dan gender. Adapun kontrol kualitas dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

Sementara itu berdasarkan hasil penelusuran Tribunpontianak.co.id, lembaga survei Median pernah merilis survei pada Pilpres 2014 lalu, mengeluarkan survei terkini mengenai elektabilitas pasangan capres dan cawapres menjelang Pilpres 9 Juli mendatang.

Dalam survei tersebut diungkap Prabowo-Hatta diketahui telah menyalip elektabilitas pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Menurut direktur riset Median, Sudarto dalam pemaparannya Kamis (26/6/2014), jika pemilu dilakukan saat ini, maka dipastikan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta menyalip elektabilitas pasangan Jokowi-JK.

"Berdasarkan hasi survei ditemukan bahwa pasangan Prabowo Hatta mendapatkan dukungan sebesar 46,2 persen suara. Sedangkan Jokowi-JK menempel tipis dengan dukungan sebesar 44,3 persen suara," katanya saat itu.

"Keunggulan Prabowo-Hatta saat ini bukanlah sesuatu yang aneh. Mengingat berdasarkan data survei berkala yang kami miliki, elektabilitas Prabowo Hatta terus mengalami tren kenaikan. Sedangkan dukungan kepada Jokowi-JK mengalami tren penurunan," katanya.

Dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com dijelaskan berdasarkan data survei berkala yang dimiliki Median, dalam periode April hingga Juni 2014 telah menunjukkan terjadinya tren penurunan suara Jokowi-JK, dari 50,7 persen di akhir April, menjadi 49,5 di awal Mei, lalu menjadi 46,9 di akhir Mei, dan menjadi 44,3 persen di akhir Juni.

"Di saat yang bersamaan, elektabilitas Prabowo_hatta terus menyusul. Data menunjukkan terjadinya tren peningkatan suara Prabowo Hatta dari 34,1 persen di akhir April, menjadi 36,8 persen di awal Mei, lalu menjadi 41,8 persen di akhir Mei, dan menjadi 46,2 persen di akhir Juni," terangnya.

Sudarto menambahkan, mengingat margin of error survey dan undecided voters yang masih lebih besar dibandingkan selisih elektabilitas keduanya, maka dinakima dukungan menjelang pilpres masih mungkin terjadi. "Dalam beberapa pekan ke depan masih mungkin mengubah poisisi elektabilitas kedua pasangan capres itu," pungkasnya.

Survei ini dilakukan pada kurun waktu 15-20 Juni 2014, dengan melibatkan 2.200 responden di 33 Provinsi.

Survei ini juga menggunakan metode pengambilan data melalui teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender, dengan sampling error sebesar 2,1 persen.

Sumber: http://pontianak.tribunnews.com/2018...es-2014?page=2

judul berita diedit sedikit agar tidak kepanjangan
Diubah oleh app.developer 17-04-2018 00:06
0
1.7K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan