mustaqim1508Avatar border
TS
mustaqim1508
Perayaan-Perayaan Tradisional di Jepang dalam Setahun
Spoiler for spoiler:



Meskipun Jepang adalah negara maju, tapi aspek kebudayaan tradisional masih melekat kuat pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Dan ini salah satu hal yang membuat Jepang menarik di mata orang asing. Sepanjang tahun, ada begitu banyak perayaan atau festival tradisional yang dirayakan di Jepang. Masing-masing perayaan memiliki makna dan akar budaya tersendiri. Artikel ini akan memperkenalkan beberapa perayaan tradisional yang diselenggarakan di Jepang sepanjang tahun.
Setsubun (3 Februari)

Spoiler for spoiler:


Secara harfiah setsubun bermakna “pembagi musim” dan merupakan hari sebelum hari dimulainya musim baru. Untuk musim semi awal musim disebut risshun (4 Feb), musim panas rikka (5 Mei), musim gugur risshuu (7 Agustus), dan untuk musim dingin disebut rittou (7 Nov).  Tapi, saat ini istilah setsubun hanya digunakan untuk menyebut hari sebelum risshun yang jatuh pada tanggal 3 Februari.

Spoiler for spoiler:


Ritual yang dilakukan saat setsubun adalah mamemaki (melempar kacang). Mame (kacang kedelai) panggang dilemparkan ke arah iblis yang dalam bahasa Jepang disebut oni (biasanya seseorang berperan sebagai oni dengan memakai topeng  oni) sambil mengucapkan “oni wa soto, fuku wa uchi (iblis keluar, keberuntungan masuk)”. Selain di rumah-rumah, ritual mamemaki juga dilakukan di kuil-kuil. Ritual lain dari setsubun adalah memakan mame sejumlah umur kita serta memakan ehoumaki (semacam sushi roll panjang yang dimakan tanpa dipotong) sambil menghadap ke arah keberuntungan di tahun itu dan mengucapkan permohonan dalam hati. 

Spoiler for spoiler:


Untuk daerah Tokyo, Anda bisa mengunjungi Kuil Sensoji yang mengadakan perayaan setsubun dengan skala cukup besar pada tanggal 3 Februari.
Hina Matsuri (3 Maret)

Spoiler for spoiler:


Sebulan setelah perayaan setsubun, yaitu pada tanggal 3 Maret, masyarakat Jepang merayakan Hina Matsuri atau yang disebut juga Festival Anak Perempuan. Tujuan dari hina matsuri adalah untuk mendoakan kebahagiaan dan kesehatan bagi anak-anak perempuan. Highlight dari hina matsuri adalah hina ningyo (boneka hina) yang menggambarkan prosesi pernikahan kaisar di zaman Heian. Boneka-boneka ini dipajang di platform berundak yang disebut hinadan. Hina ningyo biasanya mulai dipajang sejak pertengahan Februari dan harus segera disimpan kembali sesaat setelah Hina matsuri selesai. Ada kepercayaan dalam masyarakat Jepang bahwa terlambat menyimpan hina ningyo bisa mengakibatkan anak perempuan di keluarga tersebut terlambat menikah. Selain boneka, makanan spesial hina matsuri juga ikut memeriahkan perayaan. Ada hina arare (snack beras warna putih, kuning, pink, dan hijau), hishimochi (mochi berlapis warna hijau, putih, dan pink), dan sup ushiojiru, (sup berbahan kerang yang melambangkan satu pasangan dan harapan agar anak perempuan yang merayakan hina matsuri akan mendapatkan pernikahan yang bahagia), serta beberapa makanan lainnya.

Spoiler for spoiler:



Spoiler for spoiler:


Kodomo no Hi (5 Mei)

Spoiler for spoiler:


Jika hina matsuri adalah perayaan untuk anak perempuan, maka kodomo no hiadalah perayaan untuk mendoakan anak laki-laki agar tumbuh kuat dan sukses. Festival ini dirayakan setiap tanggal 5 Mei dan menjadi bagian dari hari libur panjang Golden Week. Koinobori (bendera berbentuk ikan koi) menjadi simbol dari perayaan ini. Menjelang kodomo no hi, koinobori bisa ditemukan menghiasi banyak tempat di Jepang. Keluarga yang memiliki anak biasanya juga akan memasang koinobori di rumah mereka.

Spoiler for spoiler:


Dewasa ini, koinobori yang dipasang di rumah-rumah keluarga Jepang melambangkan anggota keluarga tersebut, yaitu ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Awalnya koinobori di zaman Edo hanya berwarna hitam, tapi sekarang koinobori hadir beraneka warna, di antaranya hitam, merah, biru, hijau, dan oranye. Anak laki-laki akan memajang topi samurai yang  disebut kabuto di rumah mereka. Sama seperti hina ningyo, harga kabuto ini juga tidak murah.
Tanabata (7 Juli)

Spoiler for spoiler:


Tanabata atau yang disebut juga Festival Bintang adalah perayaan yang jatuh pada malam tanggal 7 Juli. Festival yang merayakan pertemuan sepasang kekasih (di Jepang dikenal dengan sebutan Orihime dan Hikoboshi) ini berasal dari China dan dirayakan secara besar-besaran di Jepang. Waktu perayaan tanabata bervariasi, sebagian besar daerah merayakannya di awal Juli dengan puncak pada tanggal 7 Juli. Sementara sebagian daerah lain ada yang merayakannya di bulan Agustus.
Hiasan yang terbuat dari bambu dan kertas warna-warni  akan menghiasi tempat-tempat perayaan tanabata. Tradisi lain adalah menulis permohonan di kertas warna-warni yang disebut tanzaku yang kemudian diikat di ranting daun bambu. Salah satu festival tanabata yang populer adalah Festival Tanabata Sendai yang dirayakan setiap 6-8 Agustus.
Doyo no Ushi no Hi (pertengahan Juli, awal Agustus)

Spoiler for spoiler:


Doyo adalah periode 18 hari sebelum hari pertama dari masing-masing musim dan ushi no hi adalah hari kerbau dalam kalender bulan.  Sehingga, doyo no ushi no hi adalah hari di pertengahan musim panas yang merupakan hari kerbau. Tergantung tahun, doyo no ushi no hi bisa jatuh satu atau dua hari. Untuk tahun 2018, akan ada dua doyo no ushi no hi, yaitu tanggal 20 Juli dan 1 Agustus.
Di hari ini orang Jepang akan menyantap belut yang dipercaya bisa memberikan stamina dan kesehatan untuk melewati hari-hari panas di musim panas. Tradisi ini sudah ada sejak Zaman Edo, di mana orang-orang percaya menyantap makanan yang namanya diawali dengan huruf “u” akan membantu mereka melewati musim panas. Salah satunya adalah unagi (belut). Supermarket
Obon (pertengahan Agustus)

Spoiler for spoiler:


Obon adalah momen bagi orang Jepang untuk mengenang arwah para pendahulu. Dipercaya roh-roh pendahulu akan datang untuk menemui keluarga mereka saat obon. Membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk roh-roh leluhur menjadi kegiatan di hari pertama obon (festival obon berlangsung selama empat hari). Mukaebi (api penyambutan) dalam bentuk lentera kertas yang disebut chochin dipasang di depan rumah sebagai pemandu roh datang ke rumah. Di hari terakhir perayaan, akan ada okuribi (api pengantar) yang di beberapa daerah disimbolkan dengan melarungkan lentera kertas ke sungai. Biasanya di hari ini digelar juga acara bon odori (tarian obon) di mana para penari menari dengan menggunakan kimono musim panas, yukata.

Spoiler for spoiler:



Spoiler for spoiler:



0
1.1K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan