

TS
zafinsyurga
[COC] My Game My History : Game Ku Sayang Sepedaku Melayang
![[COC] My Game My History : Game Ku Sayang Sepedaku Melayang](https://s.kaskus.id/images/2018/04/08/8686193_201804080829120751.gif)
![[COC] My Game My History : Game Ku Sayang Sepedaku Melayang](https://s.kaskus.id/images/2018/04/08/8686193_201804080829300095.jpg)
![[COC] My Game My History : Game Ku Sayang Sepedaku Melayang](https://s.kaskus.id/images/2018/04/12/8686193_201804120103130436.gif)
![[COC] My Game My History : Game Ku Sayang Sepedaku Melayang](https://s.kaskus.id/images/2018/04/12/8686193_201804120137340985.jpg)
Bagi anak-anak yang besar di tahun 90-an maka tentu tak asing lagi dengan yang namanya Ding Dong. Video Game yang menjadi primadona pada saat itu, karena hampir setiap hari anak-anak usia sekolah dari mulai SD, SMP dan SMA terutama laki-laki menghabiskan waktu setelah pulang sekolah atau bahkan pada saat jam belajar berlangsung -dengan cara membolos- ke tempat permainan tersebut. Tak terkecuali Aku, tapi tentu saja Aku tidak membolos.
Seperti anak-anak yang lainnya, aku pun ikut 'demam' Ding Dong. Aku rela tak jajan di sekolah hanya demi mengumpulkan uang agar aku bisa bermain Ding Dong selepas jam sekolah. Karena kalau Aku meminta uang langsung ke orang tuaku tentu mereka tak akan memberinya.
Spoiler for Mesin Ding Dong:
Ding Dong adalah permainan berbasis komputer dengan fungsi khusus, istilah kerennya special purpose computing. Apa fungsi khususnya? Hanya untuk permainan. Dari sekian banyak fungsi komputer, Ding Dong difokuskan untuk permainan, Ding Dong biasanya dilengkapi dengan sebuah tongkat dan beberapa tombol dan dioperasikan dengan terlebih dahulu memasukkan koin. Koin yang digunakan bisa koin khusus, tapi tahun itu kebanyakan Ding Dong menggunakan pecahan seratus Rupiah untuk sekali bermain. Jangan kuatir tidak memiliki pecahan seratus Rupiah, setiap pemain dapat menukarkan uangnya di tempat penukaran koin di tempat bermain.
Spoiler for Game Ding Dong:
Jenis permainan Ding Dong beraneka ragam, mulai dari kapal atau pesawat tempur, balapan mobil atau motor, billiard, sepak bola, petualangan sampai pertarungan. Dari sekian banyak game yang ada di permainan Ding Dong, Aku paling sering memainkan game pertarungan, yaitu Street Fighter, dengan Ryu sebagai pilihan jagoanku, dengan ciri khas kostum karate putih dan ikat kepala merah, jurus andalannya adalah Hadouken tapi dulu kami menyebutnya ayukit (are you kid...?!), banyak teman sepermainanku meniru penampilan Ryu ini dan bergaya seolah-olah melepaskan jurus Hadouken.
Spoiler for Ryu dengan jurusnya:
Ada pengalaman yang tidak dapat kulupakan, saat itu Aku sudah kelas 1 MTs (setingkat SMP) sehabis Ujian Caturwulan, biasanya banyak pelajaran yang kosong, class meeting istilahnya, tapi Aku tetap berangkat sekolah supaya dapat uang jajan yang nanti akan kugunakan untuk bermain Ding Dong. Selepas bubaran sekolah, dengan mengendarai sepeda kesayanganku Aku langsung menuju ke tempat permainan Ding Dong, tapi sebelumnya tak lupa Aku mengganti seragam sekolahku dengan baju yang sengaja Aku bawa dari rumah. Karena di tempat bermain Ding Dong ada peringatan, “Anak berseragam sekolah dilarang masuk”. Setelah Aku memarkir sepedaku dan menguncinya aku langsung masuk ke arena permainan, dan seperti biasa Aku memilih bermain Street Fighter dan memilih Ryu sebagai jagoanku. Ronde demi ronde aku menangkan, lawan demi lawan aku kalahkan, dan tentu “babak bonus” pun kusapu bersih dengan poin tinggi. Sampai gilirannya Aku memasuki babak terakhir melawan boss musuh yaitu M. Bison. Di ronde pertama aku berhasil mengalahkannya tapi di ronde kedua aku kalah dan kedudukan menjadi imbang, tinggal 1 ronde lagi, Aku mengeluarkan kemampuan terbaikku dalam memainkan karakter Ryu ini, dan ya, aku menang, berkali kali aku memainka game Street Fighter, saat itulah untuk pertama kalinya aku memenangkan babak demi babak hingga babak terakhir. Tapi kesenanganku memenangkan game saat itu hanya sementara, karena saat Aku hendak pulang Aku tidak menemukan sepedaku di parkiran, sepedaku hilang, entah bagaimana pencuri membawa sepedaku padahal Aku sangat yakin Aku sudah menguncinya. Dengan terpaksa Aku pulang berjalan kaki dan tentu saja saat kedua orang tuaku tahu kalau sepedaku hilang mereka memarahiku habis-habisan dan melarangku untuk pergi ke tempat bermain Ding Dong. Tentu saja larangan orang tuaku tidak membuatku menjadi berhenti bermain Ding Dong, tanpa sepengetahuan mereka Aku masih tetap bermain. Aku mulai berhenti bermain Ding Dong setelah Aku duduk di bangku kelas 3 MTs, karena Aku harus mempersiapkan diri untuk Ujian Akhir Nasional.
Demikian kisah dan pengalamanku dalam bermain game Ding Dong, semoga ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil.
Sekian
Wassalam
Sumber inspirasi dan referensi dari sini
Gambar dari sini
Diubah oleh zafinsyurga 27-04-2018 15:54


swiitdebby memberi reputasi
1
916
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan