Ikan patin menjadi salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan. Ikan air tawar yang memiliki warna putih keabu-abuan ini, memiliki citarasa yang khas dan mengandung protein cukup tinggi. Selain itu, kadar kolesterol yang ada dalam ikan patin tergolong rendah sehingga ikan ini banyak dipilih masyarakat untuk dikonsumsi karena aman bagi kesehatan.



Mayoritas orang suka dengan ikan patin. Sebab dagingnya yang lembut dan rasanya yang khas membuat lidah tidak hentinya bergoyang. Bahkan warung makan dengan menu andalan ikan patin banyak diserbu pengunjung.

Tips Budi Daya Ikan Patin
Jika ingin menggeluti bisnis budi daya ikan patin, setidaknya ada tiga tahapan yang harus dilakukan. Pertama mulai dari pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan. Jika semua itu dijalankan dengan baik maka bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Tahap pembenihan antara lain meliputi pemeliharaan induk agar menghasilkan telur dan menjadi bibit ikan. Sedangkan tahap pendederan, yaitu tahap pemeliharaan ikan patin pada ukuran tertentu, atau bisa juga dikatakan sebagai masa transisi dari tahap pembibitan ikan ke pembesaran ikan. Kemudian adalah masa pembesaran ikan.

Tahap pembesaran merupakan tahapan dari ikan hasil pendederan sampai menjadi ikan patin yang cukup besar dan siap dikonsumsi. Walaupun budi daya ikan patin memiliki tiga tahapan perawatan, sebaiknya pembudidaya memilih salah satu tahapannya agar fokus. Sebaiknya pembesaran dilakukan dalam keramba dari kayu maupun bambu.



Sedangkan pemberian pakan pada proses pembesaran ikan patin bisa dilakukan dengan memberikan tambahan makanan berupa pelet setiap harinya. Untuk masa panen patin setelah berat satu ikan rata-rata 1 kg, membutuhkan waktu 6 sampai 12 bulan. Sedangkan yang dipelihara dalam keramba biasanya lebih cepat dipanen karena hanya sekitar 6-8 bulan.