- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
1 Tahun Kasus Novel Baswedan, Sampai di Mana Penyelidikan Polisi?


TS
lucy...pinder
1 Tahun Kasus Novel Baswedan, Sampai di Mana Penyelidikan Polisi?
Quote:

Penyidik KPK Novel Baswedan disambut anak dan istrinya setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 22 Februari 2018. Novel dirawat di Singapura akibat penyerangan air keras terhadap dirinya. ANTARA/Muhammad Iqbal
TEMPO.CO, Jakarta - Satu tahun berselang setelah peristiwa penyerangan terhadap Novel Baswedan, polisi belum juga mampu menangkap pelakunya. Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, yang menangani kasus itu, mengaku masih kesulitan mengungkap pelaku.
Novel diserang dua orang saat berjalan pulang selepas menunaikan salat Subuh berjamaah di Masjid Ihsan yang tak jauh dari rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017. Dua orang berboncengan sepeda motor menyiram air keras ke arah Novel
Polisi berdalih kesulitan menangkap pelaku lantaran penyidik belum dapat mengidentifikasi dua orang yang menyiram air keras itu. "Sampai sekarang, kami mencoba menggali dari saksi yang lain," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono saat ditemui Tempo, Jumat, 6 April 2018.
Argo mengatakan sejumlah upaya telah dilakukan. Menyebar beberapa sketsa orang yang diduga sebagai penyerang Novel, membuka saluran pengaduan masyarakat bila melihat orang dengan ciri-ciri sesuai sketsa, serta memeriksa 68 orang saksi, 38 CCTV (closed circuit television), dan 109 toko kimia yang berada di DKI Jakarta.
Ia menjelaskan, dari 38 titik CCTV yang diperiksa, hanya dua titik polisi bisa mengambil pengambilan gambar. "Karena resolusinya kurang bagus dan kadang ada yang tidak merekam, satu ada yang dalam periode satu dua pekan datanya sudah terhapus," tuturnya.
Selain itu, dari 109 toko kimia yang diperiksa, kata Argo, hanya 91 toko yang masih beroperasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ia mengatakan, polisi tidak mendapati pembelian yang tidak wajar pada periode 9 dan 10 April 2017.
Argo juga mengatakan bahwa polisi masih membutuhkan keterangan tambahan dari Novel ihwal kasus besar apa saja yang telah ditanganinya, kapan merasa dikuntit orang, dan saat itu sedang menangani kasus apa. "Kami belum mendapat informasi," katanya. Menurut Argo, polisi dapat menggunakan metode deduktif dalam pengungkapan kasus Novel.
Novel telah diperiksa saat dia menjalani pengobatan matanya di Singapura, 14 Agustus 2017. Ketika itu, Argo menuturkan, Novel baru menceritakan kronologi penyerangannya. "Karena kan waktu itu kondisinya masih belum fit," kata Argo.
Meski belum mampu menangkap pelaku penyerangan Novel Baswedan, kepolisian tetap melaporkan perkembangan kasus tersebut. Wakil Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Syafruddin, mengatakan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis telah melaporkan perkembangan kasus Nobel kepada pimpinan KPK pada awal April 2018.
Namun, Syafruddin enggan membeberkan sampai di mana kasus tersebut. "Ada yang perlu dibuka ada yang perlu dirahasiakan, karena ini menuju pada tersangka," kata Syafruddin saat ditemui di kantor Dewan Masjid Indonesia, Senin, 2 April 2018.
KPK telah menerima laporan terbaru soal kasus penyerangan Novel. Menurut juru bicara KPK, Febri Diansyah, laporan dari kepolisian yang diterima masih sebatas sketsa wajah terduga yang pelaku penyerangan. "Masih tentang penyebaran sketsa wajah," ujar Febri di kantornya, pada pekan lalu.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Alghiffari Aqsa yang juga pengacara Novel Baswedan menyampaikan sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru. Menurut dia, polisi bahkan ingin memeriksa Novel. "Karena Novel sudah memberikan keterangan yang cukup lengkap di Singapura," ujar dia.
https://nasional.tempo.co/read/1077889/1-tahun-kasus-novel-baswedan-sampai-di-mana-penyelidikan-polisi
udah ada yg dipecat belum karna gagal menangkap pelaku..ampe setaun kok kagak ada perkembangan..jokowi kalo ga bisa nagkep pelaku sampai agustus mendingan ga usah nyapres lagi..

Novel Baswedan: Saya Bisa Sebut Polri Tidak Akan Berani Mengungkap
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan pesimistis kasusnya bakal diusut tuntas oleh kepolisian . Hingga lebih dari 100 hari, polisi belum berhasil menangkap satu pun pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel.
Novel yakin para penyidik punya kemampuan untuk mengungkap kasus dalam waktu dekat. Hanya saja, ia meragukan keberanian para penyidik untuk menuntaskan kasus itu.
"Saya cukup bisa sebut Polri tidak akan berani mengungkap. Mungkin begini, ayo kita lihat apakah ke depan akan diungkap. Saya yakin sekali tidak akan diungkap," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.
Novel menduga ada keterlibatan oknum polisi dalam penyiraman air keras. Ia pun menyampaikannya kepada perwira Polri yang sempat bertemu dengannya. Ia meminta agar penanganan kasus ini dilakukan secara serius. Tak hanya untuk Novel, tapi untuk instansi Polri sendiri.
"Walau setelah lewat tiga bulan, rasanya Polri tidak berani ungkap kasus ini," kata Novel.
Waktu lebih dari tiga bulan dianggap Novel terlalu lama untuk mengungkap kasus tindak pidana ringan. Bahkan, kata dia, mengungkap kasus teroris saja bisa lebih cepat.
Ia kenal betul penyidik-penyidik yang menangani kasusnya di Polda Metro Jaya dan tak meragukan kemampuannya. Menurut Novel, pengungkapan kasus ini bukan soal kemampuan, tapi kemauan.
"Bisa saja mereka melakukan ini, mau apa tidak. Ditambah, berani apa tidak," kata Novel.
Novel beberapa kali menerima teror, baik bentuk fisik maupun lewat saluran telepon. Ia mendapat informasi bahwa orang yang melakukan serangkaian teror itu merupakan orang yang sama.
"Orangnya itu-itu aja. Itu yang bikin rusak Polri," ujar dia.
Oleh karena itulah Novel menyebut pengungkapan kasusnya akan berdampak pada institusi Polri. Jika kepolisian berani mengungkap siapa dalang penyerangan itu, maka akan jadi pembenahan di tubuh korps bhayangkara.
Ini baru kasus Novel. Menurut dia, masih banyak teror yang tak terungkap yang menimpa penyidik lain. Ia menegaskan bahwa teror kepada aparatur hukum tidak boleh lagi dibiarkan dan ditutupi. Penanganannya harus serius.
"Aparatur yang kerja untuk kepentingan negara diteror, dilukai, diserang, dan dipermalukan dan negara membiarkan. Itu hal luar biasa. Dalam beberapa peristiwa Presiden sampaikan untuk diungkap tuntas. Perintah itu tidak dilaksanakan," kata Novel.
https://nasional.kompas.com/read/2017/07/27/06325461/novel-baswedan--saya-bisa-sebut-polri-tidak-akan-berani-mengungkap
Novel yakin para penyidik punya kemampuan untuk mengungkap kasus dalam waktu dekat. Hanya saja, ia meragukan keberanian para penyidik untuk menuntaskan kasus itu.
"Saya cukup bisa sebut Polri tidak akan berani mengungkap. Mungkin begini, ayo kita lihat apakah ke depan akan diungkap. Saya yakin sekali tidak akan diungkap," ujar Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam.
Novel menduga ada keterlibatan oknum polisi dalam penyiraman air keras. Ia pun menyampaikannya kepada perwira Polri yang sempat bertemu dengannya. Ia meminta agar penanganan kasus ini dilakukan secara serius. Tak hanya untuk Novel, tapi untuk instansi Polri sendiri.
"Walau setelah lewat tiga bulan, rasanya Polri tidak berani ungkap kasus ini," kata Novel.
Waktu lebih dari tiga bulan dianggap Novel terlalu lama untuk mengungkap kasus tindak pidana ringan. Bahkan, kata dia, mengungkap kasus teroris saja bisa lebih cepat.
Ia kenal betul penyidik-penyidik yang menangani kasusnya di Polda Metro Jaya dan tak meragukan kemampuannya. Menurut Novel, pengungkapan kasus ini bukan soal kemampuan, tapi kemauan.
"Bisa saja mereka melakukan ini, mau apa tidak. Ditambah, berani apa tidak," kata Novel.
Novel beberapa kali menerima teror, baik bentuk fisik maupun lewat saluran telepon. Ia mendapat informasi bahwa orang yang melakukan serangkaian teror itu merupakan orang yang sama.
"Orangnya itu-itu aja. Itu yang bikin rusak Polri," ujar dia.
Oleh karena itulah Novel menyebut pengungkapan kasusnya akan berdampak pada institusi Polri. Jika kepolisian berani mengungkap siapa dalang penyerangan itu, maka akan jadi pembenahan di tubuh korps bhayangkara.
Ini baru kasus Novel. Menurut dia, masih banyak teror yang tak terungkap yang menimpa penyidik lain. Ia menegaskan bahwa teror kepada aparatur hukum tidak boleh lagi dibiarkan dan ditutupi. Penanganannya harus serius.
"Aparatur yang kerja untuk kepentingan negara diteror, dilukai, diserang, dan dipermalukan dan negara membiarkan. Itu hal luar biasa. Dalam beberapa peristiwa Presiden sampaikan untuk diungkap tuntas. Perintah itu tidak dilaksanakan," kata Novel.
https://nasional.kompas.com/read/2017/07/27/06325461/novel-baswedan--saya-bisa-sebut-polri-tidak-akan-berani-mengungkap



Spoiler for jangan dibuka:

Diubah oleh lucy...pinder 10-04-2018 22:45
0
1.7K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan