- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Presiden Amerika Trump Bunuh Diri soal Perang Dagang dengan China


TS
methadone.500mg
Presiden Amerika Trump Bunuh Diri soal Perang Dagang dengan China
- Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif pajak atas produk China menuai tanggapan yang beragam di publik Amerika Serikat.
Tidak hanya kalangan pebisnis yang memberikan komentar negatif atas kebijakan tersebut, tapi juga datang dari kalangan politisi.
Salah satunya adalah Senator Partai Republik Ben Sasse. Partai Republik merupakan partai yang mendukung Donald Trump sebagai Presiden AS.
Dalam sebuah pernyataan dia menyatakan rencana Trump tersebut merupakan suatu masalah.
“Rencana tersebut sebenarnya bukan untuk menghukum China, tapi menghukum AS sendiri. Ini adalah cara terbodoh dalam hubungan AS-China.” Ujar Sasse seperti diberitakan oleh Reuters, Jumat (6/4) waktu setempat.
Sebelumnya, kalangan pelaku bisnis juga menyuarakan pendapat yang sama. CEO National Retail Federation Matthew Shay misalnya menyebut, AS kini berada dalam kondisi bahaya dan warga Amerika Serikat terancam mengalami kerugian besar.
“Inilah yang dinamakan perang dagang, dan apa yang sudah AS peringatkan kepada dunia dari awal,” kata Matthew
China menerapkan tarif pajak terhadap produk pertanian AS, sebagai tindakan balasan atas pajak impor produk aluminium dan baja China.
Kini, Departemen Pertanian AS tengah mencari jalan untuk membantu petani AS yang terkena dampak tarif balasan China.
Demikian ungkap Wakil Menteri Pertanian Bill Northey, namun tidak mengungkapkan hal tersebut secara lebih detail.
Pejabat Gedung Putih sepanjang minggu lalu melangsungkan negosiasi dengan China terkait pasalah perdagangan ini.
Neraca perdagangan AS-Cina pada 2017 mengalami defisit di pihak AS. Untuk itu, Trump menuntut China agar mengurangi surplus perdagangannya dengan AS.
Pejabat senior AS mengatakan tidak ada sesi negosiasi formal antara AS dengan China, namun AS sangat ingin bernegosiasi dengan China.
China Siapkan Dana Besar Lawan Proteksionisme AS
China atau Tiongkok akan melawan dengan biaya berapa pun dan mengambil tindakan pencegahan komprehensif jika Amerika Serikat (AS) melanjutkan praktik-praktik proteksionisnya secara sepihak, lapor juru bicara Departemen Perdagangan Tiongkok.
"Pada perdagangan Tiongkok-AS, Tiongkok telah membuat posisinya sangat jelas. Kami tidak ingin perang dagang, tetapi kami tidak takut perang seperti itu," kata juru bicara tersebut, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 7 April 2018.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis lalu bahwa ia telah meminta Perwakilan Perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan pada impor produk-produk Tiongkok senilai USD100 miliar.
"Mengenai pernyataan AS, kami tidak hanya akan mendengarkan kata-kata tetapi juga mengawasi perbuatan," kata juru bicara.
Jika Amerika Serikat melanjutkan proteksionisme, terlepas dari penentangan dari Tiongkok dan komunitas internasional, Tiongkok akan melawan sampai akhir dengan biaya berapa pun untuk melindungi kepentingan negara dan rakyat, menurut juru bicara.
"Konflik diprakarsai oleh Amerika Serikat sebagai provokasi," kata juru bicara itu.
Tiongkok akan melanjutkan reformasi dan keterbukaan, melindungi perdagangan multilateral, serta meningkatkan liberalisasi perdagangan dan investasi, tambah juru bicara.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok Lu Kang juga membuat janji serupa ketika diminta mengomentari pernyataan Presiden Trump, menurut sebuah dokumen di situs web kementerian itu. *
http://manado.tribunnews.com/2018/04...konom?page=all.
Tidak hanya kalangan pebisnis yang memberikan komentar negatif atas kebijakan tersebut, tapi juga datang dari kalangan politisi.
Salah satunya adalah Senator Partai Republik Ben Sasse. Partai Republik merupakan partai yang mendukung Donald Trump sebagai Presiden AS.
Dalam sebuah pernyataan dia menyatakan rencana Trump tersebut merupakan suatu masalah.
“Rencana tersebut sebenarnya bukan untuk menghukum China, tapi menghukum AS sendiri. Ini adalah cara terbodoh dalam hubungan AS-China.” Ujar Sasse seperti diberitakan oleh Reuters, Jumat (6/4) waktu setempat.
Sebelumnya, kalangan pelaku bisnis juga menyuarakan pendapat yang sama. CEO National Retail Federation Matthew Shay misalnya menyebut, AS kini berada dalam kondisi bahaya dan warga Amerika Serikat terancam mengalami kerugian besar.
“Inilah yang dinamakan perang dagang, dan apa yang sudah AS peringatkan kepada dunia dari awal,” kata Matthew
China menerapkan tarif pajak terhadap produk pertanian AS, sebagai tindakan balasan atas pajak impor produk aluminium dan baja China.
Kini, Departemen Pertanian AS tengah mencari jalan untuk membantu petani AS yang terkena dampak tarif balasan China.
Demikian ungkap Wakil Menteri Pertanian Bill Northey, namun tidak mengungkapkan hal tersebut secara lebih detail.
Pejabat Gedung Putih sepanjang minggu lalu melangsungkan negosiasi dengan China terkait pasalah perdagangan ini.
Neraca perdagangan AS-Cina pada 2017 mengalami defisit di pihak AS. Untuk itu, Trump menuntut China agar mengurangi surplus perdagangannya dengan AS.
Pejabat senior AS mengatakan tidak ada sesi negosiasi formal antara AS dengan China, namun AS sangat ingin bernegosiasi dengan China.
China Siapkan Dana Besar Lawan Proteksionisme AS
China atau Tiongkok akan melawan dengan biaya berapa pun dan mengambil tindakan pencegahan komprehensif jika Amerika Serikat (AS) melanjutkan praktik-praktik proteksionisnya secara sepihak, lapor juru bicara Departemen Perdagangan Tiongkok.
"Pada perdagangan Tiongkok-AS, Tiongkok telah membuat posisinya sangat jelas. Kami tidak ingin perang dagang, tetapi kami tidak takut perang seperti itu," kata juru bicara tersebut, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 7 April 2018.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis lalu bahwa ia telah meminta Perwakilan Perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan pada impor produk-produk Tiongkok senilai USD100 miliar.
"Mengenai pernyataan AS, kami tidak hanya akan mendengarkan kata-kata tetapi juga mengawasi perbuatan," kata juru bicara.
Jika Amerika Serikat melanjutkan proteksionisme, terlepas dari penentangan dari Tiongkok dan komunitas internasional, Tiongkok akan melawan sampai akhir dengan biaya berapa pun untuk melindungi kepentingan negara dan rakyat, menurut juru bicara.
"Konflik diprakarsai oleh Amerika Serikat sebagai provokasi," kata juru bicara itu.
Tiongkok akan melanjutkan reformasi dan keterbukaan, melindungi perdagangan multilateral, serta meningkatkan liberalisasi perdagangan dan investasi, tambah juru bicara.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok Lu Kang juga membuat janji serupa ketika diminta mengomentari pernyataan Presiden Trump, menurut sebuah dokumen di situs web kementerian itu. *
http://manado.tribunnews.com/2018/04...konom?page=all.






nona212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan