- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sembilan Korban First Travel Jadi Korban Abu Tours


TS
InRealLife
Sembilan Korban First Travel Jadi Korban Abu Tours
http://wartakota.tribunnews.com/2018...rban-abu-tours

Sudah jatuh, ketimpa tangga...

Quote:
Koran Warta Kota
Sembilan Korban First Travel Jadi Korban Abu Tours
Selasa, 10 April 2018 08:05
WARTA KOTA, PALMERAH - Rayuan biro travel yang menawarkan umrah dengan biaya murah 'memakan' banyak korban.
Setelah banyak yang menjadi korban First Travel, kini ribuan jemaah juga menjadi korban biro travel Abu Tours.
Mereka gagal berangkat meski telah membayar biaya umrah.
Tragisnya lagi, di antara para korban Abu Tours, juga ada korban First Travel. Setidaknya ada 9 orang yang mengalaminya.
Ibarat dua kali terjatuh di lubang yang sama, setelah menjadi korban umrah murah di First Travel, kemudian juga menjadi korban tawaran yang sama di Abu Tours.
"Ada sembilan orang korban First Travel, tapi sekarang menjadi korban lagi di Abu Tours," kata Sofia (43), salah satu agen Abu Tours, ketika dihubungi Warta Kota, Senin (9/4/2018).
Sofia menyebutkan bahwa sembilan jemaah tersebut kini kondisinya memprihatinkan.
Mereka jatuh sakit dan syok atas kejadian yang berulang tersebut.
"Mereka ini warga Padang. Kebanyakan mereka langsung menderita sakit jantung dan sakit lainnya. Padahal mereka benar-benar niat umrah, karena setelah jadi korban First Travel masih tetap mau mengeluarkan uang lagi untuk berangkat umrah. Tapi sekarang malah kena tipu lagi," kata Sofia, warga Fatmawati, Jakarta Selatan.
Beban menjadi korban Abu Tours juga turut dirasakan Sofia yang menjadi agen.
Hingga kemarin, lebih dari 100 jemaah yang mendafar lewat Sofia, belum diberangkatkan juga.
Dia pun sampai diteror oleh para jemaahnya yang menuntut tetap diberangkatkan umrah.
"Total kerugiannya mencapai Rp 1,9 miliar. Saya mau mengganti uang sebesar itu dari mana? Semuanya sudah saya setorkan ke Abu Tours," jelas wanita yang masih bekerja di institusi pemerintahan tersebut.
Namun, lanjut Sofia, dirinya rela mengocek uang pribadi untuk membiayai umrah jemaahnya. Agar setidaknya masih ada jemaah yang bisa diberangkatkan umrah.
"Saya diteror terus. Makanya sedikit-sedikit saya berangkatkan jemaah pakai dana sendiri. Saya sudah habis Rp 150 juta. Saya jual mobil, gadaikan SK (Surat Keputusan PNS), dan utang ke mana-mana," kata ibu dua anak itu.
Bahkan dirinya juga beberapa kali masuk rumah sakit karena terbebani kasus tersebut.
Tertarik fasilitas
Sofia mengaku mengetahui tentang Abu Tours dari keluarganya. Kala itu ia melihat, 4 anggota keluarganya yang menggunakan jasa travel dari Makassar tersebut bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik dan nyaman.
"Hotelnya dekat dengan Masjidil Haram. Cuma menyeberang sebentar sudah sampai. Makanan, hotel, dan lainnya bagus pelayanannya. Harganya waktu itu hanya Rp 14,5 juta," katanya.
Lalu pada 2017, Sofia menjadi agen dengan memberangkatkan sekira 20-an jemaah.
Saat itu harga paket sebesar Rp 19 juta per orang.
Sampai Desember 2017 pemberangkatan masih dilakukan.
Namun, rencana keberangkatan Januari-Februari tiba-tiba dibatalkan pihak Abu Tours, dengan alasan yang tidak jelas.
Lalu pihak Abu Tours membuat pernyataan akan memberangkatkan 21 Februari 2018.
Namun, nyatanya kasus ini telah mencuat, hingga pemiliknya Hamzah Mamba ditangkap.
"Padahal tahun ini saya ada 52 jemaah yang harus diberangkatkan yang telah membayar hingga Rp 17 juta. Sekarang seluruh jemaah meminta pertanggungjawaban ke saya. Terus saya harus meminta tanggung jawab ke mana?" katanya.
Hal senada dikatakan oleh agen lainnya, Sr (50).
Wanita yang enggan disebutkan identitasnya ini harus menanggung sebanyak lebih dari 50 jemaah yang harus diberangkatkan.
Dengan harga paket umrah hingga Rp 18 juta per orang. Seharusnya diberangkatkan pada Januari 2018.
"Mereka menuntut tetap untuk diberangkatkan. Jika memang terpaksa, mereka meminta refund," jelasnya.
"Agen-agen yang lainnya sudah banyak yang sudah stres. Mereka banyak diancam, sampai anak-istrinya trauma, dan mereka nggak berani pulang ke rumah," tambahnya.
Rumah gelap
Sementara itu pada Rabu (4/4) lalu, Polda Sulawesi Selatan menyita rumah tiga lantai milik bos Abu Tours, Hamzah Mamba, yang terletak di Jalan Bukit Cinere, Perumahan Kartika Residence, Blok 7 A, RT 04/19, Kecamatan Cinere, Depok.
Pantauan Warta Kota, Senin (9/4) malam sekira pukul 18.30, rumah itu tampak tak berpenghuni dan dalam kondisis gelap gulita.
Bangunan rumah yang didominasi warna krem dan berada dalam klaster perumahan itu tanpa pagar, sama seperti rumah-rumah lainnya.
Namun yang membedakan, jika rumah disekitarnya tampak terang benderang, rumah Hamzah kelihatan gelap gulita, baik di bagian dalam maupun di depan rumah.
Di plafon teras rumah tampak jelas ada lampu yang terpasang. Namun lampu itu tidak menyala.
"Kalau mau nyalain lampunya, harus dari dalam. Tapi kita kan gak boleh masuk, dan gak berani masuk, karena rumahnya sudah disegel polisi," kata Duloh (40), petugas keamanan Perumahan Kartika Residence, saat ditemui Warta Kota, Senin malam.
Ketika ditengok di dalam garasi yang berpintu kayu, tidak ada kendaraan apapun di sana.
"Selain rumah yang disegel, mobil Alphard Vellfire warna putih punya Pak Hamzah juga disita polisi dan dibawa polisi Rabu malam lalu," kata Duloh.
Tak hanya itu, menurut Duloh, sejumlah barang dan dokumen dari dalam rumah juga sempat diamankan polisi saat memeriksa dan menggeledah rumah Hamzah, saat itu.
"Polisi lebih dari lima orang melakukan pemeriksaan dan penyegelan rumah, dari sore sampai malam dengan didampingi bu RT. Sekitar jam 9 malam, pemeriksaan selesai dan mobil Aphard Pak Hamzah dibawa juga," kata Duloh.
Menurut Duloh, sejak sekitar awal Februari 2018, Hamzah beserta keluarga yakni istri dan dua anaknya, sudah tidak pernah lagi ada di rumah itu.
"Yang ada pembantunya, itupun saya lihatnya sekali, sekali saja," kata Duloh.
Hari ini digeledah
Menurut rencana, polisi akan kembali menggeledah rumah itu pada Selasa (10/4/2018) ini.
Hal itu dikatakan Nanang (38), satpam Perumahan Kartika Residence, Cinere, kepada Warta Kota, Senin (9/4/2018) malam.
"Info yang saya dapat, rencananya polisi mau periksa rumah Pak Hamzah lagi, Selasa (10/4). Benar atau enggaknya, kurang tahu juga. Tapi yang pasti, sudah kami informasikan ke Pak RT dan bu RT, agar siap mendampingi saat polisi geledah rumah, seperti sebelumnya," kata Nanang.
Kantor
Bukan hanya rumah di Cinere yang disita polisi, gedung kantor di Jakarta juga disita. Salah satunya adalah gedung Abu Corp di Jalan Warung Jati Barat, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pantauan Warta Kota, Senin (9/4/2018), gedung lima lantai yang menjadi kantor beberapa anak perusahaan di bawah Abu Corp tersebut tampak sepi.
Pagar depan tertutup rapat. Tidak tampak aktivitas di dalam area gedung, termasuk petugas keamanan yang biasanya menjaga gedung itu.
Sementara itu, sebuah papan pengumuman penyitaan terpampang besar di pintu masuk menuju lobi.
Menurut seorang juru parkir di dekat lokasi, penyegelan dilakulan pada Sabtu (7/4) pagi.
Saat itu, sejumlah polisi beriringan datang dan berada selama beberapa jam di dalam gedung sebelum menempelkan pengumuman penyitaan.
"Sudah lama sejak ramai Abu Tour heboh rumornya memang gedung ini akan disita," kata pria jukir yang enggan menyebutkan namanya. Ternyata benar, gedung itu akhirnya disita polisi. (suf/bum/fha)
Editor: Hertanto Soebijoto
Sembilan Korban First Travel Jadi Korban Abu Tours
Selasa, 10 April 2018 08:05
WARTA KOTA, PALMERAH - Rayuan biro travel yang menawarkan umrah dengan biaya murah 'memakan' banyak korban.
Setelah banyak yang menjadi korban First Travel, kini ribuan jemaah juga menjadi korban biro travel Abu Tours.
Mereka gagal berangkat meski telah membayar biaya umrah.
Tragisnya lagi, di antara para korban Abu Tours, juga ada korban First Travel. Setidaknya ada 9 orang yang mengalaminya.
Ibarat dua kali terjatuh di lubang yang sama, setelah menjadi korban umrah murah di First Travel, kemudian juga menjadi korban tawaran yang sama di Abu Tours.
"Ada sembilan orang korban First Travel, tapi sekarang menjadi korban lagi di Abu Tours," kata Sofia (43), salah satu agen Abu Tours, ketika dihubungi Warta Kota, Senin (9/4/2018).
Sofia menyebutkan bahwa sembilan jemaah tersebut kini kondisinya memprihatinkan.
Mereka jatuh sakit dan syok atas kejadian yang berulang tersebut.
"Mereka ini warga Padang. Kebanyakan mereka langsung menderita sakit jantung dan sakit lainnya. Padahal mereka benar-benar niat umrah, karena setelah jadi korban First Travel masih tetap mau mengeluarkan uang lagi untuk berangkat umrah. Tapi sekarang malah kena tipu lagi," kata Sofia, warga Fatmawati, Jakarta Selatan.
Beban menjadi korban Abu Tours juga turut dirasakan Sofia yang menjadi agen.
Hingga kemarin, lebih dari 100 jemaah yang mendafar lewat Sofia, belum diberangkatkan juga.
Dia pun sampai diteror oleh para jemaahnya yang menuntut tetap diberangkatkan umrah.
"Total kerugiannya mencapai Rp 1,9 miliar. Saya mau mengganti uang sebesar itu dari mana? Semuanya sudah saya setorkan ke Abu Tours," jelas wanita yang masih bekerja di institusi pemerintahan tersebut.
Namun, lanjut Sofia, dirinya rela mengocek uang pribadi untuk membiayai umrah jemaahnya. Agar setidaknya masih ada jemaah yang bisa diberangkatkan umrah.
"Saya diteror terus. Makanya sedikit-sedikit saya berangkatkan jemaah pakai dana sendiri. Saya sudah habis Rp 150 juta. Saya jual mobil, gadaikan SK (Surat Keputusan PNS), dan utang ke mana-mana," kata ibu dua anak itu.
Bahkan dirinya juga beberapa kali masuk rumah sakit karena terbebani kasus tersebut.
Tertarik fasilitas
Sofia mengaku mengetahui tentang Abu Tours dari keluarganya. Kala itu ia melihat, 4 anggota keluarganya yang menggunakan jasa travel dari Makassar tersebut bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik dan nyaman.
"Hotelnya dekat dengan Masjidil Haram. Cuma menyeberang sebentar sudah sampai. Makanan, hotel, dan lainnya bagus pelayanannya. Harganya waktu itu hanya Rp 14,5 juta," katanya.
Lalu pada 2017, Sofia menjadi agen dengan memberangkatkan sekira 20-an jemaah.
Saat itu harga paket sebesar Rp 19 juta per orang.
Sampai Desember 2017 pemberangkatan masih dilakukan.
Namun, rencana keberangkatan Januari-Februari tiba-tiba dibatalkan pihak Abu Tours, dengan alasan yang tidak jelas.
Lalu pihak Abu Tours membuat pernyataan akan memberangkatkan 21 Februari 2018.
Namun, nyatanya kasus ini telah mencuat, hingga pemiliknya Hamzah Mamba ditangkap.
"Padahal tahun ini saya ada 52 jemaah yang harus diberangkatkan yang telah membayar hingga Rp 17 juta. Sekarang seluruh jemaah meminta pertanggungjawaban ke saya. Terus saya harus meminta tanggung jawab ke mana?" katanya.
Hal senada dikatakan oleh agen lainnya, Sr (50).
Wanita yang enggan disebutkan identitasnya ini harus menanggung sebanyak lebih dari 50 jemaah yang harus diberangkatkan.
Dengan harga paket umrah hingga Rp 18 juta per orang. Seharusnya diberangkatkan pada Januari 2018.
"Mereka menuntut tetap untuk diberangkatkan. Jika memang terpaksa, mereka meminta refund," jelasnya.
"Agen-agen yang lainnya sudah banyak yang sudah stres. Mereka banyak diancam, sampai anak-istrinya trauma, dan mereka nggak berani pulang ke rumah," tambahnya.
Rumah gelap
Sementara itu pada Rabu (4/4) lalu, Polda Sulawesi Selatan menyita rumah tiga lantai milik bos Abu Tours, Hamzah Mamba, yang terletak di Jalan Bukit Cinere, Perumahan Kartika Residence, Blok 7 A, RT 04/19, Kecamatan Cinere, Depok.
Pantauan Warta Kota, Senin (9/4) malam sekira pukul 18.30, rumah itu tampak tak berpenghuni dan dalam kondisis gelap gulita.
Bangunan rumah yang didominasi warna krem dan berada dalam klaster perumahan itu tanpa pagar, sama seperti rumah-rumah lainnya.
Namun yang membedakan, jika rumah disekitarnya tampak terang benderang, rumah Hamzah kelihatan gelap gulita, baik di bagian dalam maupun di depan rumah.
Di plafon teras rumah tampak jelas ada lampu yang terpasang. Namun lampu itu tidak menyala.
"Kalau mau nyalain lampunya, harus dari dalam. Tapi kita kan gak boleh masuk, dan gak berani masuk, karena rumahnya sudah disegel polisi," kata Duloh (40), petugas keamanan Perumahan Kartika Residence, saat ditemui Warta Kota, Senin malam.
Ketika ditengok di dalam garasi yang berpintu kayu, tidak ada kendaraan apapun di sana.
"Selain rumah yang disegel, mobil Alphard Vellfire warna putih punya Pak Hamzah juga disita polisi dan dibawa polisi Rabu malam lalu," kata Duloh.
Tak hanya itu, menurut Duloh, sejumlah barang dan dokumen dari dalam rumah juga sempat diamankan polisi saat memeriksa dan menggeledah rumah Hamzah, saat itu.
"Polisi lebih dari lima orang melakukan pemeriksaan dan penyegelan rumah, dari sore sampai malam dengan didampingi bu RT. Sekitar jam 9 malam, pemeriksaan selesai dan mobil Aphard Pak Hamzah dibawa juga," kata Duloh.
Menurut Duloh, sejak sekitar awal Februari 2018, Hamzah beserta keluarga yakni istri dan dua anaknya, sudah tidak pernah lagi ada di rumah itu.
"Yang ada pembantunya, itupun saya lihatnya sekali, sekali saja," kata Duloh.
Hari ini digeledah
Menurut rencana, polisi akan kembali menggeledah rumah itu pada Selasa (10/4/2018) ini.
Hal itu dikatakan Nanang (38), satpam Perumahan Kartika Residence, Cinere, kepada Warta Kota, Senin (9/4/2018) malam.
"Info yang saya dapat, rencananya polisi mau periksa rumah Pak Hamzah lagi, Selasa (10/4). Benar atau enggaknya, kurang tahu juga. Tapi yang pasti, sudah kami informasikan ke Pak RT dan bu RT, agar siap mendampingi saat polisi geledah rumah, seperti sebelumnya," kata Nanang.
Kantor
Bukan hanya rumah di Cinere yang disita polisi, gedung kantor di Jakarta juga disita. Salah satunya adalah gedung Abu Corp di Jalan Warung Jati Barat, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pantauan Warta Kota, Senin (9/4/2018), gedung lima lantai yang menjadi kantor beberapa anak perusahaan di bawah Abu Corp tersebut tampak sepi.
Pagar depan tertutup rapat. Tidak tampak aktivitas di dalam area gedung, termasuk petugas keamanan yang biasanya menjaga gedung itu.
Sementara itu, sebuah papan pengumuman penyitaan terpampang besar di pintu masuk menuju lobi.
Menurut seorang juru parkir di dekat lokasi, penyegelan dilakulan pada Sabtu (7/4) pagi.
Saat itu, sejumlah polisi beriringan datang dan berada selama beberapa jam di dalam gedung sebelum menempelkan pengumuman penyitaan.
"Sudah lama sejak ramai Abu Tour heboh rumornya memang gedung ini akan disita," kata pria jukir yang enggan menyebutkan namanya. Ternyata benar, gedung itu akhirnya disita polisi. (suf/bum/fha)
Editor: Hertanto Soebijoto
Sudah jatuh, ketimpa tangga...
0
2.8K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan