- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Demo puisi semangat membara, korban penipuan dapatkah perhatian yang sama ?


TS
arbib
Demo puisi semangat membara, korban penipuan dapatkah perhatian yang sama ?
Quote:
Puisi adalah sebuah sastra. Terkadang kata yang ada merupakan hasil pemikiran pembuatannya yang melalang buana. Setiap kata yang ada bukanlah makna yang sebenarnya. Bahkan artinya adalah sebaliknya. Namun sering kata di tafsirkan oleh pembacanya. Padahal yang berhak menafsirkan isi puisi adalah pembuatnya.

Penipuan yang berkaitan dengan bisnis itu jelas. Bukan rangkaian kata, melainkan rangkaian kejadian. Bisnis yang menyediakan layanan perjalanan untuk ibadah, rupanya menjadi sasaran empuk dari manusia yang rakus akan dunia. Menjadi sasaran yang menggiurkan, karena bila menyangkut soal ibadah, kita cenderung tak pernah terlalu ceermat menghitung. Jarang kita curigai, setiap orang yang menawarkan kemudahan pelaksanaan ibadah kita. Persoalan ini rupanya di incar oleh para penipu ulung, mereka mungkin sudah terlalu khilaf untuk ingat dengan dosa. Dan mereka yang menipu mungkin sudah lupa dengan nasib orang yang gagal harapan untuk melakukan perjalanan.

Kasus biro perjalanan umroh yang gagal memberangkatkan ratusan ribu orang kembali menjadi sorotan. Belum usai sidang first travel muncul pula kegagalan dari abu tour. Nilai dari kegagalan itu, diberitakan lebih besar dan lebih banyak menimbulkan korban yang pupus harapan untuk bisa datang ke tanah suci. Air mata para korbanpun berlinangan. Mereka yang dengan susah payah banting tulang dan peras keringat untuk menabung agar bisa berdoa kepada ILLAHI di tanah suci, harus rela hati dan menerima nasib, karena impian tertunda.

Sumber gambar : instagram @abuhamzah12
Dalam dua kasus itu, yang menjadi keanehan adalah korban penipuan ada, jumlah kerugian yang di taksir terdata, jumlah orang yang sudah membayar namun tak bisa berlayar juga ada. Namun uangnya raib entah kemana. Dan dihitung aset total si empunya usaha ternyata sangat minim asetnya bila di bandingkan dengan jumlah total kerugian akibat kegiatannya.
Tangis linangan air mata bercucuran dari para saudara dan saudari kita yang putus harapan. Karena impian keberangkatan ternyata di batalkan. Semoga saja mereka yang tertipu tak putus asa, dan menerima apa adanya. Dan semoga saja, para pelaku yang sedang di proses hukum, mau dengan jujur kemana saja hartanya berkelana. Sehingga harapan mereka yang sudah pupus bisa bangkit untuk berterus. Soal dana seberapa pun canggihnya teknologi penegak hukum untuk melacaknya, tanpa pengakuan dan petunjuk dari pelaku, akan sangat sulit untuk di temukan jejak keberadaannya.
Penegak hukum baru mencari setelah modus terdeteksi. Sementara pelaku penipuan sudah ratusan langkah beberapa masa kebelakang untuk mengamankan asetnya. Mengamankan hartanya, bila di kemudian hari modusnya terungkap.
Kasus first travel dan abu tour hanyalah dua kasus besar yang sempat di sorot media masa nasional hingga internasional. Masih banyak kasus serupa yang tidak terpublikasi segencar kedua kasus ini. Bahkan bisa saja kedua kasus ini cuma permulaan, di kemudian hari mungkin saja ada kasus serupa yang lebih besar lagi. Semoga saja dua kasus besar ini, bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Agar kejadian yang bisa memakan korban serupa di masa mendatang tidak akan lagi ada. Semoga saja.
Kedua kasus ini kini mulai sepi kembali dari sorotan. Banyak yang mengatakan " mohon bersabar, ini ujian". Yang berkata demikian mungkin tidak bisa merasakan sakitnya tertipu, dari setiap rupiah yang di himpun dengan peras keringat dan banting tulang. Saat ini mungkin mereka yang berkata demikian lebih peduli pada syair puisi yang bermakna ganda. Lebih peduli menuntut penyair yang khilaf dan terlena. Meski sang pujangga sudah memohon maaf atas tergelincirnya kata dari di tulisnya.

Quote:

Spoiler for Terkadang yang samar bisa terlihat jelas dan sebaliknya, inilah pandangan kita sebagai manusia:
Sumber gambar : https://pixabay.com/en/face-forest-w...istic-2889961/
Penipuan yang berkaitan dengan bisnis itu jelas. Bukan rangkaian kata, melainkan rangkaian kejadian. Bisnis yang menyediakan layanan perjalanan untuk ibadah, rupanya menjadi sasaran empuk dari manusia yang rakus akan dunia. Menjadi sasaran yang menggiurkan, karena bila menyangkut soal ibadah, kita cenderung tak pernah terlalu ceermat menghitung. Jarang kita curigai, setiap orang yang menawarkan kemudahan pelaksanaan ibadah kita. Persoalan ini rupanya di incar oleh para penipu ulung, mereka mungkin sudah terlalu khilaf untuk ingat dengan dosa. Dan mereka yang menipu mungkin sudah lupa dengan nasib orang yang gagal harapan untuk melakukan perjalanan.

Kasus biro perjalanan umroh yang gagal memberangkatkan ratusan ribu orang kembali menjadi sorotan. Belum usai sidang first travel muncul pula kegagalan dari abu tour. Nilai dari kegagalan itu, diberitakan lebih besar dan lebih banyak menimbulkan korban yang pupus harapan untuk bisa datang ke tanah suci. Air mata para korbanpun berlinangan. Mereka yang dengan susah payah banting tulang dan peras keringat untuk menabung agar bisa berdoa kepada ILLAHI di tanah suci, harus rela hati dan menerima nasib, karena impian tertunda.
Quote:

Sumber gambar : instagram @abuhamzah12
Dalam dua kasus itu, yang menjadi keanehan adalah korban penipuan ada, jumlah kerugian yang di taksir terdata, jumlah orang yang sudah membayar namun tak bisa berlayar juga ada. Namun uangnya raib entah kemana. Dan dihitung aset total si empunya usaha ternyata sangat minim asetnya bila di bandingkan dengan jumlah total kerugian akibat kegiatannya.
Spoiler for Salah satunya seorang tukang becak usia 64 tahun yang sangat ingin ke tanah suci. Ia memaksa diri menabung dari nafkah Rp 50.000 per hari selama 8 tahun. Namun semuanya kandas. Gagal umrah, uang Rp 16 juta pun melayang. (Narasi):

Tangis linangan air mata bercucuran dari para saudara dan saudari kita yang putus harapan. Karena impian keberangkatan ternyata di batalkan. Semoga saja mereka yang tertipu tak putus asa, dan menerima apa adanya. Dan semoga saja, para pelaku yang sedang di proses hukum, mau dengan jujur kemana saja hartanya berkelana. Sehingga harapan mereka yang sudah pupus bisa bangkit untuk berterus. Soal dana seberapa pun canggihnya teknologi penegak hukum untuk melacaknya, tanpa pengakuan dan petunjuk dari pelaku, akan sangat sulit untuk di temukan jejak keberadaannya.
Spoiler for Menengok 'Istana' Bos First Travel:

Penegak hukum baru mencari setelah modus terdeteksi. Sementara pelaku penipuan sudah ratusan langkah beberapa masa kebelakang untuk mengamankan asetnya. Mengamankan hartanya, bila di kemudian hari modusnya terungkap.
Spoiler for Bos Abu Tours Hamzah Mamba Bergelimang Harta, Suka Plesiran ke Luar Negeri Hingga Touring di Spanyol:

Kasus first travel dan abu tour hanyalah dua kasus besar yang sempat di sorot media masa nasional hingga internasional. Masih banyak kasus serupa yang tidak terpublikasi segencar kedua kasus ini. Bahkan bisa saja kedua kasus ini cuma permulaan, di kemudian hari mungkin saja ada kasus serupa yang lebih besar lagi. Semoga saja dua kasus besar ini, bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Agar kejadian yang bisa memakan korban serupa di masa mendatang tidak akan lagi ada. Semoga saja.
Spoiler for Rumah Mewah Pemilik Abu Tours Disita Polisi:

Kedua kasus ini kini mulai sepi kembali dari sorotan. Banyak yang mengatakan " mohon bersabar, ini ujian". Yang berkata demikian mungkin tidak bisa merasakan sakitnya tertipu, dari setiap rupiah yang di himpun dengan peras keringat dan banting tulang. Saat ini mungkin mereka yang berkata demikian lebih peduli pada syair puisi yang bermakna ganda. Lebih peduli menuntut penyair yang khilaf dan terlena. Meski sang pujangga sudah memohon maaf atas tergelincirnya kata dari di tulisnya.
Quote:


Akhir kata, semoga saja mereka yang menuntut puisi yang bermasalah, juga mau memperjuangkan nasib sesama saudara yang gagal melakukan perjalanan ibadah.
:terimakasih
Sampai jumpa di thread lainnya
0
19K
Kutip
70
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan