- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Putin dan Erdogan Resmikan Proyek Pembangkit Nuklir Pertama Turki


TS
tai.lencong
Putin dan Erdogan Resmikan Proyek Pembangkit Nuklir Pertama Turki

Ankara- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan dimulainya pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir pertama milik Turki. Pembangkit Akkuyu senilai US$ 20 miliar ini akan dibangun dengan bantuan otoritas Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (4/4/2018), pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu ini akan dibangun di Provinsi Mersin,Turki bagian selatan, dekat Pantai Mediterania. Badan energi nuklir nasional Rusia, Rosatom, yang akan membangunnya.
Akan ada empat unit pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibangun, dengan kapasitas masing-masing mencapai 1.200 megawatt.
Pembangkit itu diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2023, atau sekitar lima tahun ke depan.
Putin yang sedang berkunjung ke Turki, bersama Erdogan memantau peluncuran dimulainya pembangunan pembangkit listrik itu via video conference dari Ankara."Ketika empat unit seluruhnya mulai online, pembangkit ini akan memenuhi 10 persen kebutuhan energi Turki," sebut Erdogan.
Saat berbicara bersama Putin dalam konferensi pers,Erdogan menyatakan biaya proyek ini diperkirakan akan melebihi anggaran US$ 20 miliar yang ditetapkan untuktotal 4.800 megawatt. Proyek ini menjadi bagian dari 'visi 2030' yang menandai nyaris 100 tahun berdirinya Turki era modern.
Proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Turki pada impor energi.
Sementara itu diketahui bahwa sejak Rusia mendapatkan kontrak diTurkiini tahun 2010 lalu, proyek ini diwarnai rentetan penundaan. Bulan lalu, sejumlah sumber yang memahami proyek ini menuturkan, jangka waktu pembangunan pembangkit Akkuyu kemungkinan besar akan melewati target tahun 2023.
Namun Rosatom dikabarkan tengah mencari mitra lokal yang bersedia mengambil 49 persen bagian proyek ini.
Rosatom menegaskan pihaknya berkomitmen padakerangka waktu yang telah ditetapkan otoritas Turki.
Secara terpisah, kantor berita Interfax yang mengutip keterangan Direktur Rosatom menyebut penjualan 49 persen bagian proyek kemungkinan akan tertunda hingga tahun 2019 mendatang.
Dua sumber industri Turki menyebut perusahaan-perusahaan Turki merasa segan dengan besarnya pendanaan yang dibutuhkan dan khawatir tidak akan menerima bagian yang cukup dari proyek di luar kesepakatan.
Dituturkan Erdogan dalam konferensi pers, Turki mungkin akan bekerja sama denganRusiadalam sejumlah proyek pertahanan, selain pembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia. Kesepakatan itu telah ditandatangani pada Desember 2017 lalu.
https://m.detik.com/news/internasion...0%2C2424666423
Fresiden FeKaEs

Diubah oleh tai.lencong 06-04-2018 09:02
0
1.1K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan