Kebakaran pada bangunan tidak dapat dipungkiri memberikan kerugian bagi manusia baik itu kerugian materi maupun korban jiwa yang tidak sedikit. Dalam salah satu penelitian disebutkann bahwa penyebab kebakaran utama adalah hubungan arus pendek listrik 39,4%, kompor minyak tanah 20% dan lampu tempel 9%. Tidak jarang kebakaran juga disebabkan oleh hal sepele seperti putung rokok yang dibuang sembarangan. Dalam penelitian lain disebutkan bahwa kebakaran terbanyak terjadi pada bangunan rumah tinggal 65,8% kemudian disusul bangunan pusat perbelanjaan dan pertokoan 9,3%, selanjutnya bangunan industry (7,2%) dan pertokoan (6,5% ).

Kota Banda Aceh saat ini sedang giat membangun diri dari segala segi. Pembangunan yang pesat berbanding lurus dengan meningkatnya angka urbanisasi, namun persebaran penduduk yang tidak merata memunculkan wilayah pemukiman padat tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang memadai dan penataan pemukiman yang tidak terkontrol. Manajemen bencana di daerah perkotaan sangat kompleks akibat ketidakselarasan antara pembangunan infrastruktur dan kesiapan menghadapi bencana. Salah satu ancaman bencana yang sering terjadi di wilayah dengan pemukiman padat dengan laju pertumbuhan tinggi adalah terjadinya kebakaran. Menurut IFRC (2010) daerah pemukiman padat penduduk merupakan daerah yang rentan terhadap risiko bencana, salah satunya adalah kebakaran.

Kejadian kebakaran di wilayah Kota Banda Aceh menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan catatan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh, sejak tahun 2014 sampai dengan pertengahan 2017 terdapat sebanyak 287 kasus kebakaran di kota Banda Aceh yang menimbulkan kerusakan antara lain 136 unit rumah , 4 sekolah, 1 mesjid, 10 unit perkantoran, 66 pertokoan, 11 insfrastruktur hangus terbakar serta berbagai jenis bangunan lainnya sebanyak 49 unit. Disamping itu dalam kurun waktu tersebut sebanyak 10 korban jiwa meningggal akibat bencana kebakaran di Kota Banda Aceh.

Merujuk pada catatan kejadian kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh diatas, diperlukan adanya penelitian dan kajian mendalam untuk mendapatkan gambaran tentang penyebab kebakaran di Kecamatan Kuta Alam dan bagaimana upaya mitigasi untuk mencegah bencana kebakaran ini berulang kembali. untuk itu saya sebagai penulis ingin melakukan kajian dan penelitian terhadap penyebab, faktor risiko, kerentanan dan kapasitas masyarakat di Kota Banda Aceh sehingga selanjutnya dapat menyiapkan strategi mitigasi agar kapasitas masyarakat dalam menghadapi bahaya kebakaran meningkat dan faktor-faktor risiko kebakaran dapat diturunkan.

Dalam kesempatan ini penulis (newbie) meminta bantuan rekan-rekan di RATM ini untuk dapat membantu mengisi form survey yang tertaut di link berikut khususnya rekan-rekan di Kota Banda Aceh, agar penulis dapat mendapatkan masukan dan gambaran tentang potensi risiko kebakaran dan bagaimana kerentanan kebakaran di kota banda Aceh

Terima kasih saya ucapkan sebelumnya. mohon dapat di klik tautan dibawah untuk mengisi form survey

Form survey