Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wancokoAvatar border
TS
wancoko
Acuhkan Kakak Gagal Brigjen dan Hapus "Nyoto"
Ternyata masih ada polisi baik dan berintegritas. Salah satunya, Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri Irjen Arief Sulistyanto. Kendati begitu senyap terdengar langkah-langkahnya di SDM yang menjadi dapur pacu korps bhayangkara. Namun, sebenarnya terjadi perbaikan yang begitu mendasar.

Yang paling terasa adalah seleksi sekolah pimpinan tinggi (Sespimti) 2017. Terdapat kejadian yang mengubah pondasi dari seleksi tersebut. Semuanya serba terbuka, ada perwira yang bahkan sampai menghitung sendiri nilai ranking peserta setiap tes. Hasilnya, perhitungannya tidak meleset. Seleksi Sespimti tidak lagi seperti ruang yang gelap gulita.

Semua bisa ikut mengawasi dan melihat bahwa yang terpilih memang sesuai kemampuan. Hal itu menjadi realitas dari pernyataan Irjen Arief. ”Saat Yosi tidak lulus seleksi Sespimti memang dia harus pulang. Kenapa? Saya tidak peduli ada teman saya satu angkatan pulang. Lha ini ada kakak sepupu saya pulang,” ujar Arief.

Kombespol Yosi Muhamarta merupakan kakak sepupu Arief yang mengikuti seleksi Sespimti 2017. Sayang, Yosi tidak lolos karena gagal dalam tes psikologi. Arief tidak berupaya membantu. Tidak berupaya mengkatrol. Tidak ada upaya nepotisme. Dalam pikirannya, Arief berharap Polri menjadi lebih baik.

Banyak cerita lain dalam buku Arief Effect karya Farouk Arnaz. Misalnya, soal budaya ”nyoto” ini bukan makan soto ya. Tapi, arti istilah ini kemungkinan besar hanya diketahui oleh alumni atau mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), anggota Polri berpangkat AKP yang setelah lulus bergelar Sarjana Ilmu Kepolisian. Nyoto itu lebih spesifik, yakni menyuap untuk mengkatrol nilai di STIK.

Budaya nyoto ini berangsur-angsur terpojok di STIK. Ibarat petinju budaya nyoto sudah babak belur menerima bogem mentah. Punggawa STIK dan SDM berkolaborasi untuk bisa menghentikan nyoto bersama ini. Ketua STIK Irjen Remigius Sigid Tri Hardjanto dan As SDM Irjen Arief Sulistyanto bahu membahu, dari keterbukaan nilai hingga mengacak penempatan ranking mahasiswa.

Nyoto ini diyakini muncul karena mahasiswa STIK bernafsu untuk mendapatkan ranking tinggi. Dengan ranking tinggi ini, diharapkan penempatan mereka bisa berada di Jawa dan Sumatera Utara.

Keduanya daerah itu merupakan wilayah penempatan paling disukai, entah karena apa. Namun, sebagian merasa kedua daerah itu merupakan yang paling maju. Baik pendidikan maupun bidang yang lainnya. Mereka yang bersekolah di STIK ini diproyeksikan menkadi Kasat, Kabag Ops Kapolsek hingga Kapolres.

Irjen Remigius menuturkan, berbagai kebijakan untuk menghajar praktik nyoto telah dilakukan. Dari larangan bagi dosen dan mahasiswa untuk suap menyuap, larangan untuk mahasiswa membelikan makanan bagi dosen dan sumpah bersama tidak melakukan nyoto. ”Saya pastikan juga akan pidanakan semua yang tertangkap tangan nyoto,” ujarnya.

Kebijakan Remigius dilengkapi dengan kebijakan Irjen Arief berupa terobosan tidak menempatkan mahasiswa ranking 1-10 di Pulau Jawa dan ranking tertinggi setelahnya di Sumut. ”Tujuan kalian untuk menambah ilmu, bukan mencari penempatan dinas. Penempatan dan belajar itu berbeda. kita akan potong itu, hapuskan pemikiran begitu,” tegasnya.

Cuplikan cerita ini termuat dalam buku Arief Effect karya Farouk Arnaz. ingin lebih tau cek https://twitter.com/Arief_Effect
Diubah oleh wancoko 28-03-2018 12:41
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
1.3K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan