Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wancokoAvatar border
TS
wancoko
Polisi Biarin Kakak Sepupu Gagal Jadi Brigjen
Kalau denger nama polisi, biasanya kita gemeteran. Takut kena semprit di jalanan atau kalau lagi apes jadi korban kejahatan, takut masalah makin nambah. Tapi, ternyata masih ada polisi yang beda nih, ada pak Polisi yang roman-romannya seperti oase di tengah gurun sahara lho. Menyejukkan!

Siapa dia, nah ini bro kita perlu kenal nih polisi yang mengingatkan kita sama Jenderal Hoegeng. Namanya, Irjen Arief Sulistyanto, jenderal bintang dua nih. Lumayan tinggi dan bisalah dianggap mampu untuk menyebarkan virus kejujuran.

Apalagi, polisi zaman now ini menjabat sebagai Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM). Pernah denger gak nih jabatan. Kalau belum tau, ane kasih tau jabatan ini macam koki-nya polisi. Kalau polisi buruk ya karena ramuan dalam milih personilnya kurang sedap. Tapi, kalau polisinya makin bagus, berarti juga pilihan As SDM-nya tokcer.

Singkat cerita, jabatan As SDM ini yang milih siapa duduk di jabatan apa di kepolisian. Ngeri gak tuh. Polisi pasti banyak yang coba-coba mendekat nih ke As SDM biar dapat posisi basah. Tapi, nanti dulu banyak yang ngaplo kalau deketin yang satu ini. Mau bawa setoran segunung kek, mau bawa hadiah dari luar negeri. Siap-siap aja malah didamprat dan bisa-bisa besok langsung mutasi tanpa jabatan. Apes kan tuh.

 Suatu kali, ada seleksi Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) 2017,  ini menjadi salah satu tahap pendidikan pak Polisi nih biar bisa naik pangkat, dari perwira menengah Kombes jadi Perwira Tinggi, Brigadir Jenderal. Bintang satu tuh.

Nah, dalam buku Arief Effect disebutkan Arief yang baru saja jadi As SDM memimpin dengan sepenuh tenaga seleksi sespimti. Yang ikut seleksi bisa ratusan polisi tuh. Dan, salah satu dari ratusan peserta seleksi itu adalah Kombes Yosi Muhamarta. Tau gak siapa dia, Yosi ini kakak sepupunya Arief. Pasti keterima dong ya?

Kenyataannya enggak. Yosi ini gagal waktu tes psikologi.  Arief kemana Arief ini kok gak bantuin keluarga buat lolos. ”Saat Yosi tidak lulus seleksi Sespimti memang dia harus pulang. Kenapa? Saya tidak peduli ada teman saya satu angkatan pulang. Lha ini ada kakak sepupu saya pulang,” ujar Arief.


Jawabannya ngeri gak tuh. Kalau keluarga sendiri aja didiemin. Apalagi, cuma temen di kepolisian. Ada cerita lain nih yang sudah dituliskan dalam buku karya Farouk Arnaz, Arief juga sadar betul bahwa kejujuran itu tidak bisa sendirian. Karenanya, dia memagari keluarganya. Khususnya, sang istri, mau setegar apapun idealisme suami, kalau yang melobi itu istri, bisa luluh lantah gak karuan.

Maka, Arief pula sudah sejak dini memupuk keteguhan memegang kejujuran pada istrinya. ”Posisi saya lurus saja, jangan sampai tergoda. Saya ditelepon dan di SMS dari mana-mana. Ada yang saya block nomor handphonenya saking jengkelnya. Intinya, mau titip-titip. Peran istri ingatkan suami, kami adalah tim,” ujar dr Niken Manohara, M Gizi.

Masih banyak cerita daleman Polri, khususnya SDM Polri yang pengen tau lebih dalem cek: https://twitter.com/Arief_Effect . Semoga keadilan terwujud!
 
sumber: buku Arief Effect



Diubah oleh wancoko 28-03-2018 12:25
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2.5K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan