Kaskus

News

bpln.leaderAvatar border
TS
bpln.leader
Kekerasan Seksual Terhadap Anak Kian Marak, ini yang Perlu Dilakukan Orangtua
]Kekerasan Seksual Terhadap Anak Kian Marak, ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

Maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Surabaya, harusnya membuat orangtua lebih meningkatkan pengawasan. 
Hishom Prasetyo, Manager DTZ Program Surabaya Children Crisis Centre (SCCC), menyebutkan, peningkatan kasus pelecehan seksual dan kekerasan seksual terhadap anak pada 2018 cenderung mengalami peningkatan dibanding 2017.
 "Presentase peningkatan belum bisa dihitung, namun dilihat dari kasus pelecehan 65 siswa oleh oknum guru lalu

Hishomembuktikan adanya peningkatan," tutur Hishom saat ditemui di ajang Sosialisasi Pencegahan Exploitasi Seksual Komersial Anak & Internet aman untuk anak di Manggunegara Hall Hotel Narita, Surabaya, Selasa, (27/3).
Acara ini dihadiri oleh 70 orang dari latar belakang yang berbeda.
"Mahasiswa, ibu, anak, aktivis perempuan dan anak, serta guru hadir disini," kata Hishom.
SCCC turut mengundang Tis'at Afriyandi dan Hari Purnomo dari Yayasan Genta Surabaya sebagai pembicara.
Tis'at Afriayandi menjelaskan, orangtua harus lebih mengawasi kegiatan anak dalam mengakses internet. Apalagi orangtua sudah memberikan fasilitas gawai kepada anak dibawah umur.

"Internet dan handphone juga dapat memicu kekerasan seksual terhadap anak," terangnya.
Ia mendapati banyak kasus pelecehan seksual terhadap anak yang bermula dari sebuah handphone.
"Pelaku bisa menghubungi korbannya untuk berkenalan lebih dekat, setelah fase pendekatan berjalan lancar pelaku akan meminta foto syur si korban," tuturnya.
Lanjut Tis'at, kalau sudah seperti ini, korban tidak bisa berbuat apa-apa karena pelaku akan mengancam menyebarkan foto syurnya di jagat maya jika tidak menuruti permintaannya.
"Bermacam-macam kedok pelaku dalam membujuk rayu korbannya," terangnya.
Ia menambahkan, bahaya tersembunyi lain dari penggunaan akses internet ialah pornografi.
"Pornografi berupa foto dan video juga rawan diakses oleh anak," tuturnya
Untuk itu, Tis'at mengimbau para peserta yang hadir untuk memastikan anak tetap aman di dunia maya.
Caranya dengan memfilter website yang mengandung konten tak layak dan konten pornografi. 
"Atur online safety tools pada setiap aplikasi agar anak-anak tidak dapat mengakses," jelasnya.

Enggan Lapor
Hari Purnomo, Manager Program Yayasan Genta Surabaya mengatakan, masih ada kecenderungan korban dan orangtua korban kejahatan asusila enggan melapor ke penegak hukum. 
"Mereka masih menganggap kasus ini adalah sebuah aib," terangnya.
Padahal, lanjutnya, korban pelecehan seksual perlu mendapat penanganan segera dan pelakunya juga harus segera ditangkap. 
"Di sekolah sudah ada program konseling sebaya dan di kampung ada pos curhat, mereka tidak perlu takut lagi privasinya terumbar, program ini digagas oleh pemerintah," terangnya.
SCCC juga siap untuk mengawal korban pelecehan seksual dijalur hukum

"Kami juga menyiapkan Lembaga Bantuan Hukum untuk korban, mereka tinggal menghubungi media sosial kami yakni SCCC_SBY," tuturnya.
Peserta bernama Alisya Damayanti Budiono menuturkan, acara seperti sangat bagus, terutama untuk orangtua agar meningkatkan pengawasan.
"Para pembicara gamblang menjelaskan cara mengantisipasi, menangani, serta jadi tahu saat anak-anak sudah menjadi korban kita harus menghubungi siapa," jelas Mahasiswi Universitas Merdeka Surabaya ini.
Alisya merasa miris dengan bertambahnya presentase pelecehan seksual terhadap anak yang akhir-akhir ini terjadi.
"Harus segera diterapkan agar mengurangi kasus yang sama," pungkasnya. 


http://surabaya.tribunnews.com/2018/...ngtua?page=all.



0
1.3K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan