Ilustrasi busa di sungai. (AFP PHOTO / DOMINIQUE FAGET).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Anies Baswedan menyebut ada dua faktor penyebab munculnya lautan busa atau buih di Banjir Kanal Timur (BKT), Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Kemunculan limbah itu menimbulkan berbagai spekulasi terkait tingkat pencemaran sungai-sungai di Jakarta.
Meski tak memberikan kepastian soal tingkat pencemaran sungai, setidaknya menurut Anies, ada dua hal yang menjadi penyebab utama munculnya buih di BKT Marunda.
Pertama, di sana ada perbedaan tinggi muka air laut di pintu air BKT dengan muara laut. Hal ini, kata dia, menimbulkan tumpahan air laut yang berefek pada pengadukan.
Kedua, di sana ada dua fungsi yaitu mengalirkan air hujan dari hulu tapi juga sekaligus saluran yang dipakai untuk mengalirkan air limbah rumah tangga.
"Dan ditemukan di sana ada banyak limbah detergen," jelas Anies di sela kunjungannya ke Danau Sunter dan Kampung Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (24/3).
Lebih lanjut lagi, Anies menjelaskan bahwa limbah detergen berasal dari rumah tangga. Dari pantauan sementara, tak ditemukan daerah industri di sekitar kawasan BKT.
Ia berkata perlu ada tinjauan penggunaan detergen dalam rumah tangga. Meski sedikit detergen yang dipakai, tapi ada ribuan rumah yang menggunakan.
Karena itu, Anies mengatakan pihaknya akan melakukan langkah terkait busa di BKT. Sebab, jika menggunakan alat kimia, busa itu akan hilang, namun tidak dengan polusinya.
"Akan di cek lebih jauh karena kalau sekadar menggunakan alat kimia untuk menghilangkan buih, buih hilang. Tapi bukan berarti polusinya hilang," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. (osc)
https://www.cnnindonesia.com/nasiona...deterjen-warga