- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menguji Data Prabowo Soal Indonesia Bubar 2030


TS
aghilfath
Menguji Data Prabowo Soal Indonesia Bubar 2030
Spoiler for Menguji Data Prabowo Soal Indonesia Bubar 2030:

Quote:
Jakarta -
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyebut ada prediksi bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Prediksi itu menurut Prabowo didahului dengan sejumlah kajian pendukung. Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan dalam sebuah pidato di acara partai Gerindra yang diunggah ke akun Facebook resmi partai tersebut.
Benarkah Indonesia akan bubar 2030?
Hasil kajian sejumlah lembaga menunjukkan data berbeda. PricewaterhouseCoopers (PwC) pada September 2017 lalu merilis sebuah riset tentang outlook perekonomian dengan tema "The Long View, How will the global economic order change by 2050?". PwC adalah salah satu dari empat penyedia jasa auditor besar di dunia yang merilis sebuah riset tentang outlook perekonomian
Dalam rilisnya PwC memproyeksikan perekonomian dunia di tahun 2030 dan 2050. Indonesia menjadi salah satu yang disorot oleh lembaga ini dengan mengutip riset IMF tahun 2016. Data IMF menunjukkan posisi perekonomian Indonesia 2016 berada di peringkat 8 dengan total produk domestik bruto (PDB) alias Gross Domestic Bruto (GDB) USD 3028 miliar.
Menurut John Hawksworth, Chief Economist PwC, pada 2030 perekonomian Indonesia justru akan berada di peringkat 5 terbesar di dunia. Diperkirakan PDB Indonesia pada tahun itu mencapai USD 5.424 miliar.
Selanjutnya pada 2050, perekonomian Indonesia akan menjadi yang ke-4 terbesar di dunia dengan estimasi nilai PDB USD 10.502 miliar. Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market. Ini sekaligus menjadikan posisi Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Sebagai catatan PwC menghitung PDB dengan metode perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja atau Purchasing Power Parity (PPP). PPP menampilkan daya beli masyarakat terhadap suatu nilai dan juga nilai tukarnya.
Selain Indonesia, menurut riset PwC beberapa negara berkembang seperti India dan Brasil akan tumbuh pesat mengalahkan Amerika Serikat (AS) serta China.
Akhir 2017, Bank Dunia juga membuat proyeksi tentang perekonomian Indonesia. Menurut Bank Dunia, tahun 2017 perekonomian tumbuh 5,1 persen. Tahun 2018 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan, kondisi yang baik ini terlihat dari meningkatnya harga komoditas, yang membuat beberapa data penopang pertumbuhan ekonomi menjadi baik.
"Hal ini sangat positif untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan semakin baik dan akan ada banyak kejutan dan akhirnya sangat baik sekali," kata Rodrigo di Energy Building, Jakarta, Kamis (14/12/2017) lalu.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 bakal mencapai 5,3%. Ini berarti lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi di 2017 yang sebesar 5,2%.
Managing Director IMF Christine Lagarde memandang Indonesia memiliki prospek ekonomi yang cukup bagus di tangan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Buktinya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5%.
"Proyeksi kita 5,2% itu menunjukkan kemajuan yang luar biasa," kata Lagarde di Kantor Pusat IMF, Washington, Sabtu (14/10/2017).
Melihat data dan fakta tersebut, akankah Indonesia bubar tahun 2030.
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto menyebut ada prediksi bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Prediksi itu menurut Prabowo didahului dengan sejumlah kajian pendukung. Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan dalam sebuah pidato di acara partai Gerindra yang diunggah ke akun Facebook resmi partai tersebut.
Benarkah Indonesia akan bubar 2030?
Hasil kajian sejumlah lembaga menunjukkan data berbeda. PricewaterhouseCoopers (PwC) pada September 2017 lalu merilis sebuah riset tentang outlook perekonomian dengan tema "The Long View, How will the global economic order change by 2050?". PwC adalah salah satu dari empat penyedia jasa auditor besar di dunia yang merilis sebuah riset tentang outlook perekonomian
Dalam rilisnya PwC memproyeksikan perekonomian dunia di tahun 2030 dan 2050. Indonesia menjadi salah satu yang disorot oleh lembaga ini dengan mengutip riset IMF tahun 2016. Data IMF menunjukkan posisi perekonomian Indonesia 2016 berada di peringkat 8 dengan total produk domestik bruto (PDB) alias Gross Domestic Bruto (GDB) USD 3028 miliar.
Menurut John Hawksworth, Chief Economist PwC, pada 2030 perekonomian Indonesia justru akan berada di peringkat 5 terbesar di dunia. Diperkirakan PDB Indonesia pada tahun itu mencapai USD 5.424 miliar.
Selanjutnya pada 2050, perekonomian Indonesia akan menjadi yang ke-4 terbesar di dunia dengan estimasi nilai PDB USD 10.502 miliar. Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia dengan perekonomian big emerging market. Ini sekaligus menjadikan posisi Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara.
Sebagai catatan PwC menghitung PDB dengan metode perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja atau Purchasing Power Parity (PPP). PPP menampilkan daya beli masyarakat terhadap suatu nilai dan juga nilai tukarnya.
Selain Indonesia, menurut riset PwC beberapa negara berkembang seperti India dan Brasil akan tumbuh pesat mengalahkan Amerika Serikat (AS) serta China.
Akhir 2017, Bank Dunia juga membuat proyeksi tentang perekonomian Indonesia. Menurut Bank Dunia, tahun 2017 perekonomian tumbuh 5,1 persen. Tahun 2018 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan, kondisi yang baik ini terlihat dari meningkatnya harga komoditas, yang membuat beberapa data penopang pertumbuhan ekonomi menjadi baik.
"Hal ini sangat positif untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan semakin baik dan akan ada banyak kejutan dan akhirnya sangat baik sekali," kata Rodrigo di Energy Building, Jakarta, Kamis (14/12/2017) lalu.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 bakal mencapai 5,3%. Ini berarti lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi di 2017 yang sebesar 5,2%.
Managing Director IMF Christine Lagarde memandang Indonesia memiliki prospek ekonomi yang cukup bagus di tangan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Buktinya pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5%.
"Proyeksi kita 5,2% itu menunjukkan kemajuan yang luar biasa," kata Lagarde di Kantor Pusat IMF, Washington, Sabtu (14/10/2017).
Melihat data dan fakta tersebut, akankah Indonesia bubar tahun 2030.
Ane tambahin dah artikelnya biar berimbang dan jadi pembelajaran kita kedepan

Quote:
Mengupas Ramalan Prabowo Soal Indonesia Bubar di 2030 dari Sisi Ekonomi
Hendra Kusuma - detikFinance
Jakarta - Beberapa waktu lalu pidato Prabowo Subianto menuai kontroversi. Dalam orasinya, dia bilang Indonesia bakal bubar di tahun 2030. Para politikus pun terlibat perang pernyataan, ada yang setuju dan ada yang tidak.
Apa yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) soal Indonesia bubar tahun 2030 belum jelas definisinya.
Namun, Direktur Eksekutif di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memiliki pandangan sendiri terkait ramalan Indonesia bubar tahun 2030.
Menurut Eny, yang dimaksud dengan Indonesia bubar tahun 2030 adalah Indonesia kehingan kedaulatannya. Kedaulatan yang dimaksud adalah karena ekonomi nasional sudah didominasi oleh pihak asing.
"Mungkin gini yang dimaksud Pak Prabowo adalah penguasaan sektor strategis, jadi sektor strategis kita itu kan lebih dari 50% katanya dikuasai oleh asing. Kalau sektor strategis itu dikuasai oleh asing ditambah ketergantungan kita dalam pemenuhan kebutuhan pokok sangat tergantung dari asing, maka sebenarnya keberadaan dari kedaulatan ekonomi itu sudah tidak ada. Nah itu yang dimaksud. Jadi bukan Indonesia, kalau Indonesianya tetap harus tetap ada," kata Enny.
Dia menjelaskan Indonesia yang makin hari makin bergantung dengan asing pun menjadi salah satu faktor menurunnya kedaulatan Indonesia sebagai negara.
Selain itu, Dia menyebut sektor strategis seperti energi sudah hampir dikuasi oleh asing, begitu juga soal pemenuhan kebutuhan pokok atau yang menyangkut hajat hidup orang banyak juga masih mengandalkan asing, sebut saja seperti mudahnya pemerintah membuka keran impor.
"Kalau sudah sektor strategis dikuasai oleh asing dan ketergantungan asing artinya kita dalam membuat kebijakan-kebijakan ekonomi sudah tidak berdaulat lagi," ungkap dia.
Tidak hanya itu, Indonesia sebagai negara yang berdaulat pun semakin menipis karena banyak perjanjian perdagangan internasional yang diikuti. Padahal, perjanjian tersebut menjadi bumerang bagi produk dalam negeri.
"Kalau kita sudah masuk perjanjian FTA kita tidak bisa lagi memiliki instrumen pengendalian impor-impor, dan kita harus terima konsekuensi pasar kita terjadi peneterasi barang impor, itu juga soal kedaulatan, kita harus memprioritaskan nasional interest kita juga sudah tidak bebas lagi," ungkap dia.
Meski demikian, Enny mengungkapkan pemerintah harus segera menguasai sektor strategis agar Indonesia tetap menjadi negara yang berdaulat. Sektor strategis itu antara lain penguasaan sektor energi, pemenuhan kebutuhan pokok bersumber dari dalam negeri.
Sebagaimana yang dimandatkan Pasal 33 Undang-Undang 1945 yakni cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Hendra Kusuma - detikFinance
Jakarta - Beberapa waktu lalu pidato Prabowo Subianto menuai kontroversi. Dalam orasinya, dia bilang Indonesia bakal bubar di tahun 2030. Para politikus pun terlibat perang pernyataan, ada yang setuju dan ada yang tidak.
Apa yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) soal Indonesia bubar tahun 2030 belum jelas definisinya.
Namun, Direktur Eksekutif di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memiliki pandangan sendiri terkait ramalan Indonesia bubar tahun 2030.
Menurut Eny, yang dimaksud dengan Indonesia bubar tahun 2030 adalah Indonesia kehingan kedaulatannya. Kedaulatan yang dimaksud adalah karena ekonomi nasional sudah didominasi oleh pihak asing.
"Mungkin gini yang dimaksud Pak Prabowo adalah penguasaan sektor strategis, jadi sektor strategis kita itu kan lebih dari 50% katanya dikuasai oleh asing. Kalau sektor strategis itu dikuasai oleh asing ditambah ketergantungan kita dalam pemenuhan kebutuhan pokok sangat tergantung dari asing, maka sebenarnya keberadaan dari kedaulatan ekonomi itu sudah tidak ada. Nah itu yang dimaksud. Jadi bukan Indonesia, kalau Indonesianya tetap harus tetap ada," kata Enny.
Dia menjelaskan Indonesia yang makin hari makin bergantung dengan asing pun menjadi salah satu faktor menurunnya kedaulatan Indonesia sebagai negara.
Selain itu, Dia menyebut sektor strategis seperti energi sudah hampir dikuasi oleh asing, begitu juga soal pemenuhan kebutuhan pokok atau yang menyangkut hajat hidup orang banyak juga masih mengandalkan asing, sebut saja seperti mudahnya pemerintah membuka keran impor.
"Kalau sudah sektor strategis dikuasai oleh asing dan ketergantungan asing artinya kita dalam membuat kebijakan-kebijakan ekonomi sudah tidak berdaulat lagi," ungkap dia.
Tidak hanya itu, Indonesia sebagai negara yang berdaulat pun semakin menipis karena banyak perjanjian perdagangan internasional yang diikuti. Padahal, perjanjian tersebut menjadi bumerang bagi produk dalam negeri.
"Kalau kita sudah masuk perjanjian FTA kita tidak bisa lagi memiliki instrumen pengendalian impor-impor, dan kita harus terima konsekuensi pasar kita terjadi peneterasi barang impor, itu juga soal kedaulatan, kita harus memprioritaskan nasional interest kita juga sudah tidak bebas lagi," ungkap dia.
Meski demikian, Enny mengungkapkan pemerintah harus segera menguasai sektor strategis agar Indonesia tetap menjadi negara yang berdaulat. Sektor strategis itu antara lain penguasaan sektor energi, pemenuhan kebutuhan pokok bersumber dari dalam negeri.
Sebagaimana yang dimandatkan Pasal 33 Undang-Undang 1945 yakni cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
detik
Kasihan wowo delusi akut, sampai novel fiktifpun dijadikan acuan kepercayaan memprediksi masa depan negara

Diubah oleh aghilfath 21-03-2018 17:08
0
2.8K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan