- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gunakan Air Tanah Berlebihan, Jakarta Dianggap Lakukan 'Bunuh Diri' Ekologis


TS
wismangan
Gunakan Air Tanah Berlebihan, Jakarta Dianggap Lakukan 'Bunuh Diri' Ekologis
JAKARTA - Pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna mengatakan, pengambilan air tanah secara berlebihan menunjukkan bahwa Jakarta tengah mengalami krisis air. Namun menurutnya, kondisi itu tak banyak diketahui dan diperhatikan oleh masyarakat maupun pemerintah.
Menurut Yayat, saat ini Jakarta secara perlahan tanpa sadar melakukan bunuh diri ekologis dengan mengambil air tanah secara berlebihan tanpa memperhatikan upaya pelestarian lingkungannya.
Air tanahnya diambil banyak-banyak kemudian, tidak diolah, langsung dibuang, artinya tidak ada upaya recycling pengolaan air yang dimaksimalkan," kata Yayat kepada Okezone, Senin, (19/03/2018).
Oleh sebab itu katanya, Jakarta harus belajar dari Singapura yang tidak memiliki air namun mampu memaksimalkan penggunaan air hujan untuk kebutuhan bakunya.
(Baca juga: Jakarta Harus memanfaatkan Teknologi Baru Menekan Penurunan Air Tanah)
"Kota-kota yang mengalami krisis air itu berpikir bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan air, kita tidak pernah berpikir kita dalam krisis air," terangnya.
Ia menjelaskan, air ada di Jakarta banyak yang tidak berkualitas karena banyaknya pencemaran terhadap air baik di laut, di sungai, maupun di permukaan tanah. Namun lagi-lagi kebanyakan tidak peduli akan hal itu.
"Jadi persoalannya air itu banyak di Jakarta tapi tidak berkualitas, di sungai tercemar, di bawah permukaan tanah tercemar, di laut tercemar jadi kita disekelilingi air yang tercemar lalu kita tidak pernah peduli masalah itu," tutupnya.
https://news.okezone.com/read/2018/03/20/338/1875150/gunakan-air-tanah-berlebihan-jakarta-dianggap-lakukan-bunuh-diri-ekologis
Harus ada yg peduli masalah ini
Menurut Yayat, saat ini Jakarta secara perlahan tanpa sadar melakukan bunuh diri ekologis dengan mengambil air tanah secara berlebihan tanpa memperhatikan upaya pelestarian lingkungannya.
Air tanahnya diambil banyak-banyak kemudian, tidak diolah, langsung dibuang, artinya tidak ada upaya recycling pengolaan air yang dimaksimalkan," kata Yayat kepada Okezone, Senin, (19/03/2018).
Oleh sebab itu katanya, Jakarta harus belajar dari Singapura yang tidak memiliki air namun mampu memaksimalkan penggunaan air hujan untuk kebutuhan bakunya.
(Baca juga: Jakarta Harus memanfaatkan Teknologi Baru Menekan Penurunan Air Tanah)
"Kota-kota yang mengalami krisis air itu berpikir bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan air, kita tidak pernah berpikir kita dalam krisis air," terangnya.
Ia menjelaskan, air ada di Jakarta banyak yang tidak berkualitas karena banyaknya pencemaran terhadap air baik di laut, di sungai, maupun di permukaan tanah. Namun lagi-lagi kebanyakan tidak peduli akan hal itu.
"Jadi persoalannya air itu banyak di Jakarta tapi tidak berkualitas, di sungai tercemar, di bawah permukaan tanah tercemar, di laut tercemar jadi kita disekelilingi air yang tercemar lalu kita tidak pernah peduli masalah itu," tutupnya.
https://news.okezone.com/read/2018/03/20/338/1875150/gunakan-air-tanah-berlebihan-jakarta-dianggap-lakukan-bunuh-diri-ekologis
Harus ada yg peduli masalah ini
0
749
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan