Kesuksesan dunia perfilman Indonesia Tempo Doeloe, kini menjadi tajuk Google Doodle pada 20 Maret 2018. Usmar Ismail yang merupakan seniman dan sutradara dianggap sebagai salah satu pelopor dunia perfilman Indonesia yang sukses dan melegenda.



Karya film yang di sutradarainya salah satunya adalah tiga dara. Film ini berkisah tentang tiga gadis yang bersaudara mencari cinta. Film bertemakan cinta Tempo dulu, ternyata sudah pernah meraih kesuksesan. Dan film ini juga mendapat tempat di hati masyarakat.



Alur cerita yang nampak terlihat alami tanpa kecanggungan, narasi film yang terlihat rapi dan enak di tonton, pastilah membuat para orang tua kita akan tersipu mengenang kembali kisah cinta mereka tempo dulu.


Film tiga dara yang di sutradarai Umar Ismail ini, pada jaman nya cukup populer. Film inipun beberapa kali di buatkan kembali dalam versi yang tema yang sama walau sedikit agak berbeda. Kesuksesan film reinkarnasi dari film tiga dara atau katakanlah tiga dara reborn ternyata tidak terlampau memadai.


Ini Kisah Tiga Dara tahun 2016, yang di bintangi oleh Tara Basro, Rio Dewanto, Tatyana Akman, Shanty dll, ternyata masih banyak yang belum tahu. Mungkin saja promosinya kurang. Atau memang minat masyarakat kita terhadap pilihan apa yang akan di tonton sudah berbeda di banding tahun 60 and yang lalu.


Ya, memang sih, dunia perfilman sekarang, jika melihat peluang atau minat pasar, cenderung lebih cepat booming, jika mengangkat cerita atau nuansa yang berisikan cerita sekitar tahun 80-90 an. Karena memang mayoritas penduduk Indonesia saat ini yang mungkin masih menyukai film layar lebar, cenderung generasi kelahiran tahun 80-90an.

Lalu bagaimana bila dunia film saat ini cenderung dinilai menurun kualitasnya. Jawabnya, pasti semua juga sudah tahu. Ya di perbaikilah. Bukan berhenti karena film tak laku atau target yang di tuju tiada bertemu.


Film tiga dara karya Usmar Ismail di masa lalu, kini di kenang oleh Google, mengingatkan kita yang lupa dengan karya leluhur kita sendiri. Bagi yang masih ingat ya tentunya akan senang sekali. Dan yang masih ingat dengan film tiga dara itu biasanya akan kita panggil kakek, bapak, uwak atau paling muda di sebutan paman dan bibi alias om dan Tante. Mengingat film ini sendiri lahir saat para ayah bunda kita ketika itu masih masa pertumbuhan.

TS sendiri tahunya film ini, berdasarkan catatan Wikipedia, google, YouTube dan beberapa catatan lainnya. Karena memang pada saat film ini tayang perdana mungkin kita semua yang membaca ini belum ada. Jika ada diantara agan dan sista sebagai kaskuser, yang sudah ada saat peluncuran film tiga dara karya Umar Ismail ini, maka agan dan sista layak di bilang kaskuser sepuh di mari.


Hadirnya tema Google Doodle hari ini, yang menampakan sang maestro film Indonesia tempo dulu, dan banyak menjadi guru bagi para sutradara muda saat ini, semoga bisa menambah semangat para penggiat dunia film Indonesia. Hari pertama pengambilan gambar film darah dan doa yang juga karya sang maestro dunia film nasional,  pada tanggal 30 Maret 1950, juga memiliki arti penting bagi film nasional. Tanggal 30 maret inilah yang sampai dengan saat ini, dipilih oleh Dewan Film Nasional sebagai Hari Film Nasional.


Peringatan tersebut, di karenakan film itu di catatkan sebagai film pertama yang resmi di produksi oleh dunia perfilman Indonesia. Google aja mengajak kita mengingat sejarah masa silam dunia film kita. Dengan ajakan Google Doodle ini tentu merupakan penyemangat baru bagi para penggiat dan penggemar film nasional yang sedang lesu.


Tetaplah semangat, para insan yang berkiprah dalam dunia film nasional. Kita tak akan pernah tahu kapan akan menjadi legenda. Namun teruslah lahiran karya emas yang bernilai tinggi. Agar generasi mendatang bisa mengenangnya