- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Terasa di Jakarta, Gempa 5,2 SR Berpusat di Lebak


TS
mendoan76
Terasa di Jakarta, Gempa 5,2 SR Berpusat di Lebak
[# LINK_TEXT #] bagus, Silakan lihat! https://m.detik.com/news/berita/d-3925146/terasa-di-jakarta-gempa-52-sr-berpusat-di-lebak
Senin 19 Maret 2018, 18:53 WIB
Terasa di Jakarta, Gempa 5,2 SR Berpusat di Lebak
Mochamad Zhacky - detikNews
Foto: Zaki Alfarabi/detikcom
Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 5,2 skala Richter (SR) yang terpusat di Lebak, Banten, Jawa Barat, terasa juga di Jakarta. Gempa tersebut tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (19/3/2018), gempa terjadi pada pukul 18.36 WIB. Lokasi gempa berada di Laut Jawa dengan kedalaman 10 km.
"Tidak berpotensi tsunami," demikian keterangan dari BMKG.
Sebelumnya, guncangan gempa terasa hingga gedung perkantoran Jakarta. Guncangan terasa sebentar dan tidak menimbulkan kepanikan. (zak/imk)
++++
Ancaman Gempa Bumi Megathrust 8,7 SR di Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Tri Hatnanto
Jumat, 02 Maret 2018 - 17:13 WIB
JAKARTA, iNews.id – Publik kembali dihebohkan tentang potensi gempa bumi megathrust 8,7 skala richter (SR) di Jakarta. Disebut-sebut gempa bumi itu setara gempa Aceh tahun 2004 yang memicu tsunami.
Pemberitaan tentang potensi gemba bumi megathrust 8,7 SR di Jakarta awalnya muncul dari diskusi yang diselenggarakan Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) dengan Pemprov DKI. Diskusi ini bertujuan untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi terkait ancaman gempa bumi di Jakarta.
Berita tentang potensi gemba bumi megathrust 8,7 SR di Jakarta itu akhirnya memicu kekhawatiran publik. Melihat perkembangan yang terjadi, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan atas informasi tersebut.
Menurutnya, wilayah Indonesia terletak di zona pertemuan lempeng tektonik aktif, sehingga rawan gempa bumi. Oleh karena itu, pemerintah, didukung para pakar gempa dari beberapa perguruan tinggi, lembaga/kementerian termasuk BMKG, telah menerbitkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017 sebagai salah satu upaya dan langkah mitigasi gempa bumi di Indonesia.
“Peta tersebut merupakan pedoman untuk mendesain konstruksi bangunan di daerah rawan gempa bumi, dengan mempertimbangkan percepatan tanah akibat perambatan gelombang gempa,” ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Peta tersebut diterbitkan bersama buku dengan judul yang sama. Di dalam buku diinformasikan, berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust, dan proses penunjaman lempeng tersebut terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun.
Selanjutnya, menurut analisis para pakar gempa bumi, gerakan penunjaman lempeng tersebut memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust dengan kekuatan maksimum yang diperkirakan dapat mencapai 8,7 SR.
Maka, IKAMEGA berinisiatif menyelenggarakan diskusi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi gempabumi tersebut.
“Jadi sebenarnya diskusi tersebut dirancang untuk kalangan terbatas, antara para pakar dan pemegang kebijakan karena membahas hal yang cukup sensitif, namun urgen untuk segera dilakukan langkah lanjut,” tuturnya.
Namun, menurut Dwikorita, ternyata ada beberapa tulisan yang beredar viral, yang kurang tepat dalam menyimpulkan diskusi dalam sarasehan tersebut, sehingga dimaknai berbeda oleh sebagian masyarakat.
Dwikorita menjelaskan, meski para ahli mampu menghitung perkmumiraan magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust.
“Kita pun belum mampu memastikan apakah gempa megathrust M 8,7 akan benar-benar terjadi, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya,” ujar mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Dwikorita mengatakan, dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat,menyiapkan langkah-langkah konkret yang perlu segera dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa seandainya gempa benar-benar terjadi. Khususnya dengan menyiapkan kesiapan masyarakat maupun infrastrukturnya.
Editor : Zen Teguh
http://www.inews.id/news/read/ancaman-gempa-bumi-megathrust-8-7-sr-di-jakarta-ini-penjelasan-bmkg?sub_slug=nasional
+++++
Agan2 yg di jkt kerasa ndak tdi gempanya...
Ane tdi otw dijalan..ndak kerasa..



Senin 19 Maret 2018, 18:53 WIB
Terasa di Jakarta, Gempa 5,2 SR Berpusat di Lebak
Mochamad Zhacky - detikNews
Foto: Zaki Alfarabi/detikcom
Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 5,2 skala Richter (SR) yang terpusat di Lebak, Banten, Jawa Barat, terasa juga di Jakarta. Gempa tersebut tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (19/3/2018), gempa terjadi pada pukul 18.36 WIB. Lokasi gempa berada di Laut Jawa dengan kedalaman 10 km.
"Tidak berpotensi tsunami," demikian keterangan dari BMKG.
Sebelumnya, guncangan gempa terasa hingga gedung perkantoran Jakarta. Guncangan terasa sebentar dan tidak menimbulkan kepanikan. (zak/imk)
++++
Ancaman Gempa Bumi Megathrust 8,7 SR di Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Tri Hatnanto
Jumat, 02 Maret 2018 - 17:13 WIB
JAKARTA, iNews.id – Publik kembali dihebohkan tentang potensi gempa bumi megathrust 8,7 skala richter (SR) di Jakarta. Disebut-sebut gempa bumi itu setara gempa Aceh tahun 2004 yang memicu tsunami.
Pemberitaan tentang potensi gemba bumi megathrust 8,7 SR di Jakarta awalnya muncul dari diskusi yang diselenggarakan Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) dengan Pemprov DKI. Diskusi ini bertujuan untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi terkait ancaman gempa bumi di Jakarta.
Berita tentang potensi gemba bumi megathrust 8,7 SR di Jakarta itu akhirnya memicu kekhawatiran publik. Melihat perkembangan yang terjadi, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan atas informasi tersebut.
Menurutnya, wilayah Indonesia terletak di zona pertemuan lempeng tektonik aktif, sehingga rawan gempa bumi. Oleh karena itu, pemerintah, didukung para pakar gempa dari beberapa perguruan tinggi, lembaga/kementerian termasuk BMKG, telah menerbitkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017 sebagai salah satu upaya dan langkah mitigasi gempa bumi di Indonesia.
“Peta tersebut merupakan pedoman untuk mendesain konstruksi bangunan di daerah rawan gempa bumi, dengan mempertimbangkan percepatan tanah akibat perambatan gelombang gempa,” ujar Dwikorita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Peta tersebut diterbitkan bersama buku dengan judul yang sama. Di dalam buku diinformasikan, berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust, dan proses penunjaman lempeng tersebut terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun.
Selanjutnya, menurut analisis para pakar gempa bumi, gerakan penunjaman lempeng tersebut memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust dengan kekuatan maksimum yang diperkirakan dapat mencapai 8,7 SR.
Maka, IKAMEGA berinisiatif menyelenggarakan diskusi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi gempabumi tersebut.
“Jadi sebenarnya diskusi tersebut dirancang untuk kalangan terbatas, antara para pakar dan pemegang kebijakan karena membahas hal yang cukup sensitif, namun urgen untuk segera dilakukan langkah lanjut,” tuturnya.
Namun, menurut Dwikorita, ternyata ada beberapa tulisan yang beredar viral, yang kurang tepat dalam menyimpulkan diskusi dalam sarasehan tersebut, sehingga dimaknai berbeda oleh sebagian masyarakat.
Dwikorita menjelaskan, meski para ahli mampu menghitung perkmumiraan magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust.
“Kita pun belum mampu memastikan apakah gempa megathrust M 8,7 akan benar-benar terjadi, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya,” ujar mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Dwikorita mengatakan, dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat,menyiapkan langkah-langkah konkret yang perlu segera dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa seandainya gempa benar-benar terjadi. Khususnya dengan menyiapkan kesiapan masyarakat maupun infrastrukturnya.
Editor : Zen Teguh
http://www.inews.id/news/read/ancaman-gempa-bumi-megathrust-8-7-sr-di-jakarta-ini-penjelasan-bmkg?sub_slug=nasional
+++++
Agan2 yg di jkt kerasa ndak tdi gempanya...
Ane tdi otw dijalan..ndak kerasa..




0
1.5K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan