- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Surabaya Raih Predikat Special Mention di Penghargaan Lee Kuan Yew


TS
aghilfath
Surabaya Raih Predikat Special Mention di Penghargaan Lee Kuan Yew
Spoiler for Surabaya Raih Predikat Special Mention di Penghargaan Lee Kuan Yew:

Quote:
Singapura - Kota Surabaya berhasil mendapat meraih predikat Special Mention pada Lee Kuan Yew World City Prize 2018. Penghargaan internasional ini ditujukan bagi kota-kota di dunia yang dianggap kreatif, inovatif dan berkelanjutan.
Seperti dilansir Channel News Asia dan Opengovasia.com, Sabtu (17/3/2018), predikat Special Mention diraih Surabaya bersama tiga kota dunia lainnya, yakni Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia dan Tokyo di Jepang. Untuk Surabaya, para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 memuji program peningkatan kampung juga program Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi yang ada di Surabaya.
"Surabaya merupakan kota yang mulai mencuat yang dipuji karena apresiasi besar terhadap budaya dan karena mengambil strategi berani dalam pengembangan perkotaan untuk melestarikan dan mengembangkan lingkungan kampungnya, bukannya menggantikannya, sembari merasakan pertumbuhan ekonomi pesat," sebut para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 dalam pernyataannya.
Program peningkatan kampung di Surabaya disebut sukses meraup dukungan dan partisipasi masyarakat yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mengubah kampung menjadi lingkungan bersih, kondusif dan produktif. Program Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi serta langkah pengolahan sampah oleh masyarakat sendiri, dianggap mampu membantu meningkatkan status ekonomi bagi warga berupah kecil.
Para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 menyoroti peran besar Wali Kota Surat Tri Rismaharini dalam memajukan kota Surabaya. Mereka memuji pendekatan yang fokus pada masyarakat dan bersifat inklusif yang diterapkan oleh Risma.
"Wali Kota Tri Rismaharini sangat berperan penting dalam pencapaian dan transformasi kota ini," puji para juri. "Dia dikenal secara luas untuk pendekatan pengembangan perkotaan yang fokus pada masyarakat dan inklusif dalam memajukan Surabaya dari sebuah kota yang tidak menarik menjadi sebuah metropolitan yang bersih dan hijau dengan kualitas kehidupan meningkat," imbuh para juri tersebut.
Selain itu, para juri menyebut Surabaya sukses dalam menjalankan sejumlah langkah inovatif. "Semangat kuat Surabaya untuk mengupayakan penghijauan di kota pantas mendapat pujian," sebut para juri dalam pernyataannya. "Upaya Surabaya mengupayakan pembelajaran dan pengembangan populasi muda secara inklusif sungguh patut dicontoh," imbuh mereka.
"Surabaya telah menjadikan diri berbeda sebagai kota yang baru mencuat yang menatap ke depan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya yang sedang mengembangkan ekonomi yang berupaya untuk belajar dari sebuah kota yang dikelola dengan baik yang sekarang dikarakterisasikan oleh pertumbuhan ekonomi, keselarasan sosial dan daya tahan lingkungan," ujar para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018.
Penghargaan utama diraih oleh kota Seoul di Korea Selatan (Korsel) yang dianggap berkontribusi besar dalam menciptakan sebuah kota yang 'inklusif, kreatif dan berkelanjutan dengan kualitas kehidupan yang tinggi'.
Lee Kuan Yew World City Prize 2018 merupakan penghargaan internasional yang digelar setiap dua tahun sekali. Penghargaan ini diberikan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC). Tujuan dari penghargaan ini adalah memberikan penghormatan kepada kota-kota yang mampu menciptakan masyarakat perkotaan yang layak ditinggali, bersemangat dan berkelanjutan.
Sebelum Seoul, pemenang utama penghargaan ini sebelumnya antara lain kota Medellin di Kolombia tahun 2016, kota Suzhou di China tahun 2014, kota New York di Amerika Serikat tahun 2012 dan kota Bilbao di Spanyol tahun 2010.
Seperti dilansir Channel News Asia dan Opengovasia.com, Sabtu (17/3/2018), predikat Special Mention diraih Surabaya bersama tiga kota dunia lainnya, yakni Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia dan Tokyo di Jepang. Untuk Surabaya, para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 memuji program peningkatan kampung juga program Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi yang ada di Surabaya.
"Surabaya merupakan kota yang mulai mencuat yang dipuji karena apresiasi besar terhadap budaya dan karena mengambil strategi berani dalam pengembangan perkotaan untuk melestarikan dan mengembangkan lingkungan kampungnya, bukannya menggantikannya, sembari merasakan pertumbuhan ekonomi pesat," sebut para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 dalam pernyataannya.
Program peningkatan kampung di Surabaya disebut sukses meraup dukungan dan partisipasi masyarakat yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam mengubah kampung menjadi lingkungan bersih, kondusif dan produktif. Program Kampung Unggulan dan Pahlawan Ekonomi serta langkah pengolahan sampah oleh masyarakat sendiri, dianggap mampu membantu meningkatkan status ekonomi bagi warga berupah kecil.
Para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018 menyoroti peran besar Wali Kota Surat Tri Rismaharini dalam memajukan kota Surabaya. Mereka memuji pendekatan yang fokus pada masyarakat dan bersifat inklusif yang diterapkan oleh Risma.
"Wali Kota Tri Rismaharini sangat berperan penting dalam pencapaian dan transformasi kota ini," puji para juri. "Dia dikenal secara luas untuk pendekatan pengembangan perkotaan yang fokus pada masyarakat dan inklusif dalam memajukan Surabaya dari sebuah kota yang tidak menarik menjadi sebuah metropolitan yang bersih dan hijau dengan kualitas kehidupan meningkat," imbuh para juri tersebut.
Selain itu, para juri menyebut Surabaya sukses dalam menjalankan sejumlah langkah inovatif. "Semangat kuat Surabaya untuk mengupayakan penghijauan di kota pantas mendapat pujian," sebut para juri dalam pernyataannya. "Upaya Surabaya mengupayakan pembelajaran dan pengembangan populasi muda secara inklusif sungguh patut dicontoh," imbuh mereka.
"Surabaya telah menjadikan diri berbeda sebagai kota yang baru mencuat yang menatap ke depan dan menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya yang sedang mengembangkan ekonomi yang berupaya untuk belajar dari sebuah kota yang dikelola dengan baik yang sekarang dikarakterisasikan oleh pertumbuhan ekonomi, keselarasan sosial dan daya tahan lingkungan," ujar para juri Lee Kuan Yew World City Prize 2018.
Penghargaan utama diraih oleh kota Seoul di Korea Selatan (Korsel) yang dianggap berkontribusi besar dalam menciptakan sebuah kota yang 'inklusif, kreatif dan berkelanjutan dengan kualitas kehidupan yang tinggi'.
Lee Kuan Yew World City Prize 2018 merupakan penghargaan internasional yang digelar setiap dua tahun sekali. Penghargaan ini diberikan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC). Tujuan dari penghargaan ini adalah memberikan penghormatan kepada kota-kota yang mampu menciptakan masyarakat perkotaan yang layak ditinggali, bersemangat dan berkelanjutan.
Sebelum Seoul, pemenang utama penghargaan ini sebelumnya antara lain kota Medellin di Kolombia tahun 2016, kota Suzhou di China tahun 2014, kota New York di Amerika Serikat tahun 2012 dan kota Bilbao di Spanyol tahun 2010.
detik
Masih kalah dari jakarta yg lebih dulu dapat "Lius Sungkariswa Award" untuk penataan PKL terbaik di tanah abang

Diubah oleh aghilfath 17-03-2018 13:18
0
928
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan