- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Truth Behind The Lies [BTS Event CYSTG LGT 2nd SFTH Ver.]


TS
a112aditya
Truth Behind The Lies [BTS Event CYSTG LGT 2nd SFTH Ver.]
"Membosankan~"ucap a11 menatap lesu 12a.
Keduanya terdampar di tengah antah berantah. Yang ada hanya sebuah gurun tandus dan sebuah papan pengumuman... Tunggu... Sebuah papan pengumuman? Sepertinya memang begitu jalan ceritanya. 12a yang masih sibuk berkutat di labirin otaknya mencari kepingan ingatan yang hilang, tidak begitu mempedulikan antusiasme yang ditunjukkan a11 pada papan pengumuman mencurigakan tersebut.
"12a... Lihat!!! Ada sebuah papan pengumuman."
"Baiknya kau mencari air, bodoh."gumam 12a tak terdengar jelas. "Lagipula papan pengumuman di tempat seperti ini? Yang benar saja. Setidaknya fatamorgana bisa lebih baik dari itu, bukan?"
a11 begitu serius membaca papan pengumuman hingga tak sadar telah tertinggal jauh teman seperjalanannya itu. Setelah selesai dengan waktu santainya, a11 kembali menyusul 12a. Kali ini wajahnya tampak lebih berseri dari sebelumnya..
"Apa yang lucu? Jangan katakan matahari sudah membakar otakmu."tukas 12a tidak senang melihat seringai di wajah a11.
"Hehehe... Kau mau menjadi raja?"
a11 dan 12a terkagum-kagum melihat begitu eksotisnya tempat yang telah mereka capai setelah perjalanan panjang di gurun tandus itu. Bai hu, salah satu provinsi di kerajaan Xin Chia. Lambang harimau putih terpampang jelas di atas gerbang masuk utama yang di jaga ketat oleh pasukan kerajaan.
"Tampaknya kita harus membayar biaya masuk."ucap 12a mengamati kegiatan di depan gerbang dari kejauhan.
Entah kenapa a11 tampak tak begitu peduli dengan apa yang 12a katakan. Dia hanya terlalu bersemangat untuk segera masuk ke dalam kota. Jelas sekali terlihat di wajahnya yang sudah seperti coyote liar dan lapar. Plak!!! Sebuah tepakan melayang ke arah bagian belakang kepala a11.
"Kau ini benar-benar sudah gila, ya? Jangan senang dulu. Kita itu tidak bisa masuk ke sana."jelas 12a menyadarkan.
Meski masih meresapi nyeri akibat tepakan 12a, lagi-lagi senyum mencurigakan tergambar jelas di wajah a11. Dia lalu merogoh kantung celananya dan mengeluarkan 6 lembar uang.
"Tadaa!!!"pamer a11.
"Dari mana kau mendapat uang sebanyak itu?!!"tanya 12a terkejut.
"Ada di papan pengumuman. Di sana tertulis itu modal awal kita agar kita bisa menjadi raja. Hahaha..."jawab a11 santai.
Dikarenakan guncangan sesaat, 12a melihat sebuah kilasan di kepalanya. Sebuah kilasan tentang seorang wanita yang dibawa paksa oleh seorang raja. 12a menggeram murka menyadari kepingan ingatannya yang hilang ternyata berujung ke kerajaan ini.
Buk!!! Kini giliran a11 yang menepuk punggungnya, menenangkan 12a dengan wajah santainya. Dia lalu mengajaknya masuk ke dalam gerbang, tidak peduli takdir apa yang menunggu keduanya di sana.
Sambil menyusuri tembok tinggi Bai Hu dari puncaknya, a11 menjelaskan segala informasi yang ia dapat di papan pengumuman kepada 12a. Informasi tersebut cukup penting mengingat 12a sedang mencari seorang wanita yang muncul dalam kilasan ingatannya sebelumnya.
Hingga tak terasa mereka sudah sampai di sisi tembok yang berdekatan dengan provinsi Zhu Que. Ternyata sedang terjadi keributan di sana. Saat 12a menanyakan pada seorang prajurit penjaga, alasannya dikarenakan meluapnya jumlah pendatang di Zhu Que.
a11 yang melihat dari atas tampak begitu tertarik melihat kekerasan yang terjadi di depan gerbang Zhu Que. Dan tak berapa lama ia melihat seseorang berteriak ke sana kemari memberikan sebuah penawaran.
"Ada apa?"tanya 12a pada a11 yang sedang bersandar santai di pinggir tembok.
"Mau minum?"tawar a11 yang ternyata juga sedang asyik menikmati sebotol minuman segar. Bahkan dia masih menyimpan 4 botol lagi yang tergantung di tangannya.
"Boleh."jawab 12a polos. Keduanya memang agak membutuhkan minuman setelah perjalanan panjang yang mereka lalui.
"Hei kau!!! Kau juga mau masuk?"tanya a11 tertarik setelah memperhatikan seorang yang menyebut dirinya si jenius yang beruntung.
"Ya... Ya... Berikan padaku juga."jawab si jenius yang beruntung.
"Hehehe... Kau memang beruntung, teman. Ambil ini!!!"balas a11 seraya melempar sebuah kertas yang sudah dia remukkan. Melihat hal tersebut, 12a tiba-tiba tersadar sesuatu.
"Hei... Bagaimana kau mendapatkan minuman sebanyak ini?"tanya 12a curiga. a11 hanya menjawabnya dengan seringai bodohnya itu.
"Ja... Jangan bilang kalau kau... Dan yang tadi..." Belum selesai 12a mengungkapkan kecurigaannya, a11 mengangguk tanpa rasa bersalah.
"Kau gila!!!"
12a tidak habis pikir dengan kelakuan a11. Dia bertindak seenaknya tanpa memikirkan konsekuensinya. Kini keduanya hanya memiliki selembar uang dari modal awal yang mereka miliki.
Melihat betapa ramainya penjualan buah di Bai Hu, 12a memanfaatkannya untuk memutar selembar uang yang tersisa. Ia memanfaatkan informasi yang ia dapat bahwa seorang pedagang buah akan di modali dari pasar dengan 4 keping emas.
12a tidak mau lagi mempercayakan keuangan pada a11. Akhirnya a11 hanya bisa menyaksikan bagaimana 12a berjuang untuk menaklukkan kejamnya kota pada mereka yang tak punya apa-apa.
Aliansi pedagang Bai Hu mengajaknya bergabung. Di sana informasi perputaran harga buah tertinggi di ketahui berada di Zhu Que. Lalu dilanjutkan dengan Qin Long, Bai Hu, dan Xuan Wu. Merasa informasi yang ia dapatkan sudah lebih dari cukup, 12a memutuskan bergerak sendiri.
"Menjual buah asli Bai Hu hanya bunuh diri. Apel di sini tidak ada harganya. Sepertinya kita harus pergi ke provinsi lain."jelas 12a cukup serius.
"Tapi aku tidak suka durian."protes a11.
"Aku juga tidak akan menjual barang yang tidak ku sukai. Artinya kita akan membeli buah di Zhu Que dan Xuan Wu. Dan... Hei!!! Kita membeli untuk dijual. Bukan dikonsumsi, bodoh!!!"
Meski tak banyak yang mereka dapat, tapi a11 dan 12a sepertinya mampu menambah pundi-pundi pemasukannya. Tapi di saat yang sama, pasar membuat skema perang saudara agar alur dagang tetap berada di dalam genggaman mereka.
Memanfaatkan dendam dan rasa sakit, hampir seluruh penduduk menjadi tumbalnya. Bahkan 12a pun tersulut mengetahui betapa mengerikannya rezim kerajaan saat ini memperlakukan rakyatnya.
"Aku sudah mengadakan kontak dengannya. Tapi hingga saat ini dia belum merespon sama sekali. Artinya dia harus kita habisi secepat mungkin."ucap nenek tua bernama Mary.
"Itu menjadi pilihanmu untuk percaya pada kami atau tidak. Yang pasti, jika kau tidak ingin nyawamu melayang, jangan arahkan senjatamu pada kami berdua."tambah tuan Butong cukup tegas.
"Bijak sekali."sindir a11.
"Lalu apa jaminannya kalian tidak mengarahkan senjata padaku?"lanjut 12a.
"Tidak ada selain kepercayaan."ucap keduanya bersamaan setelah saling tatap.
a11 dan 12a beserta beberapa pedagang besar dan orang ternama diundang raja Xin Chia ke dalam kerajaan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, dan sekali lagi, a11 dan 12a harus bersama si nenek tua Mary.
Di saat 12a masih belum menemukan kejelasan tentang wanita yang ia cari di Xin Chia, a11 merasakan firasat buruk. Dia menyarankan 12a menitipkan semua uang yang ia punya pada anggota kelompok tersebut. Pembagiannya merata. Mereka sempat menanyakan alasan a11 dan 12a. Namun keduanya menolak memberitahu.
Benar saja firasat a11. Kelompok mereka dihadang segerombolan perampok. Dan sialnya, perampok-perampok tersebut kumpulan orang gila. Mereka memasukan semua undangan raja ke masing-masing ruangan berbeda yang memutar dan memiiki dua buah tuas. Ruangan itu akan dialiri sebuah gas yang tidak diketahui. Semua panik, kecuali 12a.
Sepeninggal perampok, 12a meminta semua membuka semua tuas. Dia memperhatikan baik-baik tuas tersebut. Hingga sampailah dia pada sebuah kesimpulan. Jika kedua tuas terbuka, katup di dalam pipa tertutup. Dia pun tersenyum.
"Saat para perampok itu kembali, sebut saja namaku. Dan biarkan tuas terbuka."jelas 12a.
"Tapi... Bukannya nanti hanya ruanganmu yang akan dialiri gas?"tanya salah satu anggota bernama Asruli.
"Kau mau bunuh diri ya, anak muda?"tambah seorang mantan pemain skeat.
"Aku mungkin tidak bisa menyelamatkannya. Tapi setidaknya aku akan menyelamatkan kalian."jawab 12a.
"Kukuku... Kau menarik teman."sindir a11.
"Aku tahu kau memang orang yang baik sejak di gerbang itu."ucap si jenius yang beruntung.
"Bertahanlah."pesan nenek tua Mary.
Di sebuah hutan di dalam gerbang Xin Chia, a11 dan 12a ditemukan tak sadarkan diri oleh seseorang. Begitu keduanya bangun, mereka membuat terkejut orang asing itu hingga dia tersedak pempek yang ia makan. Mereka lalu meminta sebuah pensil dan kertas pada orang yang menemukan mereka.
"Tolong antar surat ini ke perdana menteri."pinta 12a.
Orang yang tersedak pempek tersebut langsung bergegas menunaikan tugasnya. 12a tidak yakin surat itu akan sampai. Karenanya dia sudah menyiapkan satu surat cadangan. Tapi kondisi a11 dan dirinya sendiri pun masih terlalu lemah. Entah bagaimana caranya mengirimkan surat kedua.
Lalu tak lama lewatlah seoran pria bertubuh mungil. 12a memanggilnya dan meminta tolong padanya. Namun pria bertubuh mungil ini meminta imbalan. a11 pun menjanjikannya uang seandainya surat itu sampai di tangan perdana menteri. Akhirnya berangkatlah pria mungil tersebut.
Surat berhasil tiba di tangan perdana menteri. Keduanya berhasil diselamatkan dan kini dirawat di area kementerian. Waktu berlalu cukup lama. Undangan raja diundur dari waktu yang dijadwalkan. Semua undangan hanya bisa menunggu.
Di sela waktunya a11 bermaim catur dengan para undangan lainnya. Sedangkan 12a terus mencari informasi tentang keberadaan wanita yang ada di kilasan ingatannya. Tapi hasilnya tetap nihil.
Tak lama, orang misterius datang dan memberikan sebuah surat. Saat a11 dan 12a membukanya mereka diminta pergi ke sebuah lokasi tersembunyi. Di sana seorang penjaga menanti. Dia memintanya masuk sesuai aba-aba.
Sembari menunggu, a11 dan 12a mencoba memecahkan teka-teki angka yang disertai nama para undangan. Sebelumnya mereka sempat dijenguk oleh para anggota yang bepergian bersama mereka sebelum para perampok menculik.
Mereka mendapatkan sedikit petunjuk tambahan dari orang-orang tersebut. Tentang guna angka yang mereka dapatkan dan nama para undangan. Begitu mereka selesai memecahkannya, a11 dan 12a diminta memasuki lokasi.
Keduanya juga diminta menyebutkan nama para undangan yang mereka pilih dan posisinya. Lalu penjaga yang menemani mereka berteriak, "10!!!" Entah apa maksudnya. Tapi a11 menduga itu penilaian sang raja.
Beberapa hari kemudian perdana menteri meninggal. Raja memberi titah untuk mengangkat perdana menteri yang baru dari para undangan yang ada. Tersedia 25 kursi untuk menjadi kandidat kuat.
Semua undangan saling memilih dalam diam. Beberapa koalisi besar terjadi di belakang layar. a11 dan 12a tidak tertarik dengan hal tersebut. Namun, setelah mempertimbangkan ulang, mungkin hal tersebut bisa membuatnya lebih dekat dengan raja.
a11 yang ingin menjadi raja. 12a yang ingin mencari wanita dan membalas perbuatan keji si raja. Dengan begitu mereka bisa selangkah lebih dekat dengan tujuannya.
a11 dan 12a tidak mengerti. Hampir sebagian tamu undangan menggila. Ada yang salah dengan pemilihan itu. Sebuah kutukan datang tiba-tiba. Sepertinya pemilihan perdana menteri yang baru ingin di sabotase.
"Aku tidak mau ambil pusing. Orang-orang yang meracau tidak jelaa bukan pemandangan menarik."ucap a11 kembali memasang wajah bosannya.
"Lalu bagaimana dengan mereka?"tanya 12a cemas.
"Aku tidak tahu denganmu. Tapi aku mau pergi jalan-jalan."
Ternyata, di tengah keramaian tamu undangan yang sedang dimantrai, a11 memutuskan untuk memanfaatkan keadaan. Dia mencuri dari seluruh peserta. Tak ada yang luput darinya. Hanya saja, dari orang sebanyak itu, entah kenapa malah uangnya yang berkurang.
"Sepertinya mereka memakai pagar gaib. Hahaha..."ucap a11 santai seolah tidak peduli.
12a tidak pernah mengerti dengan pola pikir a11 yang selalu seenaknya sendiri. Beruntungnya 12a memiliki hubungan kuat dengan beberapa petinggi penting. Namun kepala sipir penjara tidak menyukai sikap kedua orang itu.
Kepala sipir penjara pun menyiapkan skema jahat. Dia memanfaatkan tujuan 12a yang sedang mencari informasi tentang wanita yang hingga detik ini masih misterius. Dia juga memanfaatkan salah seorang tuan tanah yang juga salah seorang undangan bernama Salam ke 28.
"Dia berada di ruang bawah tanah."tipu si kepala sipir. Begitu 12a menyadarinya, dia kembali ke situasi ruangan bergas. Bedanya kali ini 12a dan Salam ke 28 saling mengunci satu sama lain.
"Sudah ku katakan padamu, aku ini tidak tahu apa-apa tentang gadis itu."ucap Salam ke 28 menjelaskan.
"Sial!!! Bisa-bisanya aku tertipu sipir sialan itu."geram 12a.
"Biarkan aku keluar. Setelah itu aku akan membantumu."tawar Salam ke 28.
"Buahahaha... Jadi seperti itu ceritanya."
Malam itu tamu-tamu undangan penting sedang bermain poker bersama. a11, 12a, dan tuan Gxxx berada di satu meja. Sambil bermain, tuan Gxxx menjelaskan segala yang ia tahu tentang raja.
"Kau beruntung sipir penjara memilih tuan Salam ke 28 untuk mengecohmu. Kau malah mendapat sekutu kuat. Tapi tentang raja... Aku rasa dia bukan tipe orang seperti itu. Bahkan dia mencari penggantinya dari para pendatang seperti kita. Orang-orang asing."jelas tuan Gxxx.
Entah kenapa tuan Gxxx merahasiakan namanya seperti itu. Dia malah membuat a11 penasaran dengan hal tersebut. Tidak seperti 12a yang menjadi bimbang setelah mendengar penjelasan tuan Gxxx.
"Maaf tuan... Sepertinya aku yang menang tuan yang namanya disensor."ucap a11.
Berkat koneksi tuan Salam ke 28 dan tuan Gxxx, a11 dan 12a bisa menemui sang raja. Melihat sosok sang raja, 12a tidak bisa percaya. Bahwa apa yang ada dipikirannya selama ini salah. Dan dengan wanita misterius yang hadir di ingatannya, tidak ada satu pun informasi yang bisa ia ceritakan.
"Aku tidak tahu yang mana yang harus ku percaya. Ku rasa aku sudah lelah dengan pencarian ini."ucap 12a nelangsa. Kenyataan pahit dimana kepingan ingatannya tidak menuntunnya kemana pun membuatnya putus asa.
"Bisakah aku meminta satu hal padamu?"tanya sang raja memotong. a11 begitu bersemangat saat mendengar raja meminta sesuatu pada mereka.
"Mungkinkah dia meminta ku menjadi penggantinya?"pikir a11.
"Ada sebuah rencana kudeta. Sebagian menteri korup yang tidak menyetujui rencana ku berniat menyerang kerajaan. Info terakhir yang ku dapat, mereka mencoba melancarkan serangan dari laut. Mereka bahkan menjalin koalisi dengan sebagian tamu undangan. Ku dengar kau sangat ahli dengan hal tersebut. Bisakah kau membantu kami menangani hal tersebut? Kemampuanmu akan sangat membantu."
a11 agak kecewa mendengarnya. Tapi ia langsung tersenyum saat beradu pandang dengan 12a. Hal itu membuat sang raja menjadi lebih tenang. Mereka pun menyepakati kerja sama tersebut.
"Serahkan pada kami paduka. Selesaikan pencarianmu."
"Kau benar-benar mengalahkanku. Seandainya bukan karena paman ku yang gila itu maksa ku, ku rasa kita bisa membantu kerajaan ini menjadi lebih baik.Tapi ini pertempuran yang adil."puji kolektor Poin.
a11 dan 12a tersenyum. Kemegahan dalam pertempuran laut yang membara menjadi latar yang mengakhiri perjalanan mereka. Ya... Keduanya telah sampai pada konklusi perjalanan mereka di Xin Chia.
Tentang kilasan ingatan 12a yang ternyata hanya fatamorgana di tengah dehidrasi mereka selama di antah berantah. Tentang a11 yang sudah puas bermain di luasnya kerajaan Xin Chia. Menjadi raja? Itu hanya keinginan sementara lainnya di antara ratusan kegilaannya.
Sebelum keduanya meninggalkan Xin Chia, mengingat masih ada lembaran uang yang tersisa, a11 sempat singgah ke sebuah keramaian dimana sedang berlangsung permainan dadu liar.
"Oh... Pangeran Yuki. Jadi kau yang akan melawan ku?"
Cerita ini terinspirasi dari sebuah event forum CYSTG yang baru saja selesai beberapa waktu belakangan ini.
Keduanya terdampar di tengah antah berantah. Yang ada hanya sebuah gurun tandus dan sebuah papan pengumuman... Tunggu... Sebuah papan pengumuman? Sepertinya memang begitu jalan ceritanya. 12a yang masih sibuk berkutat di labirin otaknya mencari kepingan ingatan yang hilang, tidak begitu mempedulikan antusiasme yang ditunjukkan a11 pada papan pengumuman mencurigakan tersebut.
"12a... Lihat!!! Ada sebuah papan pengumuman."
"Baiknya kau mencari air, bodoh."gumam 12a tak terdengar jelas. "Lagipula papan pengumuman di tempat seperti ini? Yang benar saja. Setidaknya fatamorgana bisa lebih baik dari itu, bukan?"
a11 begitu serius membaca papan pengumuman hingga tak sadar telah tertinggal jauh teman seperjalanannya itu. Setelah selesai dengan waktu santainya, a11 kembali menyusul 12a. Kali ini wajahnya tampak lebih berseri dari sebelumnya..
"Apa yang lucu? Jangan katakan matahari sudah membakar otakmu."tukas 12a tidak senang melihat seringai di wajah a11.
"Hehehe... Kau mau menjadi raja?"
• • •
a11 dan 12a terkagum-kagum melihat begitu eksotisnya tempat yang telah mereka capai setelah perjalanan panjang di gurun tandus itu. Bai hu, salah satu provinsi di kerajaan Xin Chia. Lambang harimau putih terpampang jelas di atas gerbang masuk utama yang di jaga ketat oleh pasukan kerajaan.
"Tampaknya kita harus membayar biaya masuk."ucap 12a mengamati kegiatan di depan gerbang dari kejauhan.
Entah kenapa a11 tampak tak begitu peduli dengan apa yang 12a katakan. Dia hanya terlalu bersemangat untuk segera masuk ke dalam kota. Jelas sekali terlihat di wajahnya yang sudah seperti coyote liar dan lapar. Plak!!! Sebuah tepakan melayang ke arah bagian belakang kepala a11.
"Kau ini benar-benar sudah gila, ya? Jangan senang dulu. Kita itu tidak bisa masuk ke sana."jelas 12a menyadarkan.
Meski masih meresapi nyeri akibat tepakan 12a, lagi-lagi senyum mencurigakan tergambar jelas di wajah a11. Dia lalu merogoh kantung celananya dan mengeluarkan 6 lembar uang.
"Tadaa!!!"pamer a11.
"Dari mana kau mendapat uang sebanyak itu?!!"tanya 12a terkejut.
"Ada di papan pengumuman. Di sana tertulis itu modal awal kita agar kita bisa menjadi raja. Hahaha..."jawab a11 santai.
Dikarenakan guncangan sesaat, 12a melihat sebuah kilasan di kepalanya. Sebuah kilasan tentang seorang wanita yang dibawa paksa oleh seorang raja. 12a menggeram murka menyadari kepingan ingatannya yang hilang ternyata berujung ke kerajaan ini.
Buk!!! Kini giliran a11 yang menepuk punggungnya, menenangkan 12a dengan wajah santainya. Dia lalu mengajaknya masuk ke dalam gerbang, tidak peduli takdir apa yang menunggu keduanya di sana.
• • •
Sambil menyusuri tembok tinggi Bai Hu dari puncaknya, a11 menjelaskan segala informasi yang ia dapat di papan pengumuman kepada 12a. Informasi tersebut cukup penting mengingat 12a sedang mencari seorang wanita yang muncul dalam kilasan ingatannya sebelumnya.
Hingga tak terasa mereka sudah sampai di sisi tembok yang berdekatan dengan provinsi Zhu Que. Ternyata sedang terjadi keributan di sana. Saat 12a menanyakan pada seorang prajurit penjaga, alasannya dikarenakan meluapnya jumlah pendatang di Zhu Que.
a11 yang melihat dari atas tampak begitu tertarik melihat kekerasan yang terjadi di depan gerbang Zhu Que. Dan tak berapa lama ia melihat seseorang berteriak ke sana kemari memberikan sebuah penawaran.
"Ada apa?"tanya 12a pada a11 yang sedang bersandar santai di pinggir tembok.
"Mau minum?"tawar a11 yang ternyata juga sedang asyik menikmati sebotol minuman segar. Bahkan dia masih menyimpan 4 botol lagi yang tergantung di tangannya.
"Boleh."jawab 12a polos. Keduanya memang agak membutuhkan minuman setelah perjalanan panjang yang mereka lalui.
"Hei kau!!! Kau juga mau masuk?"tanya a11 tertarik setelah memperhatikan seorang yang menyebut dirinya si jenius yang beruntung.
"Ya... Ya... Berikan padaku juga."jawab si jenius yang beruntung.
"Hehehe... Kau memang beruntung, teman. Ambil ini!!!"balas a11 seraya melempar sebuah kertas yang sudah dia remukkan. Melihat hal tersebut, 12a tiba-tiba tersadar sesuatu.
"Hei... Bagaimana kau mendapatkan minuman sebanyak ini?"tanya 12a curiga. a11 hanya menjawabnya dengan seringai bodohnya itu.
"Ja... Jangan bilang kalau kau... Dan yang tadi..." Belum selesai 12a mengungkapkan kecurigaannya, a11 mengangguk tanpa rasa bersalah.
"Kau gila!!!"
• • •
12a tidak habis pikir dengan kelakuan a11. Dia bertindak seenaknya tanpa memikirkan konsekuensinya. Kini keduanya hanya memiliki selembar uang dari modal awal yang mereka miliki.
Melihat betapa ramainya penjualan buah di Bai Hu, 12a memanfaatkannya untuk memutar selembar uang yang tersisa. Ia memanfaatkan informasi yang ia dapat bahwa seorang pedagang buah akan di modali dari pasar dengan 4 keping emas.
12a tidak mau lagi mempercayakan keuangan pada a11. Akhirnya a11 hanya bisa menyaksikan bagaimana 12a berjuang untuk menaklukkan kejamnya kota pada mereka yang tak punya apa-apa.
Aliansi pedagang Bai Hu mengajaknya bergabung. Di sana informasi perputaran harga buah tertinggi di ketahui berada di Zhu Que. Lalu dilanjutkan dengan Qin Long, Bai Hu, dan Xuan Wu. Merasa informasi yang ia dapatkan sudah lebih dari cukup, 12a memutuskan bergerak sendiri.
"Menjual buah asli Bai Hu hanya bunuh diri. Apel di sini tidak ada harganya. Sepertinya kita harus pergi ke provinsi lain."jelas 12a cukup serius.
"Tapi aku tidak suka durian."protes a11.
"Aku juga tidak akan menjual barang yang tidak ku sukai. Artinya kita akan membeli buah di Zhu Que dan Xuan Wu. Dan... Hei!!! Kita membeli untuk dijual. Bukan dikonsumsi, bodoh!!!"
• • •
Meski tak banyak yang mereka dapat, tapi a11 dan 12a sepertinya mampu menambah pundi-pundi pemasukannya. Tapi di saat yang sama, pasar membuat skema perang saudara agar alur dagang tetap berada di dalam genggaman mereka.
Memanfaatkan dendam dan rasa sakit, hampir seluruh penduduk menjadi tumbalnya. Bahkan 12a pun tersulut mengetahui betapa mengerikannya rezim kerajaan saat ini memperlakukan rakyatnya.
"Aku sudah mengadakan kontak dengannya. Tapi hingga saat ini dia belum merespon sama sekali. Artinya dia harus kita habisi secepat mungkin."ucap nenek tua bernama Mary.
"Itu menjadi pilihanmu untuk percaya pada kami atau tidak. Yang pasti, jika kau tidak ingin nyawamu melayang, jangan arahkan senjatamu pada kami berdua."tambah tuan Butong cukup tegas.
"Bijak sekali."sindir a11.
"Lalu apa jaminannya kalian tidak mengarahkan senjata padaku?"lanjut 12a.
"Tidak ada selain kepercayaan."ucap keduanya bersamaan setelah saling tatap.
• • •
a11 dan 12a beserta beberapa pedagang besar dan orang ternama diundang raja Xin Chia ke dalam kerajaan. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, dan sekali lagi, a11 dan 12a harus bersama si nenek tua Mary.
Di saat 12a masih belum menemukan kejelasan tentang wanita yang ia cari di Xin Chia, a11 merasakan firasat buruk. Dia menyarankan 12a menitipkan semua uang yang ia punya pada anggota kelompok tersebut. Pembagiannya merata. Mereka sempat menanyakan alasan a11 dan 12a. Namun keduanya menolak memberitahu.
Benar saja firasat a11. Kelompok mereka dihadang segerombolan perampok. Dan sialnya, perampok-perampok tersebut kumpulan orang gila. Mereka memasukan semua undangan raja ke masing-masing ruangan berbeda yang memutar dan memiiki dua buah tuas. Ruangan itu akan dialiri sebuah gas yang tidak diketahui. Semua panik, kecuali 12a.
Sepeninggal perampok, 12a meminta semua membuka semua tuas. Dia memperhatikan baik-baik tuas tersebut. Hingga sampailah dia pada sebuah kesimpulan. Jika kedua tuas terbuka, katup di dalam pipa tertutup. Dia pun tersenyum.
"Saat para perampok itu kembali, sebut saja namaku. Dan biarkan tuas terbuka."jelas 12a.
"Tapi... Bukannya nanti hanya ruanganmu yang akan dialiri gas?"tanya salah satu anggota bernama Asruli.
"Kau mau bunuh diri ya, anak muda?"tambah seorang mantan pemain skeat.
"Aku mungkin tidak bisa menyelamatkannya. Tapi setidaknya aku akan menyelamatkan kalian."jawab 12a.
"Kukuku... Kau menarik teman."sindir a11.
"Aku tahu kau memang orang yang baik sejak di gerbang itu."ucap si jenius yang beruntung.
"Bertahanlah."pesan nenek tua Mary.
• • •
Di sebuah hutan di dalam gerbang Xin Chia, a11 dan 12a ditemukan tak sadarkan diri oleh seseorang. Begitu keduanya bangun, mereka membuat terkejut orang asing itu hingga dia tersedak pempek yang ia makan. Mereka lalu meminta sebuah pensil dan kertas pada orang yang menemukan mereka.
"Tolong antar surat ini ke perdana menteri."pinta 12a.
Orang yang tersedak pempek tersebut langsung bergegas menunaikan tugasnya. 12a tidak yakin surat itu akan sampai. Karenanya dia sudah menyiapkan satu surat cadangan. Tapi kondisi a11 dan dirinya sendiri pun masih terlalu lemah. Entah bagaimana caranya mengirimkan surat kedua.
Lalu tak lama lewatlah seoran pria bertubuh mungil. 12a memanggilnya dan meminta tolong padanya. Namun pria bertubuh mungil ini meminta imbalan. a11 pun menjanjikannya uang seandainya surat itu sampai di tangan perdana menteri. Akhirnya berangkatlah pria mungil tersebut.
• • •
Surat berhasil tiba di tangan perdana menteri. Keduanya berhasil diselamatkan dan kini dirawat di area kementerian. Waktu berlalu cukup lama. Undangan raja diundur dari waktu yang dijadwalkan. Semua undangan hanya bisa menunggu.
Di sela waktunya a11 bermaim catur dengan para undangan lainnya. Sedangkan 12a terus mencari informasi tentang keberadaan wanita yang ada di kilasan ingatannya. Tapi hasilnya tetap nihil.
Tak lama, orang misterius datang dan memberikan sebuah surat. Saat a11 dan 12a membukanya mereka diminta pergi ke sebuah lokasi tersembunyi. Di sana seorang penjaga menanti. Dia memintanya masuk sesuai aba-aba.
Sembari menunggu, a11 dan 12a mencoba memecahkan teka-teki angka yang disertai nama para undangan. Sebelumnya mereka sempat dijenguk oleh para anggota yang bepergian bersama mereka sebelum para perampok menculik.
Mereka mendapatkan sedikit petunjuk tambahan dari orang-orang tersebut. Tentang guna angka yang mereka dapatkan dan nama para undangan. Begitu mereka selesai memecahkannya, a11 dan 12a diminta memasuki lokasi.
Keduanya juga diminta menyebutkan nama para undangan yang mereka pilih dan posisinya. Lalu penjaga yang menemani mereka berteriak, "10!!!" Entah apa maksudnya. Tapi a11 menduga itu penilaian sang raja.
Beberapa hari kemudian perdana menteri meninggal. Raja memberi titah untuk mengangkat perdana menteri yang baru dari para undangan yang ada. Tersedia 25 kursi untuk menjadi kandidat kuat.
Semua undangan saling memilih dalam diam. Beberapa koalisi besar terjadi di belakang layar. a11 dan 12a tidak tertarik dengan hal tersebut. Namun, setelah mempertimbangkan ulang, mungkin hal tersebut bisa membuatnya lebih dekat dengan raja.
a11 yang ingin menjadi raja. 12a yang ingin mencari wanita dan membalas perbuatan keji si raja. Dengan begitu mereka bisa selangkah lebih dekat dengan tujuannya.
• • •
a11 dan 12a tidak mengerti. Hampir sebagian tamu undangan menggila. Ada yang salah dengan pemilihan itu. Sebuah kutukan datang tiba-tiba. Sepertinya pemilihan perdana menteri yang baru ingin di sabotase.
"Aku tidak mau ambil pusing. Orang-orang yang meracau tidak jelaa bukan pemandangan menarik."ucap a11 kembali memasang wajah bosannya.
"Lalu bagaimana dengan mereka?"tanya 12a cemas.
"Aku tidak tahu denganmu. Tapi aku mau pergi jalan-jalan."
Ternyata, di tengah keramaian tamu undangan yang sedang dimantrai, a11 memutuskan untuk memanfaatkan keadaan. Dia mencuri dari seluruh peserta. Tak ada yang luput darinya. Hanya saja, dari orang sebanyak itu, entah kenapa malah uangnya yang berkurang.
"Sepertinya mereka memakai pagar gaib. Hahaha..."ucap a11 santai seolah tidak peduli.
• • •
12a tidak pernah mengerti dengan pola pikir a11 yang selalu seenaknya sendiri. Beruntungnya 12a memiliki hubungan kuat dengan beberapa petinggi penting. Namun kepala sipir penjara tidak menyukai sikap kedua orang itu.
Kepala sipir penjara pun menyiapkan skema jahat. Dia memanfaatkan tujuan 12a yang sedang mencari informasi tentang wanita yang hingga detik ini masih misterius. Dia juga memanfaatkan salah seorang tuan tanah yang juga salah seorang undangan bernama Salam ke 28.
"Dia berada di ruang bawah tanah."tipu si kepala sipir. Begitu 12a menyadarinya, dia kembali ke situasi ruangan bergas. Bedanya kali ini 12a dan Salam ke 28 saling mengunci satu sama lain.
"Sudah ku katakan padamu, aku ini tidak tahu apa-apa tentang gadis itu."ucap Salam ke 28 menjelaskan.
"Sial!!! Bisa-bisanya aku tertipu sipir sialan itu."geram 12a.
"Biarkan aku keluar. Setelah itu aku akan membantumu."tawar Salam ke 28.
• • •
"Buahahaha... Jadi seperti itu ceritanya."
Malam itu tamu-tamu undangan penting sedang bermain poker bersama. a11, 12a, dan tuan Gxxx berada di satu meja. Sambil bermain, tuan Gxxx menjelaskan segala yang ia tahu tentang raja.
"Kau beruntung sipir penjara memilih tuan Salam ke 28 untuk mengecohmu. Kau malah mendapat sekutu kuat. Tapi tentang raja... Aku rasa dia bukan tipe orang seperti itu. Bahkan dia mencari penggantinya dari para pendatang seperti kita. Orang-orang asing."jelas tuan Gxxx.
Entah kenapa tuan Gxxx merahasiakan namanya seperti itu. Dia malah membuat a11 penasaran dengan hal tersebut. Tidak seperti 12a yang menjadi bimbang setelah mendengar penjelasan tuan Gxxx.
"Maaf tuan... Sepertinya aku yang menang tuan yang namanya disensor."ucap a11.
• • •
Berkat koneksi tuan Salam ke 28 dan tuan Gxxx, a11 dan 12a bisa menemui sang raja. Melihat sosok sang raja, 12a tidak bisa percaya. Bahwa apa yang ada dipikirannya selama ini salah. Dan dengan wanita misterius yang hadir di ingatannya, tidak ada satu pun informasi yang bisa ia ceritakan.
"Aku tidak tahu yang mana yang harus ku percaya. Ku rasa aku sudah lelah dengan pencarian ini."ucap 12a nelangsa. Kenyataan pahit dimana kepingan ingatannya tidak menuntunnya kemana pun membuatnya putus asa.
"Bisakah aku meminta satu hal padamu?"tanya sang raja memotong. a11 begitu bersemangat saat mendengar raja meminta sesuatu pada mereka.
"Mungkinkah dia meminta ku menjadi penggantinya?"pikir a11.
"Ada sebuah rencana kudeta. Sebagian menteri korup yang tidak menyetujui rencana ku berniat menyerang kerajaan. Info terakhir yang ku dapat, mereka mencoba melancarkan serangan dari laut. Mereka bahkan menjalin koalisi dengan sebagian tamu undangan. Ku dengar kau sangat ahli dengan hal tersebut. Bisakah kau membantu kami menangani hal tersebut? Kemampuanmu akan sangat membantu."
a11 agak kecewa mendengarnya. Tapi ia langsung tersenyum saat beradu pandang dengan 12a. Hal itu membuat sang raja menjadi lebih tenang. Mereka pun menyepakati kerja sama tersebut.
"Serahkan pada kami paduka. Selesaikan pencarianmu."
• • •
"Kau benar-benar mengalahkanku. Seandainya bukan karena paman ku yang gila itu maksa ku, ku rasa kita bisa membantu kerajaan ini menjadi lebih baik.Tapi ini pertempuran yang adil."puji kolektor Poin.
a11 dan 12a tersenyum. Kemegahan dalam pertempuran laut yang membara menjadi latar yang mengakhiri perjalanan mereka. Ya... Keduanya telah sampai pada konklusi perjalanan mereka di Xin Chia.
Tentang kilasan ingatan 12a yang ternyata hanya fatamorgana di tengah dehidrasi mereka selama di antah berantah. Tentang a11 yang sudah puas bermain di luasnya kerajaan Xin Chia. Menjadi raja? Itu hanya keinginan sementara lainnya di antara ratusan kegilaannya.
• • •
Sebelum keduanya meninggalkan Xin Chia, mengingat masih ada lembaran uang yang tersisa, a11 sempat singgah ke sebuah keramaian dimana sedang berlangsung permainan dadu liar.
"Oh... Pangeran Yuki. Jadi kau yang akan melawan ku?"
END
Cerita ini terinspirasi dari sebuah event forum CYSTG yang baru saja selesai beberapa waktu belakangan ini.


anasabila memberi reputasi
1
2.3K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan