Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ahmadpermana05Avatar border
TS
ahmadpermana05
Respon Mahasiswa UB Terhadap Kaum LGBT di Indonesia
Respon Mahasiswa UB Terhadap Kaum LGBT di Indonesia 

Fenomena agama dan sosial yang sedang heboh dibincangkan saat ini adalah lesbian, gay, bisexual, transgender yang kemudian disingkat (LGBT) (Miskari n.d., 44). Propaganda perekrutan oleh kaum LGBT telah menyentuh berbagai media sosial, bahkan kelompok LGBT juga sudah menjalar ke kampus, sekolah, dan tempat umum lainnya (Harahap n.d., 224).  LGBT memiliki kelainan menyukai sesama jenis dan beranggapan mereka terjebak dalam tubuh yang tidak sesuai dengan sifatnya. Mahasiswa memiliki peran sebagai agent of change, social control dan iron stock hendaknya menyikapi persoalan LGBT dengan baik. Isu tentang LGBT memunculkan berbagai kebudayaan baru yang bertentangan dengan norma adat dan agama. Berbagai gerakan pro dan kontra di media mulai banyak bermunculan. Media Republika Online menggunakan standar penilaian heteronormativitas yang menilai bahwa homoseksualitas adalah sebagai penyimpangan yang tidak dibenerkan (Utaminingtyas 2013, 14). Berdasarkan uraian tesebut penulis tertarik untuk melihat respon mahasiswa terhadap kaum LGBT.
 
LGBT di INDONESIA
Respon Mahasiswa UB Terhadap Kaum LGBT di Indonesia

LGBT secara ilmiah dikenal dengan istilah Homoseksualitas. Homoseksualitas berasal dari bahasa Yunani yaitu homoios=sama dan bahasa Latin sexus=jenis kelamin merupakan pengertian umum mencakup banyak macam kecenderungan seksual terhadap kelamin yang sama, atau secara lebih halus adalah suatu keterarahan kepada kelamin yang sama homotropie;tropos=arah, haluan (Aripin 2001, 44). Munculnya polemik tentang dukungan terhadap legalisasi LGBT di Indonesia merupakan fenomena domestik yang berkaitan dengan politik internasional. LGBT sudah ada di Indonesia sejak lama, dan jumlahnya terus meningkat, serta membutuhkan perhatian (Hartanto 2016, 31).Cara penyebaran perilaku LGBT mudah terjadi karena pada setiap diri manusia memiliki unsur syahwat (hormon seksualitas) dan unsur akal pemikiran. Secara biologis manusia memiliki hormonal yang berhubungan dengan dorongan nafsu seksualitas dan orientasi seksualnya (Yudiyanto n.d., 73).
Menurut survey CIA pada tahun 2015 yang dilansir di topikmalaysia.com jumlah populasi LGBT di Indonesia adalah ke-5 terbesar di dunia setelah China, India, Eropa dan Amerika. Selain itu, beberapa lembaga survey independen dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk LGBT, ini berarti dari 250 juta penduduk 7,5 jutanya adalah LBGT, atau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat 3 diantaranya adalah LGBT (Santoso n.d., 221). Indonesia merupakan negara yang melarang pernikahan sejenis dan LGBT. Namun kenyataannya banyak kelompok LGBT tinggal di Indonesia. Mereka melakukan kegiatan bekerja, bersekolah, dan aktifitas lain. Fenomena tersebut merupakan hak setiap orang untuk mengorientasikan hasrat dan kebutuhan seksualnnya, namun di sisi lain hal ini sebisa mungkin dapat direpresi oleh nilai dan norma yang berlaku (Manik et al. 2016, 2). Untuk seseorang menganut LGBT, dalam sudut pandang hakikat ontologis Pancasila, adalah melawan eksistensi umat manusia secara universal yang sudah seharusnya berkembang dengan siklus generasisasi (Aziz 2017, 84).
 
RESPON MAHASISWA TERHADAP LGBT
Berdasarkan hasil wawancara kaum LGBT yang pro dengan gerakan ini menyatakan:
1.      Seharusnya keberadaan LGBT dihargai atas dasar kemanusiaan.
2.      Mendukung bukan berarti termasuk bagian LGBT.
3.      Menurut association psychology american, LGBT bukan penyakit atau kelainan mental, Stop mengatakan LGBT dapat disembuhkan.
Sedangkan yang kontra dengan LGBT ini menyatakan bahwa:
Respon Mahasiswa UB Terhadap Kaum LGBT di Indonesia

1.      Hubungan LGBT dilarang  dianggap dosa besar dan telah diatur dalam kitab semua agama.
2.      Orang yang tergolong dalam LGBT merupakan mereka yang melakukan penyimpangan dan upaya perlawanan terhadap Tuhan.
3.      LGBT merupakan penyakit dan digolongkan dalam gaya hidup yang tidak sehat.
Dari wawancara diatas kami menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap mahasiswa dalam memandang fenomena LGBT di Indonesia. Dalam hal ini propaganda LGBT telah mempengaruhi sikap dan kepercayaan dalam menilai fenomena tersebut. Seperti halnya salah saatu narasumber kami mengatakan “Seharusnya keberadaan LGBT di hargai atas dasar kemanusiaan”  Mereka pasti sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah dan sayapun tidak membenarkan tindakan itu tetapi sebagai umat manusia kita harus menghargai manusia lain menghakiminya. dari sudut pandang Agama jelas salah tapi jika dilihat dari sudut pandang kemanusiaan yang menghakimi dan mendiskriminasi lah yang salah.


Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
menerima lgbt selama tidak mengganggu kita
setuju
0%
tidak setuju
0%
0
1.1K
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan