Perselingkuhan pasti bakal nyakitin hati pasangan, karena ini bentuk pengkhianatan. Hingga pada satu saat pasangan bisa kehilangan kepercayaan, apalagi kalau perselingkuhan tersebut terjadi berulang dan dianggap biasa oleh yang melakukannya.
Padahal bukan hal mudah untuk mengembalikan kepercayaan dari pasangan, Bakal butuh waktu yang lama, disertai bukti nyata, hingga kepercayaan bisa pulih kembali seperti sedia kala.

Merasa dikhianati, lama-lama bisa tumbuh dendam dan trauma. Hingga pasangan akan melakukan balas dendam. Untuk membalas sakit hati akhirnya ia juga bakal ikutan selingkuh. Jadilah mereka keluarga ahli selingkuh, karena selingkuh dibalas dengan selingkuh.

Bahkan jika pasangan tersebut akhirnya memutuskan untuk bercerai, perasaan trauma bisa akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya hingga memunculkan stigma negatif tentang lelaki maupun wanita.

Korban dari perselingkuhan tak hanya pasangan, tapi juga anak-anak. Apa yang dilakukan orang tua ini bisa merusak mental maupun melukai jiwa anak-anak.

Biasanya anak-anak belum siap jika harus menghadapi kenyataan jika orang tua yang sangat mereka hormati dan sayangi tega melakukan perselingkuhan atau penyelewengan.

Pasalnya bagi anak-anak, seorang ayah adalah simbol kebanggaan dan pahlawan, sedangkan seorang ibu adalah simbol kasih sayang.

Jiwa anak-anak yang terluka dan sakit hati lama-lama bisa berkembang menjadi sebuah trauma yang berkepanjangan.

Misalkan jika anak perempuan yang mengetahui perselingkuhan ayahnya, bisa jadi kelak ia takut menikah, karena takut suaminya melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ayahnya. Apalagi jika ia mengetahui bagaimana ibunya menderita akibat perselingkuhan sang ayah.

Kebahagiaan keluarga yang sudah dibangun bertahun-tahun, bisa hilang musnah dalam sekejap akibat perselingkuhan. Suami dan istri berada dalam suasana yang tidak nyaman berkepanjangan.

Suasana damai dan bahagia yang sudah mereka nikmati bersama, seakan-akan tidak ada lagi bekasnya sama sekali.

Seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan biasanya akan membuat pengeluarannya juga jadi membengkak. Pasalnya orang yang selingkuh sangat ingin membahagiakan pasangan selingkuhnya.

Apapun akan dilakukannya, demi membahagiakan pasangan selingkuhannya, hingga bisa sampai ke tingkat di luar batas kemampuannya. Makanya tak jarang seseorang jadi tergoda untuk melakukan korupsi atau jika terjadi korupsi dilingkungannya maka ia akan membiarkan hal itu terjadi bahkan turut menikmati.

Selain pengeluaran membengkak dan melakukan korupsi, mereka yang selingkuh seringkali menelantarkan keluarganya sendiri.

Jika seseorang melakukan perselingkuhan, tapi yang dilakukan itu dianggap hal yang wajar, tidak merasa salah, tidak merasa berdosa dan dianggap bukan hal yang aneh, maka rusaklah karakter orang tersebut.

Jika seseorang sudah hobi selingkuh, maka rusaklah karakter dirinya. Hingga tak ada lagi batas antara kebaikan dan keburukan. Jika karakter sudah rusak, masih adakah yang tersisa dalam diri seseorang?

Perselingkuhan yang 'dilestarikan' akan menambah dosa secara konsisten. Semakin banyak dosa, maka semakin banyak pula kebaikan yang hilang dari diri seseorang.

Bukan saja ancaman balasan siksa di akhirat, bahkan di dunia pun akibat tumpukan dosa sudah bisa dirasakan oleh pelakunya.

Jika seseorang menyadari maka dia akan mengetahui bahwa selingkuh itu sebenarnya akan menghancurkan banyak hal.