Berbekal menjalin hubungan yang cukup lama dengan doi, ane memberanikan diri untuk berbagi pengalaman di mana ane ingin agan harus mengetahuinya juga. Thread ini akan membahas mengenai seluk beluk bagaimana agan bersikap di depan camer (calon mertua) yang tepat. Thread ini ane dedikasikan untuk pemain baru dalam urusan cinta-mencintai. Jadi kalau agan sudah merasa "ahli" silahkan lengkapi thread ane melalui komen-komen di bawah.

Mengapa jangan bersiul? Mungkin bersiul bukan suatu hal yang negatif bagi agan. Tapi tahukah agan, bersiul di depan camer, apalagi agan baru pertama ng-apel, hal tersebut dianggap tidak sopan? Inget sebaiknya jangan. Bayangin pas agan dijamu dengan makan malam pertama dengan kedua ortu doi dan agan bersiul di depan mereka, gimana jadinya gan? Iya jangan lakuin. Percaya sama ane deh gan. 

Ngupil memang hal yang sah-sah saja dan memang manusiawi. Tapi tolonglah jangan sampai agan ngupil di depan camer. Contoh kasus agan ketahuan ngupil saat mau bersalaman dengan camer. Kebayang nggak sih, camer bakalan ilfeel sama agan? Inget ya, hindarin meskipun ane tahu kenikmatannya sungguh luar biasa.

Kebiasaan buruk satu ini memang harus sangat dihindari. Mulai dari remaja bahkan pemuda di Kota ane, untuk mengeluarkan kata janco*k sangatlah mudah. Janganlah kebiasaan buruk tersebut muncul saat agan bertemu camer. Camer akan menilai agan adalah anak yang tidak mengerti sopan santun. Pikiran yang akan menghinggapi mereka yaitu "Di depan saya (camer) saja misuh-misuh (suka mengumpat), apalagi pas nggak ada saya. Apalagi kalau dia ngawinin anak saya. Bisa KDRT mulu!" Nggak mau kan?

Kebiasaan kentut memang seharusnya ditanggalkan sejenak saat bertemu camer. Mungkin kentut bisa dimasukkan ke dalam satu kategori yang sama dengan ngupil. Meskipun sebuah kebiasaan yang jauh berbeda, tindakan ini masuk ke dalam kategori jorok. Mulai sekarang jangan kentut sembarangan ya gan. Apalagi kentut yang tidak berbunyi.

Kalau yang satu ini mungkin bagi sebagian orang sah-sah saja. Mungkin karena ayah si doi menawarkan rokok kepada agan, akhirnya agan menghisap juga tuh rokok. Tapi menurut pengalaman ane memacarin anak keluarga yang tidak merokok, hal ini harus sangat dihindari. Bukan hanya membuat ilfeel, hal terburuknya agan malah tidak direstui berhubungan dengan putrinya. "Gaji bulanan dipakai beli rokok terus. Kapan nabungnya? Kapan nikahnya? Gimana bisa bayarin anak sekolah nantinya?" Mungkin itu yang akan terbesit di kepala camer agan.