Selamat datang di thread ane gansis. Udah beberapa hari gak mood banget bikin thread, akhirnya kekumpul juga nih mood-nya. Semoga gak bosen-bosen ya baca thread ane (hehe). Thread kali ini masih gak jauh dari Jejepangan, spesifiknya sih sekarang ane mau ngomongin soal dunia per-manga-an.
Agan tau manga di atas? (kalo tau berarti kita seangkatan haha). Buat anak 90an pasti tau dong nama manga atau anime yang satu ini walaupun gak ngikutin banget. Nah ini adalah manga “Rurouni Kenshin” atau yang lebih dikenal dengan nama “Samurai X”. Buat yang belom familiar sama manga ini berikut sekilas infonya ….
Quote:
Sekilas Info
Samurai X diciptakan oleh seorang kreator bernama Nobuhiro Watsuki yang garis besar ceritanya tentang dunia seni pedang Jepang a.k.a Samurai pada era Meiji. Awalnya manga ini masuk ke majalah mingguan Shonen Jump tahun 1994, karena kepopulerannya akhirnya berhasil di bukukan menjadi 28 seri. Kalo di Indonesia sendiri baru terbit tahun 2002.
Saking populernya, manga ini pun sudah diadaptasi jadi anime, film layar lebar (baik animasi atau live action), sampai dibuat gamenya. Nah ini karakter utamanya, Kenshin Himura yang identik sama bekas luka di wajah berbentuk huruf X.
Quote:
Oke sekian sekilas infonya, masuk ke berita utamanya aja nih. Jadi tahun lalu, fans sang kreator (atau mangaka) ini dibuat kaget karena diberitakan sang mangaka a.k.a Watsuki sensei kena hukuman pidana penjara atau denda sejumlah uang.
Quote:
Emang dia ngapain gan kok dipenjara?
Jadi gini gan, sebelumnya (November tahun lalu) diberitakan kalo si mangaka ini menyimpan sejumlah DVD yang berisi konten pornografi dengan anak perempuan berusia kurang dari 15 tahun sebagai objeknya. Ditambah lagi dengan pengakuannya yang mengatakan kalo doi suka sama anak perempuan berusia antara sekolah dasar sampai SMP (wadaaaw!). Nah pengakuan dan kepemilikan tersebut yang mengindikasi bahwa doi emang ada kecenderungan secara seksual sama anak dibawah 15 tahun.
Kasus sempet simpang siur sampai akhirnya 27 Februari kemaren doi ditetapkan melakukan pelanggaran Japan’s Anti-Child Prostitution and Pornography Ordinance (ini kaya undang-undang kekerasan seksual anak kali ya kalo di Indonesia). Hukuman dari pelanggaran ini adalah pelaku harus menjalani masa penahanan selama beberapa waktu (minimal setahun) atau membayar denda 200.000 yen (26 juta rupiah, eh bener gak sih ane ngitungnya? haha).

Udah pasti sih doi pilih bayar denda. Nah banyak orang menganggap kalo hukuman ini terlalu mudah (dan murah mungkin) buat si mangaka karena doi bisa dengan mudah menghindari hukuman tahanan dengan membayar denda yang bisa dibilang sangat kecil buat dia. Mengingat manganya udah jadi franchiseselama kurang lebih 25 tahun (otomatis uangnya ngalir terus selama manga, anime atau gamesnya masih diminati dan laku keras), pasti uang denda segitu sihgak ada apa-apanya buat dia.
Tapi banyak juga masyarakat yang menilai kalo hukuman sebenarnya baru akan di mulai saat si mangaka menyelesaikan masalah ini. Walaupun ia telah membayar denda dan bebas, tentu karirnya sebagai kreator manga tak akan sama lagi. Hal ini dikarenakan media Jepang (maksudnya para penerbit) biasanya akan menghindari mangaka yang bermasalah apalagi kalo sampe kena kasus kriminal. Umumnya mereka akan mulai menjaga jarak dan sebisa mungkin tidak berhubungan atau bekerjasama dengan yang bersangkutan walaupun karya mangaka tersebut dinilai mampu menghasilkan keuntungan besar bagi mereka.
Well jadi semacam hukuman sosial gitu kali ya? Sayang banget sih karir yang besar hancur gara-gara satu kasus kriminal macam beginian. Yang sabar ya Watsuki Sensei, semoga kejadian ini bisa jadi pelajaran dan diambil hikmahnya.
Sumber: Wikipedia, SoraNews24
Gambar: Google