Sukses Versi Keluarga Gue dan Versi Gue Pribadi

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Sukses Versi Keluarga Gue dan Versi Gue Pribadi

999999999

12-03-2018 13:50

Sukses Versi Keluarga Gue dan Versi Gue Pribadi

Spoiler for Pre Post:
Sebelumnya gue minta maaf gak membawa daerah manapun. Secara gue bingung mau 'mewakili' Kebumen (di mana gue pernah 15-an tahun tinggal di sebuah desa di sini) atau Jakarta (tentu saja sesuai KTP, dan tempat kedua orang tua gue berada). Mewakili kesukuan pun bingung. Bokap memang asli Kebumen, tapi nyokap orang Lampung pendatang dari Jawa/Sunda, nyokap aja bingung. Yang jelas, nyokap mahir kedua bahasa daerah ini. Justru malah gak bisa bahasa asli Lampung . So, gue putuskan untuk menulis sukses versi keluarga gue ya...

Di keluarga besar gue, baik dari nyokap terutama di keluarga bokap, sukses itu tercapai beberapa hal berikut ini. Yang sayangnya, hampir semua berseberangan dengan pendapat gue pribadi:

#1 Gak Perlu Kuliah, Lulus Sekolah Langsung Cari Kerja

Spoiler for :

Source: caseyanthony.com

Di keluarga besar gue, bisa dikatakan hampir semuanya gak ada yang kuliah. Mindsetnya lulus SMA/SMK ya cari kerja. Mungkin salah satunya karena faktor biaya. Tapi bagi keluarga yang cukup mampu pun sama. Didoktrin untuk segera bekerja. Walhasil, kalau ada yang mau nekad kuliah biasanya ya biaya sendiri. Gak sepenuhnya ya sebagian.

Di sini gue yang gak setuju. Okelah, Bill Gates dan Mark Zuckerberg (et, susah amat sih namanya!) gak selesai kuliah, tapi kuliah tetaplah penting. Selain menambah ilmu dan ijazah akademik yang suka gak suka lebih dilihat di dunia kerja kita, pengalaman yang gak bakal di dapat di bangku SD-SMA. Beda system belajar dan tingkat kedewasaan teman-teman di kampus, akan menambah modal kita mengarungi kehidupan selanjutnya.

Gue pun salah satu 'korban' prinsip ini. Yang terpaksa gak kuliah dengan alasan biaya. Pas udah agak mampu pun dengan hasil keringat sendiri, umur udah kelewat jauh. Udah keburu males mikir. So, bagi yang masih duduk di bangku SMA/SMK, catet nih: Kuliah itu penting!

#2 Kerja Kantoran

Spoiler for :

Source: pinterest.co.uk

Mau jabatannya apa, asal kerja di kantor dan jam kerja kantor, di keluarga gue akan lebih dipandang. Apalagi kalau gajinya UMR syukur di atas UMR. Dan dari kategori ini, yang levelnya tertinggi adalah mereka yang bekerja sebagai PNS! Agak absurd juga sih, prinsip #1 Gak perlu kuliah. Tapi masa ngarep anaknya jadi PNS?

Gue sedikit sebel dengan prinsip yang ini. Emangnya kalau gue dagang sayur gerobak atau ojek online dengan income net sebulan 5 juta, kalah gitu sama sodara gue yang kerja di kantor tapi tiap tanggal 15 up mendadak akrab dan WA minjem duit?

Menurut gue, sukses itu bisa bekerja sesuai passion dan income yang tentu saja mencukupi.

#3 Segera Menikah

Spoiler for :

Source: jktpress.com

Siapa sih yang gak mau menikah? Yang udah menikah aja masih mau menikah lagi kok kalau bisa Tapi urusannya kan gak sesimple itu. Menyatukan 2 orang menjadi 1 kan gak mudah. Apalagi menyatukan 2 keluarga. Suka gak suka, setelah menikah, sang suami akan masuk ke keluarga istri. Begitupun sebaliknya. Kalau beda culture gimana? Apalagi kalau beda keyakinan dan suku.

Tapi di keluarga gue, asal udah menikah mah udah dikatakan sukses. Gak peduli abis menikah mereka kelilit utang atau berantem tiap malem karena belum siap.

Menurut gue, menikah atau belum tidak jadi patokan sukses. Ya bisa dikatakan sukses adalah Dia happy dengan hidupnya. Kalau udah siap mental dan materi ya go on. Kalau belum siap, apalagi calonnya belum ada ya gak perlu sampe bikin-bikin sayembara dan dicarikan jodoh sana-sini. Biarkan mengalir apa adanya.

Itulah sukses menurut keluarga gue dan menurut gue pribadi. Beda pendapat boleh kan?

Spoiler for After Post:
Dari ke 3 kriteria di atas, mungkin gue bisa dikatakan bukan orang sukses di mata keluarga gue. 1) Gue butuh waktu lama untuk bekerja setelah lulus SMA. Sekitar 2 tahun. Lontang-lantung pokoknya. 2)Kerja kantoran? Sekali doang. Itupun gak lama. Selebihnya gue lebih banyak self employee ketimbang kerja sama orang lain. 3) Menikah? Cukup telat. Ditargetin merit umur 23 sama keluarga. Gue baca dari kanan, karena gue merit umur 32 .