- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TGB M Zainul Majdi: Soal Pilpres, Allah SWT Sudah Tentukan Perjalanan Hidup Kita


TS
ntapzzz
TGB M Zainul Majdi: Soal Pilpres, Allah SWT Sudah Tentukan Perjalanan Hidup Kita

Ilustrasi-Tuan Guru Bajang (TGB)
Quote:
RMOL. Tuan Guru Bajang M. Zainul Majdi (45) atau yang lebih dikenal dengan TGB adalah Gubernur 2 periode Nusa Tenggara Barat (2008-2018). Dikenal sebagai Gubernur yang hafal Al-Quran, TGB juga menjabat sebagai Ketua Alumni Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir menggantikan Moh. Quraish Shihab. Nama TGB belakangan menguat sebagai sosok yang pantas maju dalam perhelatan Pilpres 2019. Bagaimana respons TGB terkait hal ini? Berikut wawancara dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Bagaimana anda menyikapi beberapa deklarasi dukungan masyarakat kepada anda untuk meramaikan Pilpres 2019?
Iya, saya mendengar hal itu. Alhamdulillah dan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya. Hingga saat ini saya fokus menyelesaikan tugas saya sebagai Gubernur di Nusa Tenggara Barat. Insya Allah, Allah SWT sudah menentukan perjalanan hidup kita dan sejarah yang mengarahkan.
Banyak kabar yang beredar anda dekat dengan Ustad Abdul Somad?
Ya, saya memang dekat dengan Ustad Abdul Somad, beliau adik kelas saya di Universitas Al-Azhar, kami bersaudara dan bahu membahu dalam kebaikan dan dakwah. Beliau sangat mencintai Indonesia dan tingkat toleransi beliau terhadap agama lain tinggi sekali, hanya saja memang bicaranya sering ceplas ceplos. Tapi orangnya sangat baik dan cerdas.
Bicara soal toleransi umat beragama, bagaimana pendapat Anda soal ini?
Alhamdulillah NTB ini merupakan daerah yang bisa menjadi laboratorium kerukunan umat beragama. NTB ini rumah seluruh umat. Saya memastikan kebijakan yang hadir di ruang publik tidak boleh diskriminatif. KeIslaman dan Keindonesiaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dan apa hasilnya?
Kami hidup dengan nyaman di NTB, apapun agamanya. Bahkan, saat MTQ Nasional ke-26, ada sumbangan ribuan lampion dari komunitas Tionghoa. Lampion ini terpasang panjang berkilo-kilo meter.
Ada pula dukungan konkrit dalam membantu pelaksanaan MTQ dari para pendeta Nasrani dan pecalang Hindu. Islam ini agama rahmat bagi alam semesta, bukan hanya bagi umat muslim tapi harus bisa juga menjadi rahmat bagi kaum non muslim, rahmatan lil alamin.
Kembali soal Pilpres, Presiden Jokowi beberapa kali ke NTB dan anda juga beberapa kali diundang ke Istana, apakah ada tawaran dari Presiden Jokowi untuk mendampingi beliau di 2019?
Saat beliau berkunjung ke NTB tujuannya untuk koordinasi dan dinas. Beliau sangat perhatian terhadap perkembangan pesat pariwisata di NTB terutama pembangunan di kawasan Mandalika. Demikian pula saat saya diundang ke Istana, kami membicarakan tentang isu NTB dan nasional termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Anda sempat berseberangan dengan Jokowi tentang impor beras, komentar anda?
Sebetulnya bukan berseberangan, saat itu saya hanya melaporkan kemampuan produksi beras oleh petani di NTB. Saya juga ingin kebijakan nasional bisa membuat petani di NTB lebih sejahtera.
Presiden memberikan respon positif terhadap laporan itu, alhamdulillah.
Anda kabarnya sudah melepas jabatan di Partai Demokrat, benarkah?
Saya sudah tidak menjabat sebagai Ketua DPD NTB Partai Demokrat, namun Ketua Umum, Pak SBY masih menginginkan saya sebagai anggota majelis tinggi Partai Demokrat.
Jadi bagaimana, di 2019 anda akan berpasangan denganJokowi sebagai Cawapres atau maju sebagai Capres?
Saya tidak pernah memimpikan sebuah jabatan, seperti yang sudah saya katakan tadi, ini Allah SWT yang menentukan dan sejarah yang mengarahkan. ***Sumber
Bagaimana anda menyikapi beberapa deklarasi dukungan masyarakat kepada anda untuk meramaikan Pilpres 2019?
Iya, saya mendengar hal itu. Alhamdulillah dan terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya. Hingga saat ini saya fokus menyelesaikan tugas saya sebagai Gubernur di Nusa Tenggara Barat. Insya Allah, Allah SWT sudah menentukan perjalanan hidup kita dan sejarah yang mengarahkan.
Banyak kabar yang beredar anda dekat dengan Ustad Abdul Somad?
Ya, saya memang dekat dengan Ustad Abdul Somad, beliau adik kelas saya di Universitas Al-Azhar, kami bersaudara dan bahu membahu dalam kebaikan dan dakwah. Beliau sangat mencintai Indonesia dan tingkat toleransi beliau terhadap agama lain tinggi sekali, hanya saja memang bicaranya sering ceplas ceplos. Tapi orangnya sangat baik dan cerdas.
Bicara soal toleransi umat beragama, bagaimana pendapat Anda soal ini?
Alhamdulillah NTB ini merupakan daerah yang bisa menjadi laboratorium kerukunan umat beragama. NTB ini rumah seluruh umat. Saya memastikan kebijakan yang hadir di ruang publik tidak boleh diskriminatif. KeIslaman dan Keindonesiaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dan apa hasilnya?
Kami hidup dengan nyaman di NTB, apapun agamanya. Bahkan, saat MTQ Nasional ke-26, ada sumbangan ribuan lampion dari komunitas Tionghoa. Lampion ini terpasang panjang berkilo-kilo meter.
Ada pula dukungan konkrit dalam membantu pelaksanaan MTQ dari para pendeta Nasrani dan pecalang Hindu. Islam ini agama rahmat bagi alam semesta, bukan hanya bagi umat muslim tapi harus bisa juga menjadi rahmat bagi kaum non muslim, rahmatan lil alamin.
Kembali soal Pilpres, Presiden Jokowi beberapa kali ke NTB dan anda juga beberapa kali diundang ke Istana, apakah ada tawaran dari Presiden Jokowi untuk mendampingi beliau di 2019?
Saat beliau berkunjung ke NTB tujuannya untuk koordinasi dan dinas. Beliau sangat perhatian terhadap perkembangan pesat pariwisata di NTB terutama pembangunan di kawasan Mandalika. Demikian pula saat saya diundang ke Istana, kami membicarakan tentang isu NTB dan nasional termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Anda sempat berseberangan dengan Jokowi tentang impor beras, komentar anda?
Sebetulnya bukan berseberangan, saat itu saya hanya melaporkan kemampuan produksi beras oleh petani di NTB. Saya juga ingin kebijakan nasional bisa membuat petani di NTB lebih sejahtera.
Presiden memberikan respon positif terhadap laporan itu, alhamdulillah.
Anda kabarnya sudah melepas jabatan di Partai Demokrat, benarkah?
Saya sudah tidak menjabat sebagai Ketua DPD NTB Partai Demokrat, namun Ketua Umum, Pak SBY masih menginginkan saya sebagai anggota majelis tinggi Partai Demokrat.
Jadi bagaimana, di 2019 anda akan berpasangan denganJokowi sebagai Cawapres atau maju sebagai Capres?
Saya tidak pernah memimpikan sebuah jabatan, seperti yang sudah saya katakan tadi, ini Allah SWT yang menentukan dan sejarah yang mengarahkan. ***Sumber
TGB.ID#TGBuntukIndonesia

Diubah oleh ntapzzz 09-03-2018 05:54
0
2K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan